Lalu bagian terakhir berjudul Atas Nama Senja dimana dalam bagian ini terdiri dari tiga cerita yaitu Senja di Pulau Tanpa Nama, Perahu Nelayan Melintas Cakrawala, dan Senja di Kaca Spion.
Pada intinya kumpulan cerpen dalam buku ini mengisahkan tentang laki-laki yang rindu dengan kekasihnya tetapi sang kekasih terlalu mustahil untuk ditemui. Seperti halnya kata-kata terakhir pada surat Sukab untuk Alina yang disampaikan melalui tukang pos dimana ditulis oleh Sukab dengan alamat: Alina Ujung Dunia yang juga sempat membuat tukang pos kesulitan untuk mencari Alina. Alasan Sukab mengirimkan sepotong senja untuk pacarnya yaitu sama seperti yang dikatakan dalam cerpen, "Aku tidak akan menambah kata-kata yang sudah tak terhitung jumlahnya dalam sejarah kebudayaan manusia Alina.Â
Untuk apa? Kata-kata tidak ada gunanya dan selalu sia-sia. Lagipula siapakah yang masih sudi mendengarnya? Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa pernah mendengar kata-kata orang lain. Mereka berkata-kata tanpa peduli apakah ada orang lain yang mendengarnya. Bahkan mereka juga tidak peduli dengan kata-katanya sendiri. Sebuah dunia yang sudah kelebihan kata-kata tanpa makna. Kata-kata sudah luber dan tidak dibutuhkan lagi. Setiap kata bisa diganti artinya. Setiap arti bisa diubah maknanya. Itulah dunia kita Alina."
Dari banyak cerita dalam buku ini, ada beberapa yang sangat menarik perhatian salah satunya yaitu bagian Peselancar Agung dengan judul cerpen Kunang-Kunang Mandarin dimana dalam cerita tersebut Sukab membuat peternakan Kunang-Kunang di kota di tepi pantai di mana pelangi tidak pernah memudar.Â
Peternakan Kunang-Kunang itupun bukan hal biasa. Melainkan kunang-kunang yang berasal dari potongan kuku orang-orang Mandarin. Begitulah dikisahkanbahwa orang Mandarin selalu menyimpan potongan kuku mereka dan bila mereka tiada, potongan kuku itu ikut dikuburkan. Pada malam hari, potongan kuku itu menjelma menjadi kunang-kunang, dan terbang melayang keluar, membuat malam yang gelap gulita di kuburan orang-orang Mandarin menjadi bercahaya.
Dalam buku ini terdapat keunikan yaitu teks di atas judul-judul dengan penulisan bahasa zaman dahulu yang lumayan menarik perhatian untuk mengetahui apa pembahasan cerita di dalamnya. Terdapat pula pada cover belakang buku yang menusuk ke hati yaitu sebuah e-mail ucapan terima kasih dari seorang perempuan kepada penulis (Seno Gumira Ajidarma) mengenai senja yang dibicarakan dalam buku ini. Buku ini menarik perhatian sang perempuan karena ternyata Ia mengalami rabun senja sejak berusia 10 tahun dan akhirnya dengan kehadiran buku "Sepotong Senja untuk Pacarku" karya Seno Gumira Ajidarma, Ia dapat menikmati senja yang sedemikian indah dalam cerita-cerita Seno.
KeunggulanÂ
Keunggulan buku ini yaitu Seno dapat menulis kata-kata sedemikian indah dan mudah untuk dibaca. Dalam buku ini pun Seno membebaskan para pembaca bagaimana Ia menerima maksud dan pesan Seno dalam buku ini sehingga kesimpulan ada pada para pembaca itu sendiri. Seno dapat pula menuliskan kata-kata yang dapat menarik perhatian pembaca sehingga pembaca merasa penasaran dengan perkataan atau cerita selanjutnya yang akan dibicarakan.Â
Buku ini tidak tipis dan tidak begitu tebal, dengan ukuran tulisan yang pas dan enak untuk dibaca serta ringan untuk dibawa ke mana-mana. Kumpulan enam belas cerpen ini pun bercerita tentang hal-hal yang mungkin ada dalam imajinasi Seno dan setiap cerita selalu berhubungan dengan senja itu sendiri. Seperti perkataan Seno pada awal buku tersebut, bahwa kumpulan cerita ini sama halnya dengan satu loyang pizza dimana pizza itu sama tapi dengan bagian-bagian yang berbeda dan dengan adanya para pembaca membuat loyang pizza itu tidak selalu lingkaran, melainkan bebas sesuai hati dan pikiran para pembaca. Buku ini juga menyampaikan banyak pesan moral yang dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Kelemahan
Walau pada keunggulan buku ini terdapat kata-kata indah dan menarik, tapi dalam buku ini terdapat pula kata-kata yang sedikit sulit untuk dipahami yang pada akhirnya membuat pembaca masih bertanya-tanya apa maksudnya atau apa yang dibicarakan. Terdapat pula kata yang sering diulang walau dengan maksud menegaskan pembahasan tetapi kadang membuat pembaca bingung dan membaca ulang kalimat tersebut. Setiap orang memiliki imajinasi yang berbeda ketika membaca buku ini.