Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Siapa Unggul dalam Debat Capres-Cawapres Pertama?

13 Desember 2023   15:49 Diperbarui: 13 Desember 2023   15:49 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Debat dan Materi 

Debat capres-cawapres pertama yang digelar pada 12 Desember 2023 membahas tema-tema seputar hukum, HAM, pemerintahan, pemberantasan korupsi, dan penguatan demokrasi. Debat ini menampilkan tiga capres yaitu Anies Baswedan (nomor urut 1), Prabowo Subianto (nomor urut 2), dan Ganjar Pranowo (nomor urut 3). Masing Capres juga didampingi oleh Cawapres masing-masing yang duduk di kursi yang telah disiapkan.

Poin penting terkait materi debat dari masing-masing calon presiden adalah:

  • Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memiliki 10 poin program terkait hukum dan ham, antara lain: memperbaiki substansi dan harmonisasi peraturan perundang-undangan, menghadirkan kepastian hukum yang tidak diskriminatif, memastikan penegakan hukum berjalan secara manusiawi dan berkeadilan, mempercepat reformasi hukum di empat area prioritas, memperkuat kesadaran hukum masyarakat, menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran ham, mengembalikan fungsi lembaga ham, menghapus praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, membangun sistem pencegahan dan pemberantasan korupsi yang efektif, dan meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi aparat penegak hukum.
  • Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memiliki lima poin program terkait hukum dan ham, yaitu: menjamin supremasi hukum dan keadilan sosial, menegakkan hukum secara tegas dan adil, menuntaskan kasus-kasus pelanggaran ham, memperkuat lembaga ham, dan memberantas korupsi secara sistematis dan berkelanjutan.
  • Ganjar Pranowo-Mahfud MD memiliki tujuh poin program terkait hukum dan ham, antara lain: menyelaraskan peraturan perundang-undangan dengan konstitusi, membangun sistem hukum yang berkeadilan, berintegritas, dan berwibawa, menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran ham secara transparan dan akuntabel, memperkuat lembaga ham dan memberikan perlindungan bagi aktivis ham, memberantas korupsi secara komprehensif dan preventif, membangun sistem pencegahan dan pemberantasan terorisme yang efektif dan berbasis hak asasi manusia, dan meningkatkan kualitas dan kesejahteraan aparat penegak hukum.

Debat ini berlangsung selama dua jam dengan format tanya-jawab antara panelis dan capres-cawapres, serta diskusi terbuka antara capres-cawapres. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan dua jurnalis TVRI, Velerina Daniel dan Ardianto Wijaya Kusuma sebagai moderator debat perdana capres-cawapres di Pilpres 2024. Debat ini menghadirkan berbagai poin penting yang disampaikan oleh masing-masing pasangan capres-cawapres, seperti:.

Debat ini juga mendapat berbagai tanggapan dari publik, baik melalui media sosial maupun survei. Beberapa tanggapan tersebut antara lain:

  • Debat ini dinilai cukup menarik dan informatif, namun kurang berapi-api dan dinamis. Hal ini dikarenakan format debat yang terlalu kaku dan tidak memberikan ruang untuk interaksi antara capres-cawapres.
  • Debat ini juga menunjukkan adanya perbedaan gaya dan karakter antara capres-cawapres. Anies Baswedan dinilai lebih santun dan berwibawa, Prabowo Subianto lebih tegas dan berani, dan Ganjar Pranowo lebih santai dan humoris.
  • Debat ini juga menghasilkan beberapa pernyataan yang menjadi sorotan publik, seperti janji Prabowo Subianto untuk menghapus utang Indonesia, klaim Anies Baswedan tentang keberhasilan program OK OCE, dan sindiran Ganjar Pranowo tentang kasus korupsi yang menimpa lawan-lawannya.

Debat Capres di Berbagai Belahan Dunia

Debat capres-cawapres di Indonesia memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan debat capres-cawapres di berbagai negara lain. Berdasarkan hasil pencarian web saya, berikut ini adalah beberapa perbedaan yang sering disebutkan oleh para pengamat:

Format debat: Di Indonesia, debat dilakukan bersama-sama antara capres dan cawapres, dengan jumlah debat yang bervariasi setiap periode. Di Amerika Serikat, debat dilakukan terpisah antara calon presiden dan calon wakil presiden. Dua calon presiden akan berdebat sebanyak tiga kali dan dua calon wakil presiden akan berdebat satu kali. Di Eropa, debat dilakukan di kantor parlemen, stasiun televisi, atau universitas. Di Afrika, debat jarang diselenggarakan, karena banyak negara yang masih mengalami konflik, ketidakstabilan, atau kecurangan pemilu. Di Australia, debat dilakukan di National Press Club, sebuah organisasi yang beranggotakan wartawan dan media massa. Di Kanada, debat dilakukan di studio televisi, dengan moderator yang berasal dari media massa.

Waktu debat: Di Indonesia, waktu debat dibatasi oleh KPU, dengan durasi yang berbeda-beda untuk setiap sesi. Di Amerika Serikat, para calon yang berdebat diberi keleluasaan waktu untuk mengemukakan gagasan mereka. Tidak ada time keeper yang membatasi durasi berbicara mereka. Di Eropa, waktu debat bervariasi tergantung pada negara dan media penyelenggara. Di Afrika, waktu debat juga bervariasi tergantung pada negara dan kondisi politik. Di Australia, waktu debat biasanya sekitar satu jam. Di Kanada, waktu debat biasanya sekitar dua jam.

Topik debat: Di Indonesia, topik debat ditentukan oleh KPU, dan para calon hanya boleh menjawab pertanyaan yang sesuai dengan topik tersebut. Di Amerika Serikat, topik debat ditentukan oleh moderator yang berasal dari media massa. Moderator juga berhak menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terkait dengan topik yang telah ditetapkan1. Di Eropa, topik debat bervariasi tergantung pada negara dan isu-isu yang sedang hangat. Di Afrika, topik debat juga bervariasi tergantung pada negara dan isu-isu yang relevan. Di Australia, topik debat biasanya meliputi isu-isu seperti ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan pendidikan. Di Kanada, topik debat biasanya meliputi isu-isu seperti perubahan iklim, hubungan internasional, dan hak asasi manusia.

Gaya debat: Di Indonesia, debat capres-cawapres cenderung lebih sopan dan formal. Para calon lebih fokus pada program, visi, dan misi mereka. Mereka jarang menyerang pribadi lawan mereka, dan lebih menghormati giliran berbicara. Di Amerika Serikat, debat capres-cawapres cenderung lebih agresif dan personal. Para calon sering menyerang pribadi, karakter, dan rekam jejak lawan mereka. Mereka juga sering mengintervensi, menyela, atau mengejek lawan mereka saat berbicara. Di Eropa, debat capres-cawapres cenderung lebih sopan dan beradab, meskipun kadang-kadang ada juga yang saling menyerang secara verbal. Di Afrika, debat capres-cawapres cenderung lebih dem

Di Afrika, debat capres-cawapres cenderung lebih demokratis dan transparan, karena melibatkan pertanyaan dari publik, panelis, dan media sosial. Di Australia, debat capres-cawapres cenderung lebih santai dan humoris, karena para calon sering menggunakan lelucon atau sindiran untuk menarik perhatian. Di Kanada, debat capres-cawapres cenderung lebih dinamis dan interaktif, karena para calon sering berdebat secara langsung dan saling menantang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun