Kehidupan manusia mengalami transformasi signifikan seiring kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Di era modern ini, media telah berkembang pesat, menyediakan hiburan yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Namun, di balik manfaatnya, perubahan teknologi ini membawa konsekuensi yang tidak dapat diabaikan, terutama pada pola pikir dan kebiasaan manusia. Â
Transformasi Teknologi Media dan Implikasinya
Marshall McLuhan, melalui teori media ecology, mengajukan gagasan bahwa media bukan hanya sekadar saluran penyampaian informasi, melainkan juga entitas yang mengubah pola interaksi dan struktur sosial. Pernyataannya, "The medium is the message," menegaskan bahwa media secara fisik memengaruhi masyarakat lebih dari kontennya sendiri. Â
Sebagai contoh, TikTok, platform media sosial yang populer, telah menciptakan pola konsumsi hiburan yang sangat berbeda dibandingkan era televisi atau media cetak. Dengan durasi video pendek, TikTok memanjakan pengguna dengan konten yang cepat dan menarik perhatian. Namun, ini memiliki konsekuensi pada rentang perhatian. Penelitian dari Technical University of Denmark menunjukkan bahwa arus informasi konstan pada platform seperti TikTok mempersempit kemampuan fokus pengguna dari waktu ke waktu. Â
Hilangnya Fokus dan Kebiasaan Konsumsi Media
Durasi video TikTok yang berkisar antara 15 hingga 60 detik menurunkan kemampuan pengguna untuk menikmati konten berdurasi panjang. Orang-orang yang sebelumnya dapat menikmati tayangan berdurasi 10 hingga 30 menit kini lebih mudah kehilangan minat. Kebiasaan ini tidak hanya memengaruhi cara seseorang mengonsumsi media tetapi juga cara mereka memproses informasi secara keseluruhan. Â
Neil Postman, dalam bukunya Amusing Ourselves to Death, mengkritisi transformasi media yang mengalihkan masyarakat dari diskursus rasional menuju hiburan. TikTok, dengan konsep For You Page (FYP), terus menghadirkan konten yang disesuaikan dengan preferensi pengguna, mendorong konsumsi berulang tanpa henti. Ini menunjukkan bahwa media bukan sekadar wadah, tetapi juga pembentuk kebiasaan dan pemikiran. Â
Media sebagai Ekstensi Indera Manusia Â
Menurut McLuhan, media adalah ekstensi dari indera manusia yang mengubah cara kita merasakan dunia. Ia membagi media menjadi dua kategori: hot media dan cool media. Hot media seperti radio dan film menyediakan informasi yang detail dan memerlukan sedikit partisipasi audiens. Sebaliknya, cool media seperti televisi dan komik mengundang audiens untuk aktif secara mental dan emosional. Â
TikTok, sebagai platform berbasis video pendek, masuk dalam kategori cool media karena melibatkan audiens dalam proses penemuan konten yang relevan dengan minat mereka. Hal ini menciptakan pengalaman yang personal namun tetap memiliki efek negatif, seperti kecanduan media dan penurunan kemampuan berpikir kritis. Â
Teknologi dan Demokrasi: Perspektif Ithiel de Sola Pool
Selain McLuhan, Ithiel de Sola Pool dalam Technologies of Freedom menyoroti bagaimana teknologi komunikasi dapat menjadi alat pembebasan dan mendekonsentrasikan kekuasaan. Teknologi seperti internet memungkinkan akses informasi yang lebih luas dan memperkuat partisipasi individu dalam demokrasi. Â
Namun, regulasi yang tidak memadai terhadap platform seperti TikTok dapat memunculkan tantangan baru, seperti penyebaran informasi yang tidak akurat dan eksploitasi perhatian pengguna. Ini memperlihatkan pentingnya regulasi untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab media. Â
Dampak Sosial Media terhadap Struktur Sosial dan Budaya Â
Ekologi media menyoroti bagaimana media membentuk norma sosial dan budaya. Perubahan dari budaya cetak ke budaya elektronik, seperti yang diungkapkan oleh McLuhan, menunjukkan bahwa media elektronik tidak hanya memengaruhi cara kita berkomunikasi tetapi juga pola pikir masyarakat. Â
Dallas Smythe memperkenalkan konsep audience commodity, di mana audiens menjadi produk yang dijual oleh media kepada pengiklan. Dalam konteks TikTok, perhatian pengguna menjadi aset utama yang dimonetisasi melalui iklan, menciptakan model bisnis yang sangat bergantung pada konsumsi berkelanjutan.  Â
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara manusia menikmati hiburan dan memproses informasi. Dari perspektif McLuhan hingga Pool, jelas bahwa media memiliki dampak yang mendalam terhadap struktur sosial, budaya, dan pola pikir masyarakat. Â
Namun, seperti yang ditegaskan oleh McLuhan, dampak ini bukan hanya soal bagaimana media digunakan, tetapi juga tentang sifat media itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk memahami dan mengelola dampak teknologi dengan bijak agar tetap dapat memanfaatkan manfaatnya tanpa terjebak dalam konsekuensi negatif yang ditimbulkan.
Rosmawaty. 2010. Mengenal Ilmu Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran
INSTANT MESSAGING DALAM PERSPEKTIF EKOLOGI MEDIA DAN KOMUNIKASI. Siti Meisyaroh
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI