Saat ini ada tiga kandidat Capres dan Cawapres yang telah ditetapkan akan bersaing dalam pemilu tahun 2024. Sangat banyak isu yang menyebar di media sosial terkait tiga kandidat ini. baik itu isu positif maupun negatif, apakah itu benar atau kebohongan. Bahkan ada yang namanya polarisasi penyampaian informasi atau dalam ilmu komunikasi ada juga yang namanya agenda setting, dimana pelaku media menciptkan kesadaran masyarakat dengan menekankan sebuah isu yang dianggap paling penting untuk dilihat, didengar, dibaca dan juga dipercaya.
Saat ini media sosial sangat dipenuhi dengan sistem seperti itu oleh karena itu sangat sulit membedakan kebenaran dan kebohongan jika kita berpaku di media sosial saja. Kenapa media sosial yang dibahas, karena memang saat ini anak muda itu sangat senang menggunakan media sosial, mereka bisa mendapatkan semua berita dan informasi dari media sosial mereka masing-masing.
Namun tidak lepas dari itu, hal ini juga butuh kontrol yang dilakukan lembaga tertentu untuk meminimalisir berita-berita hoax yang ada di media sosial seperti yang selama ini dilakukan oleh Kominfo contohnya. Setiap informasi yang beredar di media sosial itu sifatnya sangat mudah, cepat, serentak, luas dan beragam hal ini bisa di antisisapasi dengan pengenalan atau edukasi masyarakat terhadap menyeleksi pesan yang diterima oleh masyarakat.
Membuat konten-konten yang mengedukasi serta mempertontonkannya kepada masyarakat. Serta perkaya informasi terkini di media-media yang memang diakui oleh pemerintah seperti KPU,KIP dan lain sebagainya.
Maka dari itu sangat penting mengedukasi anak-anak muda ini untuk pintar dalam memilih dan melihat siapa yang akan dipilih, latar belakangnya, visi misinya, agar meminimalisir orang-orang yang cuek dengan politik. Cara mengedukasinya pun bukan hanya sekedar memberikan seminar saja, tapi coba beri ruang kepada mereka, contohnya dengan menciptakan sebuah forum yang mempertontonkan debat-debat para kandidat, buat diskusi dengan tema yang menarik, dengan gaya yang santai dan mudah dipahami. Karena anak muda pikirannya ingin yang sederhana, mudah tetapi bergaya.
Coba beri ruang bagi mereka untuk melakukan sebuah diskusi dengan menghadirkan beberapa pakar politik dan juga para mahasiswa serta masyarakat untuk membahas isu politik dan isu-isu serupa lainnya, sehingga dapat menambah minat masyarakat terkusus anak muda untuk menyampaikan aspirasinya terkait politik.Â
Hal ini juga dapat meningkatkan kepercayaan diri, memperkaya pemikiran, memanagemen emosi serta menimbulkan keberanian dan juga rasa memilki. Rasa memiliki yang dimaksud adalah rasa yang timbul dalam benak dan pikiran masyarakat bahwa setiap orang memang harus menyuarakan pendapatnya dan memilki hak istimewa untuk memberi suara dalam pemilu nantinya.
Siapapun yang menang nantinya semua itu adalah hasil dari pilihan masyarakat itu sendiri. semua hal yang sudah dibahas diatas tidak akan terjadi apabila tidak ada kesadaran dalam diri individual masyarakat Indonesia itu sendiri.
Semua jawaban ada ditangan kita masing-masing, apakah kita ingin diam menyaksikan dengan tidak berusaha melakukan apa-apa atau kita berani mengambil langkah sesuai keinginan kita pribadi tanpa dicampuri tangan pihak lain. Jika kita mau sebuah perubahan maka lakukanlah mulai dari diri kita sendiri.
Penulis: Aufa Riza
*Penulis adalah Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh.