Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Teh Talua Tapai, Minuman Sehat Menghangatkan dari Ranah Minang

15 Januari 2024   17:35 Diperbarui: 3 Februari 2024   19:31 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi teh telur dari Sumatera Barat, teh talua. (Dok. Shutterstock/Yahdi Bin Rus via kompas.com)

Cerita itu juga menjadi awal dari pertemanan saya dengan seorang gadis cantik yang bernama Rani. Dia adalah seorang mahasiswi Sastra di kampus yang sama dengan saya. Dia duduk di meja sebelah saya di warung itu, dan mendengar percakapan saya dengan penjual.

Dia tidak bisa menahan tawanya, melihat ekspresi saya yang bingung dan kecewa. Dia meminta maaf, dan berkata bahwa dia juga berasal dari Minang, dan mengerti betapa sulitnya mencari teh talua di Palembang.

"Maaf ya, saya tidak bermaksud menertawakan Anda. Saya juga suka teh talua, tapi saya jarang menemukannya di sini. Biasanya saya bikin sendiri di kos," katanya dengan ramah.

"Oh, tidak apa-apa. Saya juga tidak marah kok. Saya malah senang ada yang bisa mengerti perasaan saya," jawab saya dengan senyum.

"Nama saya Rani, by the way. Saya mahasiswi Sastra semester tiga. Saya lihat Anda sering lewat di depan kampus saya. Anda mahasiswa Teknik Elektro, kan?" tanyanya dengan penasaran.

"Ya, benar. Nama saya Rizal. Saya mahasiswa Teknik Elektro semester empat. Saya senang berkenalan dengan Anda, Rani," sahut saya dengan sopan.

"Senang berkenalan dengan Anda juga, Rizal. Saya suka nama Anda. Itu nama pahlawan nasional kita, kan?" puji Rani dengan manis.

"Ya, itu nama pahlawan nasional kita. Tapi saya tidak sehebat dia, sih. Saya hanya seorang mahasiswa biasa yang suka teh talua," kata saya dengan rendah hati.

"Ah, jangan merendahkan diri sendiri. Saya yakin Anda punya bakat dan potensi yang besar. Saya suka orang yang tekun dan berani seperti Anda," ujar Rani dengan tulus.

"Terima kasih atas pujian Anda. Saya juga kagum dengan Anda. Saya suka orang yang cerdas dan kreatif seperti Anda," balas saya dengan jujur.

Kami pun saling tersipu, dan merasakan ada sesuatu yang berdenyut di dada kami. Kami merasa ada benang merah yang menghubungkan kami. Kami merasa ada kesempatan untuk menjadi lebih dari sekedar teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun