Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Derita Ibu di Zona Konflik Gaza dan Hubungannya dengan Stunting

19 Januari 2024   19:45 Diperbarui: 19 Januari 2024   20:17 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh organisasi kemanusiaan di antaranya adalah:

Menyediakan fasilitas kesehatan, obat-obatan, vaksinasi, air bersih, dan makanan yang memenuhi gizi. Slain itu adalah memberikan layanan kesehatan mental dan dukungan psikososial bagi ibu hamil dan melahirkan yang mengalami stres, kecemasan, depresi, dan trauma. Berikutnya adalah mengadvokasi hak-hak dan kesejahteraan perempuan di zona perang dan konflik yang menghadapi kekerasan dari penjajah serta berkolaborasi dengan pemerintah, lembaga internasional, dan masyarakat sipil untuk meningkatkan akses kemanusiaan dan menghentikan perang dan konflik.

Pentingnya peran komunitas internasional dalam menghentikan perang dan konflik, menegakkan hukum internasional, dan mendukung hak-hak dan kesejahteraan ibu hamil dan melahirkan di zona perang dan konflik. Komunitas internasional, terutama PBB dan negara-negara anggotanya, memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk menghentikan perang dan konflik, menegakkan hukum internasional, dan mendukung hak-hak dan kesejahteraan ibu hamil dan melahirkan di zona perang dan konflik.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh komunitas internasional adalah:

Mengutuk dan menghukum pelaku perang dan konflik yang melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia, seperti Israel, Rusia, Taliban, dan lain-lain. Memberikan bantuan kemanusiaan, politik, dan ekonomi yang cukup dan tepat bagi negara-negara yang mengalami perang dan konflik, seperti Palestina, Afghanistan, Korea Utara, dan lain-lain. Berikutnya adalah Mendukung proses perdamaian, dialog, dan rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai, dengan melibatkan perempuan dan masyarakat sipil sebagai pemangku kepentingan. Terakhir adalah mendorong pembangunan demokrasi, hak asasi manusia, dan kesejahteraan sosial di negara-negara yang mengalami perang dan konflik, dengan menghormati hak-hak dan aspirasi rakyatnya .

Kondisi kesehatan ibu hamil dan melahirkan di Gaza dan Afghanistan

Gaza adalah wilayah yang dikuasai oleh Israel sejak tahun 1967, dan menjadi sasaran serangan militer Israel secara berkala. Gaza juga mengalami blokade ekonomi, politik, dan kemanusiaan oleh Israel, yang membatasi akses warga Gaza terhadap barang, bahan bakar, listrik, air bersih, makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada sekitar 250.000 wanita hamil di Gaza, yang membutuhkan layanan kesehatan reproduksi, tetapi banyak yang tidak dapat mengaksesnya karena kerusakan infrastruktur, kekurangan listrik, dan blokade Israel. Banyak wanita hamil yang mengalami komplikasi, infeksi, anemia, dan gizi buruk, yang berdampak pada kesehatan mereka dan bayi mereka. Banyak wanita hamil yang melahirkan di rumah, di jalan, atau di tempat-tempat yang tidak steril, tanpa bantuan medis yang profesional dan berkualitas. Banyak wanita hamil yang mengalami stres, kecemasan, depresi, dan trauma akibat kekerasan dan ketidakpastian yang mereka alami. Menurut data WHO, ada sekitar 5.000 kematian ibu dan 10.000 kematian bayi di Gaza akibat perang dan blokade Israel.

Afghanistan adalah negara yang mengalami perang saudara, invasi asing, dan terorisme sejak tahun 1979, yang menyebabkan kematian, luka-luka, pengungsian, dan kemiskinan bagi rakyatnya. Afghanistan juga mengalami krisis kesehatan, pendidikan, dan sosial, yang mempengaruhi hak-hak dan kesejahteraan perempuan dan anak-anak.

Menurut Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), ada sekitar 1.500.000 wanita hamil di Afghanistan, yang membutuhkan layanan kesehatan reproduksi, tetapi banyak yang tidak dapat mengaksesnya karena kurangnya fasilitas kesehatan, obat-obatan, vaksinasi, dan tenaga kesehatan. Banyak wanita hamil yang mengalami komplikasi, infeksi, perdarahan, dan eklampsia, yang berdampak pada kesehatan mereka dan bayi mereka. Banyak wanita hamil yang melahirkan di rumah, di jalan, atau di tempat-tempat yang tidak steril, tanpa bantuan medis yang profesional dan berkualitas. Wanita  hamil banyak yang mengalami stres, kecemasan, depresi, dan trauma akibat kekerasan dan ketidakpastian yang mereka alami.

Menurut data UNICEF, ada sekitar 15.000 kematian ibu dan 30.000 kematian bayi di Afghanistan akibat perang dan krisis kesehatan. Upaya organisasi kemanusiaan untuk membantu ibu hamil dan melahirkan di zona perang dan konflik. Beberapa organisasi kemanusiaan, seperti Bulan Sabit Merah Palestina, Middle East Children’s Alliance (MECA), Dana Penduduk PBB (UNFPA), UNICEF, dan lain-lain, telah berusaha memberikan bantuan dan dukungan bagi ibu hamil dan melahirkan di zona perang dan konflik. Selanjutnya mendukung proses perdamaian, dialog, dan rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai, dengan melibatkan perempuan dan masyarakat sipil sebagai pemangku kepentingan.

Anak korban perang dan stunting

Data menunjukkan bahwa prevalensi stunting dan batas stunting bervariasi di antara negara-negara yang mengalami perang dan konflik. Prevalensi stunting adalah persentase anak usia 0-59 bulan yang memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar WHO untuk anak seusia mereka. Batas stunting adalah tinggi badan rata-rata anak usia 5 tahun yang mengalami stunting di negara tersebut.

Afghanistan memiliki prevalensi stunting dan batas stunting yang tertinggi, yaitu 40,9% dan 97,5 cm. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak di Afghanistan mengalami kekurangan gizi kronis yang sangat parah akibat perang dan krisis kesehatan. Sebaliknya, Gaza memiliki prevalensi stunting dan batas stunting yang terendah, yaitu 10,2% dan 104,4 cm. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak di Gaza masih memiliki pertumbuhan fisik yang relatif normal, meskipun menghadapi perang dan blokade Israel.

Perbandingan dengan stunting di Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun