Dalam sebuah pendapat tokoh Islam bernama Ibnu Abi Rabi', ia mengatakan bahwa manusia membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan alaminya, hal ini membuat manusia menjadi makhluk sosial yang saling membutuhkan, baik dalam bidang pangan, sandang,reproduksi pelayanan kesehatan dll. dalam hal ini ia juga menyatakan bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan bentuk yang demikian dan dilengkapi dengan raja atau pemimpin yang mengatur hak serta kewajibannya di dunia.
Hal ini ditujukan untuk menjaga tata tertib dan kedamaian didunia, serta mengikis berbagai bentuk kekerasan dan kezaliman yang ada. Â Ini cukup menguatkan perbedaan pandangan Islam dan realisme dalam memandang manusia, mereka (Realisme) lebih condong mengarahkan manusia pada sifat yang sekular bebas dari kekangan aturan Tuhan.
Dalam Islam manusia juga diartikan sebagai :
Human being is the superior most creature of Allah. The superiority is not physical but spiritual. Human being have developed faculty of understanding, which enables them to comprehend the reality, distinguish between right and wrong.
Di lain sisi, penciptaan manusia memang sangat lengkap dari unsur materi dan unsur yang tersembunyi didalam materi tersebut. Manusia diciptakan dari tanah bisa diartikan mewakiliki seluruh sifat yang terdapat dalam diri mereka yang manusiawi, namun keseluruhan sifat dan keinginan itu telah dirancang khusus dengan aturan peribadatan kepada Allah Yang Menciptakan mereka. Aturan tersebut menjadi bentuk pembatas dan petunjuk yang mengarahkan sifat manusia tersebut kedalam hal-hal yang benar.
Human beings, according to Islamic doctrine of creation, are made of two elements. One is clay and the other is the spirit of Allah. Clay being the lowest element represents the drive, desires, ambitions, and egoistic traits that the lead them such a state where they learn to respond only to these needs and get physical pleasure that is of temporary nature. Spirit of Allah being the highest and the purest element leads human beings to such a state where they learn to respond to the command of Allah (Swt). Â Â
Tidak menafikan bahwa manusia memiliki sifat yang condong ke negatif, Ibnu Abi Rabi' memandang bahwa manusia memiliki sebab untuk jatuh dalam tindak kejahatan. Dalam hal ini ia mengklasifikasikan kejahatan menjadi tiga hal. Pertama,kejahatan yang berasal dari individu manusia itu; kedua,kejahatan yang berasal dari masyarakat diantara individu itu; kemudian ketiga, kejahatan dari masyarakat luar.
Namun berbeda dengan realisme, Islam melalui pendapat Ibnu Abi Rabi juga, terdapat hal yang mampu mengatasi kejahatan diatas, yaitu mengikuti pola kehidupan yang terpuji yang tidak bisa dibuang kemungkinannya dalam diri manusia, kemudian menerapkan hukum yang sesuai dengan hukum Allah dan seluruh ajarannya.
Demikianlah Islam memandang manusia, dimana pandangan tersebut merupakan solusi yang tepat dalam permasalahan yang terjadi didalam kehidupan yang telah tercemar dengan konsep sekular ini.
Masuk kepada konsep negara, seperti yang dijelaskan diatas realisme melihat negara adalah satu-satunya aktor yang mampu membuat sebuah keputusan dan bertindak dengan kekuasaannya untuk meredam sifat manusia didalam negara tersebut.
Selanjutnya anggapan Mearsheimer berkenaan dengan negara menyatakan bahwa sifat dasar negara adalah anarki, maka sudah sepatutnya setiap negara membina dan menguatkan urusan mereka tentang pertahanan guna mencari kekuasaan dan mempertahankannya. Dalam hal ini Mearsheimer menganggap dunia bersifat konfliktual, dan peperangan adalah hal yang tidak bisa dihindarkan demi terciptanya kedamaian dibawah kekuasaan.