Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Capres 2024: Pemahaman Konsep Pertahanan Terbaik

8 Januari 2024   10:58 Diperbarui: 8 Januari 2024   13:23 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Topik Debat

Debat Capres pada 7 Januari 2024 mengungkapkan perdebatan sengit terkait tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik. Para calon presiden (capres) diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasan dan solusi terkait isu-isu strategis yang menyangkut kepentingan nasional dan global Indonesia. Pertanyaan kunci yang muncul adalah: Siapa di antara ketiga capres yang paling memahami konsep pertahanan? Apa pandangan dan gagasan mereka mengenai isu-isu krusial seperti anggaran militer, kerjasama regional, dan Laut China Selatan?

Jalanya Debat

Debat dimulai dengan penyampaian visi-misi dan program kerja masing-masing capres. Performa penyampaian tersebut menjadi fokus utama dalam menilai kualitas dan kapabilitas para capres dalam menghadapi tantangan masa depan. 

Namun, satu momen krusial dalam debat ini adalah ketika muncul topik kontroversial mengenai pengadaan peralatan militer, terutama pesawat bekas dari Qatar. Rencana ini, meskipun ditunda, tetap menjadi sorotan perdebatan karena memperlihatkan kelemahan Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Prabowo Subianto, dan sekaligus menjadi momen ketidaksetujuan dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo terhadap ide tersebut.

Kementerian Pertahanan memutuskan untuk membeli 12 unit pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar dengan nilai kontrak sekitar Rp 12 triliun. Alasan di balik pembelian pesawat bekas adalah untuk menutup kekurangan kesiapan tempur TNI Angkatan Udara, di mana sejumlah pesawat habis masa pakainya atau perlu diperbaiki. 

Prabowo Subianto menganggap keputusan ini sebagai solusi mendesak, mengingat pengadaan pesawat baru memerlukan waktu yang lama. Ia membantah bahwa penundaan rencana pembelian tersebut dilakukan agar tidak menjadi bahan serangan dalam debat capres.

Anies Baswedan mengkritik kebijakan Kementerian Pertahanan, menyatakan bahwa pembelian pesawat bekas dengan harga tinggi adalah tindakan yang tidak efisien dan tidak sesuai dengan kebutuhan Indonesia. Anies juga menyoroti masalah ketergantungan Indonesia terhadap alutsista impor, yang dianggapnya dapat mengancam kedaulatan dan keamanan nasional. 

Sementara itu, Ganjar Pranowo menolak ide pembelian pesawat bekas dari Qatar dan mengusulkan fokus lebih besar pada pengembangan industri pertahanan dalam negeri melalui keterlibatan perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan swasta. Ia juga berjanji untuk meningkatkan anggaran pertahanan dan kesejahteraan prajurit TNI jika terpilih sebagai presiden.

Dalam dialog dengan pembaca, terungkap bahwa Prabowo Subianto menekankan pentingnya memahami prinsip dasar pertahanan dan konsep pertahanan militer. Namun, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo lebih tertarik pada konsep pertahanan yang lebih luas, seperti pertahanan sumber pangan, pertahanan keluarga dari serangan digital, dan pertahanan kolektif antar negara ASEAN.

Analisis ini membuka ruang bagi pemirsa untuk lebih memahami perbedaan pandangan dan gagasan ketiga capres terkait isu pertahanan. Debat ini menyoroti betapa pentingnya bagi masyarakat untuk terus memantau dan mendalami platform dan sumber berita yang dapat memberikan informasi yang mendalam dan terpercaya mengenai visi dan rencana kerja para calon presiden. Dengan demikian, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan beralasan saat memilih pada Pemilihan Presiden 2024.

Prinsip dasar pertahanan dan konsep pertahanan militer

Prabowo menyoroti pentingnya memahami prinsip dasar pertahanan dan konsep pertahanan militer, tetapi Anies dan Ganjar lebih tertarik pada konsep pertahanan yang lebih luas, mencakup aspek seperti pertahanan sumber pangan, pertahanan keluarga dari serangan digital, dan pertahanan kolektif antar negara ASEAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun