Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Capres, Pembelian Alutsista Bekas vs Baru (Bagian 2)

9 Januari 2024   12:00 Diperbarui: 9 Januari 2024   12:08 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tingkat keseringan terjadinya kecelakaan pada pesawat bekas memang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pesawat baru. Fenomena ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor krusial yang perlu diperhatikan, seperti:

Daya Tahan Pesawat: Pesawat bekas, yang telah menempuh masa penggunaan bertahun-tahun, cenderung memiliki tingkat daya tahan yang lebih rendah dibandingkan dengan pesawat baru. Kelemahan ini dapat mengakibatkan kerusakan lebih mudah atau kegagalan pesawat saat digunakan.

Keamanan Pesawat: Keamanan pesawat bekas juga rentan terhadap faktor-faktor tertentu, termasuk Kerusakan atau keausan pada komponen pesawat. Kehilangan atau kerusakan dokumen dan manual perawatan pesawat dan Perubahan teknologi yang membuat pesawat menjadi lebih rentan terhadap serangan.

Berbagai studi telah dilakukan untuk membandingkan tingkat keseringan terjadinya kecelakaan pada pesawat bekas dengan pesawat baru, antara lain:

  • Studi Angkatan Udara Amerika Serikat (2014): Studi ini menyimpulkan bahwa pesawat tempur bekas yang berusia 15 tahun atau lebih memiliki tingkat keseringan terjadinya kecelakaan 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pesawat tempur baru.
  • Studi RAND Corporation (2016): Penelitian ini menemukan bahwa pesawat tempur bekas yang berusia 20 tahun atau lebih memiliki tingkat keseringan terjadinya kecelakaan 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pesawat tempur baru.

Perlu dicatat bahwa tingkat keseringan terjadinya kecelakaan pesawat bekas dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kualitas perawatan pesawat, kualitas pilot, dan kondisi cuaca. Pesawat bekas yang mendapatkan perawatan optimal dan dioperasikan oleh pilot yang berpengalaman dapat mengurangi risiko kecelakaan.

Dengan demikian, meskipun sulit memberikan kesimpulan yang pasti, secara umum, penelitian mendukung pandangan bahwa tingkat keseringan terjadinya kecelakaan pada pesawat bekas cenderung lebih tinggi daripada pesawat baru. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah dan keputusan pembelian alutsista harus mempertimbangkan faktor ini secara serius.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun