Dalam penggunaan kekuasaan, Alkitab menekankan pada penghormatan dan pelayanan kepada Allah. Orang yang diberikan kekuasaan diharapkan menggunakan wewenangnya dengan rendah hati, adil, dan bijaksana. Penggunaan kekuasaan untuk menyakiti, menindas, atau menguntungkan diri sendiri tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab.
Selanjutnya, konsep bahwa kekuasaan dapat direbut atau diganti oleh Allah menunjukkan bahwa manusia harus menjalankan tanggung jawabnya dengan bertaqwa dan sesuai dengan kehendak-Nya. Allah berdaulat untuk mengubah kekuasaan yang ada sesuai dengan rencana-Nya.
Terakhir, Alkitab mengizinkan penentangan atau kritik terhadap kekuasaan yang tidak adil atau tidak benar. Dalam konteks ini, keberanian untuk menyuarakan kebenaran dan menentang ketidakadilan dipandang sebagai bentuk keadilan dan keberanian.
Dalam keseluruhan, Alkitab memberikan kerangka kerja etis dan moral tentang bagaimana kekuasaan seharusnya dijalankan. Ini adalah panggilan untuk setiap individu, terutama mereka yang berada di posisi kekuasaan, untuk menjalankan tugas mereka dengan integritas, pelayanan, dan rasa tanggung jawab kepada Allah dan sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H