Mohon tunggu...
Aulia danAdil
Aulia danAdil Mohon Tunggu... Model - Mahasiswa

menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Terasi Udang Reborn di Dusun Je'ne Desa Lagaruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar

18 Januari 2023   22:03 Diperbarui: 18 Januari 2023   22:13 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis Data.

 Analisis data yang digunakan untuk mengukur target capaian luaran kegiatan adalah analisis disktiptip comparative persentase dengan membandingkan kondisi mitra sebelum kegiatan dilaksanakan dan setelah kegiatan dilaksanakan (Rifa'i, dkk., 2017).

Hasil dan Pembahasan 

  • Aspek Produksi 
  • Kuantitas Produksi 
  • Masalah peningkatan jumlah produksi, bukan hanya sekedar masalah penambahan tenaga kerja, penambahan biaya investasi dan biaya produksi, akan tetapi yang paling penting adalah apakah hasil produksi dapat menutupi semua biaya yang digunakan dalam proses produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan mitra relative rendah. untuk menghasilkan 15 kg terasi dengan nilai omzet sebesar Rp 300.000 biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, bumbu dan dan lain --lain adalah sebesar Rp 60.000 dengan demikian dari 15 kg terasi, rata --rata keuntungan yang diperoleh mitra adalah sebesar Rp 240.000 perminggu atau Rp 960.000 perbulan. Besarnya keuntungan yang diperoleh mitra ini jauh dibawah standar UMR Sulawesi Selatan. Untuk dapat menyamai standar UMR, minimal jumlah produksi harus ditingkat dua kali lebih banyak yaitu sebanyak 30 kg terasi per satu kali produksi. Dari serapan pasar, peningkatan produksi dengan cara memperluas jaringan pemasaran, yang semula hanya dijual disekitar rumah diperluas ke warung atau toko oleh-oleh serta ke mini market.
  • Kualitas Produksi 
  • Peningkatan aspek kualitas dilakukan dengan memberikan bimbingan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan dalam penanganan mutu mulai dari penyiapan bahan, pengolahan, pengemasan, serta penanganan produk selama penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran. Produk terasi dalam pengolahannya di lapangan menggunakan alat penghancuran berupa alu (tumbukan) tradisional yang terbuat dari kayu. Oleh karena alu yang digunakan berukuran besar, oleh mitra proses penghancuran udang dilakukan diruang terbuka yaitu dihalaman rumah yang berjarak hanya setengah meter dari jalan desa. Dari aspek kesehatan, proses pengolahan ini relative tidak higenis dan rentan tercampur debu dan sejenisnya. Setelah proses penumbukan selesai, udang yang telah ditumbuk, dipadatkan membentuk bola yang sangat besar dberdiameter 15 - 20 cm dengan berat -- 1 kg berat bruto. Kemudian produk dibiarkan begitu saja dalam keranjang berlobang dan terbuka tanpa menggunakan kemasan. Perlakuan tersebut menyebabkan kualitas terasi yang diproduksi rendah dan produk cenderung memiliki masa simpan yang pendek yaitu hanya 2 -- 3 hari.
  • Aspek Manajemen
  • Manajemen usaha diperlukan terutama dalam pengelolaan administrasi, keuangan, organisasi dan pengembangan produk. kepada mitra diberi pelatihan dan pendampingan pembuatan administrasi, pembukuan usaha, perencanaan produksi dan pemasaran serta pelatihan dan pendampingan kewirausahaan untuk meningkatkan jumlah produksi serta nilai jual produk , agar produk dapat bersaing dengan produk yang sama dipasaran.
  • Aspek Pemasaran
  • Untuk meningkatkan omzet penjualan, kepada mitra diberikan bimbingan pengemasan produk dengan menghasilkan kemasan yang menarik disertai pelabelan kemasan yang memberikan informasi kepada konsumen meliputi nama produk/merek dagang, sehingga dapat memenuhi standart penjualan. Hal ini diperlukan karena mitra saat ini tidak melakukan pengemasan terasi. Mitra hanya memberikan kemasan kantong plastik kresek pada saat produk sudah terjual. Hal ini menyebabkan produk terasi tidak dapat menembus pasar yang lebih luas. Untuk mengatasi ketidak seragaman berat produk, karena selama ini mitra hanya mengunakan perasaan atau hanya mengira-ngira saja volume berat produk. agar volume berat produk sama dan dapat dikemas menggunakan kemasan seragam, maka kepada mitra diberikan bantuan hibah timbangan sebanyak 2 unit yaitu masing-masing 1 unit untuk setiap mitra.

Kesimpulan 

Terjadi peningkatan omzet pada mitra, peningkatan kuantitas dan kualitas produk, peningkatan pemahaman dan keteraplilan masyaratat, pemahamanan dan keterampilan masyarakat, ketentraman/kesehatan masyarakat (mitra masyarakat umum), terdapat Jasa, model, rekayasa sosial, sistem, produk/barang.

Referensi 

Assauri, S. 2004. Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep dan Strategi). PT. Grafindo Persada. Jakarta.

Hanan, A. 2003. Seri Kebijaka Usaha Penjaminan Kredit dan Perkuatan Usaha KUKM. Kementrian Koperasi dan UKM, Jakarta.

Nurmianto, E. dan A.H. Nasution. 2004. Perumusan Strategi Kemitraan Menggunakan Metode AHP dan SWOT (Studi Kasus pada Kemitraan PT. INKA dengan Industri Kecil Menengah di Wilayah Karesidenan Madiun). Jurnal Teknik Indutri 6 (1): 47-60.

Rifa'i, M.A., Kudsiah, H., & Muzdalifah. (2017). Alih teknologi produksi benih anemon laut secara aseksual. Jurnal Panrita Abdi, 1(1), 33-39.

Tambunan. 2009. Memahami Konsep Break Even. Mitra Wacana Media. Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun