Mohon tunggu...
Aulia Rahmah
Aulia Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Gizi Universitas Airlangga

do good and good will come to you~

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fenomena Remaja Jompo, Jangan-Jangan Gejala Anemia?

14 Januari 2022   18:13 Diperbarui: 14 Januari 2022   18:20 3409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.tiktok.com/ @hii_bymax

Jompo merupakan istilah yang sering digunakan sebagai sebutan bagi orang yang sudah tua atau lansia. Menurut KBBI, jompo memiliki arti tua sekali dan sudah lemah fisiknya. Orang jompo biasanya memiliki fisik yang lemah dan cepat lelah walaupun hanya melakukan sedikit aktivitas, seperti yang sering dialami para lansia karena usianya yang sudah renta.

Namun, belakangan ini istilah jompo ramai digunakan oleh kalangan remaja yang menjuluki diri mereka sebagai "remaja jompo". Fenomena ini muncul sebagai lelucon di kalangan remaja karena banyak remaja merasakan kondisi yang serupa dimana tubuh cepat lelah, letih, pegal-pegal, bahkan nyeri pada beberapa bagian tubuh setelah melakukan aktivitas sehari-hari layaknya orang jompo.

Seolah menjadi tren, banyak para remaja di TikTok yang membuat konten candaan berisikan curahan hati tentang kondisi fisiknya dengan hashtag #remajajompo. Misalnya, video unggahan akun TikTok @hii_bymax yang menunjukkan starter pack remaja jompo seperti minyak kayu putih, minyak angin, krim oles, koyo, dan lain-lain lengkap dengan keterangan "Persatuan Remaja Jompo Indonesia" di dalam videonya. 

Sumber: www.tiktok.com/ @ilfyox
Sumber: www.tiktok.com/ @ilfyox

Ada pula konten yang baru-baru ini diunggah akun TikTok @ilfyox, di dalam video tersebut ia mengeluhkan kondisi fisiknya yang sekarang dirasa lebih cepat lelah dibandingkan dahulu disertai caption "remaja jompo qq". Komentar para netizen pun beragam, banyak netizen usia remaja yang terhibur dan mengaku relate dengan kondisi yang dialami remaja jompo lainnya.

Walaupun hanya sebagai candaan, fenomena remaja jompo di kalangan muda ini perlu ditindaklanjuti. Bisa jadi kondisi yang dirasakan para remaja jompo merupakan gejala anemia.

Memangnya, apa yang dimaksud dengan anemia?

Sumber: www.canva.com
Sumber: www.canva.com

Anemia atau kurang darah adalah keadaan yang ditandai dengan kurangnya kadar hemoglobin di dalam tubuh. Hemoglobin merupakan salah satu komponen dalam sel darah merah/ eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen diperlukan oleh jaringan tubuh untuk menjalankan fungsinya. Jika kadar hemoglobin kurang, oksigen yang beredar di seluruh tubuh juga kurang sehingga daya tahan tubuh, kebugaran, ketangkasan, produktivitas, dan prestasi belajar dapat menurun.

Anemia dapat disebabkan oleh defisiensi zat gizi (zat besi, asam folat, dan vitamin B12), infeksi penyakit kronis, pendarahan, maupun hemolitik. Di Indonesia, umumnya anemia disebabkan oleh kurangnya konsumsi protein hewani sehingga terjadi defisiensi zat besi, dimana zat besi berperan penting untuk pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel darah merah/ eritrosit.

Menurut data Riskesdas (2018), prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia sangat tinggi yaitu 48,9% dengan proporsi anemia pada kelompok umur 15-24 tahun dan 25-34 tahun. Remaja putri lebih berisiko terkena anemia dibandingkan remaja putra karena setiap bulannya kehilangan darah melalui menstruasi. Selain itu, remaja putri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat untuk meningkatkan pertumbuhannya. Apalagi jika remaja putri melakukan diet keliru yang bertujuan untuk menurunkan berat badan, misalnya dengan mengurangi asupan protein hewani yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin darah, maka kemungkinan terjadinya anemia semakin tinggi.

Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia biasa disebut 5L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala dan pusing ("kepala muter"), mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, cepat capai serta sulit konsentrasi. Secara klinis penderita anemia ditandai dengan "pucat" pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku, dan telapak tangan.

Nah, gejala-gejala tersebut sering dikeluhkan oleh para remaja yang melabeli dirinya sebagai "remaja jompo". Perlu diingat bahwa anemia bukan masalah kesehatan sepele yang bisa dibiarkan begitu saja, karena dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap kondisi kesehatan seseorang dan keturunannya. Remaja putri yang mengalami anemia berisiko menjadi ibu hamil dengan anemia sehingga berisiko pula melahirkan anak dengan BBLR (berat badan lahir rendah), stunting, dan masih dampak buruk lainnya.

Jika kamu merasakan gejala anemia yang disebutkan tadi segera periksakan kadar hemoglobin-mu untuk mendapatkan penanganan yang tepat, ya!

Lantas, apa yang dapat dilakukan remaja agar tidak lagi menjadi jompo dan kembali produktif bebas dari anemia?

Sumber: Dokumen pribadi  (www.canva.com)
Sumber: Dokumen pribadi  (www.canva.com)

Berikut ini ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mencegah anemia, di antaranya:

  1. Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi

    Remaja perlu menerapkan pola makan bergizi seimbang yang terdiri dari aneka ragam makanan, terutama pangan hewani maupun nabati yang kaya zat besi dalam jumlah yang cukup sesuai dengan AKG. Makanan yang kaya sumber zat besi dari hewani contohnya hati, ikan, daging, dan unggas, sedangkan dari nabati yaitu sayuran berwarna hijau tua dan kacang-kacangan.

  2. Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B12 dan asam folat

    Melalui penerapan pola makan bergizi seimbang yang terdiri dari aneka ragam makanan, kebutuhan akan vitamin B12 dan asam folat juga dapat terpenuhi karena zat gizi ini umum terkandung dalam berbagai jenis makanan seperti nasi, sereal, protein hewani, sayuran, dan susu.

  3. Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C

    Ternyata penyerapan zat besi sumber pangan nabati dalam tubuh lebih rendah dibandingkan dengan hewani, maka untuk meningkatkan penyerapannya dapat dengan mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, jambu, mangga, dan lain-lain. Perlu diketahui juga bahwa penyerapan zat besi dapat dihambat oleh zat lain, seperti tanin, fosfor, serat, kalsium, dan fitat sehingga hindari kombinasi makanan dengan zat gizi yang berlawanan seperti bakso (mengandung zat besi) dan teh (mengandung tanin), lebih baik jika teh tersebut diganti dengan es jeruk (mengandung vitamin C).

Di era new normal ini, banyak remaja yang sudah mulai beraktivitas normal karena dimulainya pembelajaran tatap muka secara luring. Remaja mengeluhkan kondisi fisiknya yang dirasa melemah dan cepat lelah padahal baru sedikit beraktivitas. Jika dibandingkan dengan awal pandemi yang mengharuskan remaja menjalani sekolah maupun perkuliahan secara online, remaja lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya daripada di dunia nyata sehingga tubuh pun kurang bergerak dan banyak remaja lebih memilih rebahan ketimbang berolahraga. Hal ini juga yang mendorong kondisi fisik remaja menjadi semakin lemah padahal masih dalam usia muda.

Oleh karena itu, agar memiliki tubuh yang prima dan menjadi remaja produktif diperlukan konsumsi beragam jenis makanan bergizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh dan rutin berolahraga. Jangan sia-siakan masa mudamu dan jagalah kesehatan dari sekarang agar tidak menyesal di hari tua. Salam sehat dan tetap semangat!

Referensi:

Fitriany, J. dan Amelia I. S. 2018. "Anemia Defisiensi Besi". Jurnal Averrous [Online], 4 (2), (https://ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/view/1033)

Harahap, N. R. 2018. "The Related Factors to The Occurrence of Anemia In Teenage Girls". Nursing Arts [Online], 12 (2), 78-90, (https://poltekkes-sorong.e-journal.id/nursingarts/article/view/78)

Kemenkes RI. 2018. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun