Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia biasa disebut 5L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala dan pusing ("kepala muter"), mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, cepat capai serta sulit konsentrasi. Secara klinis penderita anemia ditandai dengan "pucat" pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku, dan telapak tangan.
Nah, gejala-gejala tersebut sering dikeluhkan oleh para remaja yang melabeli dirinya sebagai "remaja jompo". Perlu diingat bahwa anemia bukan masalah kesehatan sepele yang bisa dibiarkan begitu saja, karena dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap kondisi kesehatan seseorang dan keturunannya. Remaja putri yang mengalami anemia berisiko menjadi ibu hamil dengan anemia sehingga berisiko pula melahirkan anak dengan BBLR (berat badan lahir rendah), stunting, dan masih dampak buruk lainnya.
Jika kamu merasakan gejala anemia yang disebutkan tadi segera periksakan kadar hemoglobin-mu untuk mendapatkan penanganan yang tepat, ya!
Lantas, apa yang dapat dilakukan remaja agar tidak lagi menjadi jompo dan kembali produktif bebas dari anemia?
Berikut ini ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mencegah anemia, di antaranya:
- Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
Remaja perlu menerapkan pola makan bergizi seimbang yang terdiri dari aneka ragam makanan, terutama pangan hewani maupun nabati yang kaya zat besi dalam jumlah yang cukup sesuai dengan AKG. Makanan yang kaya sumber zat besi dari hewani contohnya hati, ikan, daging, dan unggas, sedangkan dari nabati yaitu sayuran berwarna hijau tua dan kacang-kacangan.
- Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B12 dan asam folat
Melalui penerapan pola makan bergizi seimbang yang terdiri dari aneka ragam makanan, kebutuhan akan vitamin B12 dan asam folat juga dapat terpenuhi karena zat gizi ini umum terkandung dalam berbagai jenis makanan seperti nasi, sereal, protein hewani, sayuran, dan susu.
Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C
Ternyata penyerapan zat besi sumber pangan nabati dalam tubuh lebih rendah dibandingkan dengan hewani, maka untuk meningkatkan penyerapannya dapat dengan mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, jambu, mangga, dan lain-lain. Perlu diketahui juga bahwa penyerapan zat besi dapat dihambat oleh zat lain, seperti tanin, fosfor, serat, kalsium, dan fitat sehingga hindari kombinasi makanan dengan zat gizi yang berlawanan seperti bakso (mengandung zat besi) dan teh (mengandung tanin), lebih baik jika teh tersebut diganti dengan es jeruk (mengandung vitamin C).
Di era new normal ini, banyak remaja yang sudah mulai beraktivitas normal karena dimulainya pembelajaran tatap muka secara luring. Remaja mengeluhkan kondisi fisiknya yang dirasa melemah dan cepat lelah padahal baru sedikit beraktivitas. Jika dibandingkan dengan awal pandemi yang mengharuskan remaja menjalani sekolah maupun perkuliahan secara online, remaja lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya daripada di dunia nyata sehingga tubuh pun kurang bergerak dan banyak remaja lebih memilih rebahan ketimbang berolahraga. Hal ini juga yang mendorong kondisi fisik remaja menjadi semakin lemah padahal masih dalam usia muda.
Oleh karena itu, agar memiliki tubuh yang prima dan menjadi remaja produktif diperlukan konsumsi beragam jenis makanan bergizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh dan rutin berolahraga. Jangan sia-siakan masa mudamu dan jagalah kesehatan dari sekarang agar tidak menyesal di hari tua. Salam sehat dan tetap semangat!