Mohon tunggu...
Aulia Putri
Aulia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mempunyai kepribadian untuk mencoba hal-hal yang baru dan memiliki hobi menonton.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Tindakan Cyberbullying bagi Kesehatan Mental Remaja di Media Sosial Instagram

23 Oktober 2022   01:50 Diperbarui: 23 Oktober 2022   13:48 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep interaksi simbolik menurut Mead (Aksan, 2009) lebih menekankan pada proses interaksi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari melalui interaksi simbolik, dan bagaimana kelompok masyarakat menciptakan simbol dan makna. Komunikasi adalah faktor penting dalam perkembangan sosial manusia dan pemikiran bahwa interaksi terjadi melalui simbol.

Pengguna Instagram berinteraksi dengan pengguna lain, interaksi yang terjadi antara pengguna Instagram, yang kemudian mengarah pada gagasan tertentu tentang pengguna. Seseorang mengambil peran sebagai manusia lain melalui cara mereka mempersepsikan individu lain dan sebaliknya untuk membentuk suatu proses interaksi dan pertukaran makna simbolik. Media sosial Instagram bagi pengguna sebagai suatu simbol untuk berinteraksi seperti foto, video, likes, komentar, dan pesan pribadi (direct messege). Hal-hal tersebut dimaknai oleh pengguna Instagram setelah berinteraksi dengan pengguna lain. 

Contohnya pengguna Instagram mengunggah foto atau video yang dimilkinya ke akun instagramnya, selanjutnya akan menerima bentuk interaksi dari pengguna lain, baik dalam bentuk komentar maupun suka atau bahkan bisa saja memberikan komentar negatif (cyberbullying) yang sangat berdampak bagi kesehatan mental remaja.

Masa remaja awal merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa remaja indentik sebagai masa ketika individu berusaha untuk mengenal diri sendiri melalui eksplorasi dan evaluasi karakteristik psikologis mereka sendiri agar dapat diterima sebagai bagian dari lingkungan. Beberapa remaja mungkin melakukan transisi dengan baik, tetapi beberapa remaja mungkin mengalami kenakalan remaja mulai dari yang kecil hingga kriminal, termasuk cyberbullying (Malihah, 2018).

Bullying diartikan dalam bahasa Indonesia adalah mengintimidasi atau melecehkan orang-orang yang rentan, baik secara individu maupun kelompok. Sekarang, bullying tidak hanya terjadi di kehidupan nyata, tetapi juga di internet atau di media sosial. Bullying yang terjadi di internet dikenal dengan cyberbullying. Cyberbullying adalah tindakan penghinaan, kekerasan psikologis atau intimidasi yang dilakukan melalui teknologi informasi dan perangkat di dunia maya, tindakan yang bertujuan mempermalukan korban, menyebarkan kejahatan dan kebencian, secara langsung atau terbuka untuk mengintimidasi (Nasrullah, 2017). Bentuk cyberbullying yang paling umum adalah mengubah foto akun seseorang, menghina seseorang, membajak akun seseorang dengan mengubah kata sandi, dan lainnya. Cyberbullying lebih mudah dilakukan daripada bullying karena dalam kasus bullying pelakunya bisa langsung  diidentifikasi sedangkan cyberbullying dimana pelakunya tidak diketahui secara pasti.

(Navarro, 2016) dampak dari cyberbullying pada remaja berdampak pada fisik seperti menderita sakit kepala, sakit perut, sulit tidur, kelelahan, sakit punggung, kehilangan nafsu makan dan masalah pencernaan. Selain fisik, mental dan emosional juga terdampak seperti mengalami ketakutan, ketakutan, kecemasan, penderitaan, kesedihan, stres, maupun gejala depresi. Terkait sekolah remaja kurang termotivasi untuk pergi ke sekolah dan tingkat konsentrasi atau nilai mereka turun. Pada psikososial remaja merasa terasing dan kesepian, terisolasi dan bahkan ditolak secara sosial. Tujuan dari penulisan artikel yang disajikan ini adalah menginformasikan kepada para pembaca bahwa dampak bullying yang dilakukan di media sosial tersebut mempengaruhi kesehatan mental remaja, penting untuk mencegah dan mengatasi perilaku bullying yang mempengaruhi kesehatan maupun lingkungannya.

TEMUAN DAN ANALISIS

Tindakan cyberbullying di media sosial instagram merupakan media sosial yang sering digunakan untuk melakukan tindakan cyberbullying, hal ini disebutkan oleh lembaga donasi anti bullying Ditch The Label yang dilansir di laman kompas.com.  Cyberbullying sudah ada sejak ada platform yang menyediakan aliran komentar, dan jejaring sosial terbuka, pengguna Instagram bebas memposting apa pun yang mereka inginkan. Akibatnya, banyak konten dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, termasuk pengguna Instagram, yang dapat dengan mudah cyberbullying siapa pun.

Seperti kasus cyberbullying seorang anak artis Iis Dahlia yang masih remaja yaitu Defano Danendra yang sering diberi komentar negatif oleh masyarakat terkait dengan hubungan pacarannya maupun disambungkan dengan perilaku Ibu kandungnya. Dilansir di Instagram @devdanendra ia memposting komentar yang berisi hujatan " "gimana si anaknya, mau gmn pun itu ibu lo dan lo harus bela" "gmn dah lo gamau satu frame sama ibu lo sendiri" "durhaka" "ibu lo nangis, lo kuat lah jgn lemah" "bela" "***" ". Dari banyak komentar hujatan yang diberikan kepada Defano, Ia tidak kuasa menahan setiap komentar yang diberikan kepadanya sehingga membuat pengaruh kesehatan mental terganggu. Dilansir dikanal YouTube Strapro pada Oktober 2020 Defano mengatakan bahwa komentar negatif berdampak besar pada kesehatan mentalnya. Ia juga menyebutkan bahwa dirinya mengalami gangguan kecemasan atau gangguan kecemasan pada usia 15 tahun. Penyakit mental yang melanda Defano merasa tidak nyaman saat bertemu dengan tim media. Devano menulis perasaannya dilaman akun Twitter @yourdevano pada 16 Maret 2022. "19 tahun gue. Difitnah, di bully, diomongin yang engga-engga. What a journey. I hope I'm okay. The risk,".

Berdasarkan permasalahan cyberbullying yang dialami oleh remaja, dapat dikaitkan dengan teori interaksionisme simbolik dalam menjelaskan kasus ini. George Herbert Mead berpendapat bahwa interaksionisme simbolik memandang individu memiliki simbol-simbol dalam interaksinya dan masyarakat dapat memahami simbol-simbol tersebut. Dalam teori ini, cyberbullying adalah tindakan yang terjadi di media sosial Instagram, mengingat interaksi atau komunikasi yang terjadi dipada dasarnya diwakili oleh teks sebagai simbol.

Masalah yang dihadapi Defano yaitu cyberbullying di akun Instagramnya karena komentar dari orang yang tidak dikenal. Teks komentar yang ditulis oleh pelaku di Instagram menjadi bahasa yang ketika diucapkan seolah-olah mewakili sebuah ekspresi. Jadi ketika berbicara tentang cyberbullying, teks sebagai simbol untuk menjadi sarana melakukan tindakan negatif melalui penghinaan, penghinaan, ejekan dan ekspresi lainnya. Seperti kalimat "durhaka" yang diberikan kepada Defano. Simbol-simbol cyberbullying dimaknai oleh korban (Defano) sebagai efek dari perasaan korban terintimidasi, tertekan atau depresi, kesepian, maupun cemas. Korban juga akan merasa tidak mempunyai teman. Jika cyberbullying ini terus berlanjut, akan berakibat fatal bagi korban, mereka akan melakukan tindakan ekstrim seperti bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun