Mohon tunggu...
Audy Pramudita
Audy Pramudita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Never surrender

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayah

26 Desember 2020   10:12 Diperbarui: 26 Desember 2020   10:16 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Laki-laki tertampan setelah nabi Muhammad

Berkelana menerjang badai mencukupi nafkah

Tak sempat tersita oleh derunya pelepah

Sebagai insan pelipur remahnya perasaan

Aku hinggap dalam ekornya

Melengkapi kasih oleh si mama

Membentuk lekungan membara memisahkan sudut yang tak kan ku sentuh

Menjaga dalam ranah kelembutan

Menyiram kehangatan yang tak diperkirakan

Menyambut permata yang lahir dibedah

Aku meriang karna sembaran kasih sayang

Melepas tanpa ada tekanan 

Aku bersanda gurau bak tak hinggap masalah

Menuntun pergi dari angkara murka yang merajalela

Menyimbulku dengan gaun bak lentere

Bercahaya bagai bidadari surga

Menitih letih membulatkan amarah

Ia pahlawan tanpa medan perang

Mengarungi pijakan yang tak henti menghadang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun