Gandhi menandai teknologi politik khas yang diperjuangkannya. Ketika mengusulkan 'republik desa', menginginkan pilihan teknologinya  untuk mewujudkan nilai-nilai otonomi  terdesentralisasi,  kesetaraan, rantai  terbatas dalam produksi dan  konsumsi, padat karya  dan  sensitivitas ekologis.  Selain menolak determinisme teknologi dan  menempatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara kontekstual, ia menekankan keunggulan produsen dan pengguna, agen ilmuwan,  pilihan  area penelitian dan desain  artefak.
Gagasan Gandhi tentang  reformasi  teknologi  didasarkan pada keyakinan fundamentalnya  tentang tujuan sains dan teknologi : 'untuk memungkinkan manusia bekerja di sepanjang garis di mana alam semesta bergerak' (Kumarappa,  1945a, hal. 119). Karena 'setiap penyimpangan' akan mengarah pada 'kekerasan dan kekacauan', tujuan dasar sains adalah untuk meningkatkan koeksistensi berkelanjutan antara manusia dan non-manusia. Ilmu pengetahuan modern secara kritis dipandang dengan dua alasan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya,  bagi Gandhians, itu menandai  penyimpangan dari  prinsip  dasar hubungan  alam-manusia.  Pada pemanfaatan  sumber daya, misalnya, Kumarappa  menunjukkan  bahwa 'penggunaan ilmiah resources harus berarti bahwa kita mendapatkan manfaat penuh dari apa yang kita temukan di sekitar kita' (Kumarappa,  1947, hlm. 4)
Bagi Gandhi, sains dan teknologi, seperti artikulasi sosial dan politik mereka yang lain, sangat terintegrasi ke dalam pemahaman alam. Mereka mendefinisikan aspek-aspek fundamental dari cita-cita politik dan ekonomi mereka yang luas  seperti kebenaran, tanpa kekerasan, kemandirian, desentralisasi, ekonomi desa mandiri, industri  pedesaan dan skala kecil, dan praktik pertanian berkelanjutan berdasarkan hubungan alam-manusia. Itu juga tetap sebagai dasar di manaide-ide spiritualitas dan moralitas dimasukkan ke dalam konteks politik, hubungan sosial dan bahkan artefak yang lebih besar. Alam adalah 'kebenaran' yang mendasari, sumber dan patokan dasar untuk melegitimasi argumen  mereka.  Sains dan teknologi,  dengan demikian, adalah  sarana menuju kebenaran.
Pendekatan Gandhi terhadap Swadeshi atau tekniknologi yang setara: Konseptualisasi terkait dengan kebutuhan hidup. Kita telah sadar akan teknologi sebagai suatu teknik dalam mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan informasi yang dapat memberikan manfaat yang besar bagi manusia selama teknologi tersebut digunakan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun, perlu dipahami juga bahwa teknologi dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak digunakan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Menurut Mahatma Gandhi, hindarilah penggunaan Teknologi jika
- Mencari kesenangan tersendiri, demi kepentingan diri
- Membuat manusia enggan beraktivitas
- Terpengaruhi psikologi perilaku
- Mengarah pada sisi kegelapan
- Mengubah citra dan identitas diri di tengah masyarakat
Namun tak menutup kemungkinan terdapat kebermanfaatan teknologi Menurut Mahatma Gandhi  diantaranya seperti:
- Tidak memisahkan nilai tradisional yakni kebaikan
- Menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi kehidupan masyarakat yakni dengan memberikan fasilitas secara spiritual dan multidimensional
- Pertukaran antara teknologi dan kehidupan etis dapat diusulkan dengan moralitas kehidupan manusia
- Siklus teknologi tersebut mampu mempengaruhi generasi mendatang
- Teknologi di peruntukan bagi semua orang, sehingga meningkatkan kapasitas intelektual seseorang dalam mencapai informasi
- Teknologi tepat guna  dirancang untuk dan disesuaikan dengan aspek lingkungan, etika, budaya, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat tersebut. Dari tujuan yang dicari, teknologi yang sesuai harus menggunakan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan memiliki dampak lingkungan yang minimal dibandingkan dengan teknologi umum.Ada beberapa kriteria agar suatu teknologi dapat dikategorikan sebagai teknologi tepat guna. Antara lain adalah sebagai berikut
- 1. Teknologi ini dapat digunakan dari sumber yang tersedia di berbagai lokasi.
- 2. Teknologi yang digunakan sesuai dan sesuai dengan kondisi sosial ekonomi yang ada.
- 3. Teknologi dapat digunakan untuk memecahkan masalah sosial.
- 4. Masyarakat dapat mempelajari, menggunakan dan memelihara teknologi tepat guna. Â Â
Maka dari itu, fungsi diciptakannya teknologi tepat guna bagi masyarakat adalah sebagai berikut.
- A. Teknologi yang tepat dapat mengatasi permasalahan masyarakat dengan menyesuaikan dengan kebutuhannya.
- B. Teknologi tepat guna digunakan dan dipelihara dengan baik oleh masyarakat.
- C. Teknologi yang sesuai dapat menciptakan nilai tambah dari sudut pandang ekonomi.
- D. Teknologi yang tepat dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan
Menghadirkan teknologi sebagai solusi untuk memecahkan masalah manusia adalah tujuan utama penggunaan teknologi secara tepat. Menurut Warsita (2008:135), teknologi informasi terdiri dari sarana, infrastruktur (hardware, software, useware), sistem dan cara. Lebih lanjut Lantip dan Riyanto (2011: 4) juga menyatakan tentang teknologi informasi: Didefinisikan sebagai pengetahuan bidang berbasis informasi komputer yang perkembangannya sangat pesat. Uno dan La Tengo (2011:57.
Selain itu, mengolah data menggunakan teknologi informasi. Mengolah, mengambil, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang relevan, akurat, dan berkualitas tinggi secara berkala.
Berkaitan dengan Pengetahuan mengenai teknologi informasi bukan sekadar pengetahuan secara teknis, akan tetapi lebih pada kekuatannya secara strategis. Teknologi informasi yang diterapkan tersebut harus acceptable, artinya dapat diterima oleh semua orang yang akan menggunakannya. Jika perkembangan teknologi tidak acceptable, maka dapat menimbulkan perilaku yang tidak diharapkan seperti resistance to change (penolakan terhadap perubahan).
Resistance to change muncul karena tidak semua orang mudah menerima perubahan dan menganggap bahwa adanya perubahan berarti hambatan, bahkan dapat merupakan ancaman. Resistance to change juga dapat timbul karena kurangnya pengetahuan atau ketidakmampuan dalam mengoperasikan teknologi informasi yang baru. Sebaliknya, bagi orang-orang yang dinamis, perkembangan teknologi informasi merupakan dorongan untuk semakin mengembangkan diri.