Selain beberapa adat tersebut, Â Aceh Tamiang juga menyajikan beragam kuliner tradisional yang kaya akan ciri khas masyarakat Melayu. Salah satu kuliner yang sangat terkenal di daerah ini adalah bubur pedas. Awalnya, bubur pedas identik dengan bulan Ramadhan, namun seiring berjalannya waktu, kuliner ini telah meluas ke acara-acara resmi seperti pernikahan, khitanan, dan dapat ditemui secara bebas di beberapa warung milik masyarakat.
Pergeseran Budaya dalam Modernisasi
Pergeseran budaya di Tamiang, pasca konflik dan tsunami Aceh, merupakan perubahan sosial yang dipicu oleh beberapa faktor, terutama kedatangan pekerja luar dan kemajuan teknologi.
Kehadiran pekerja migran, mayoritas suku Jawa, yang bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit, membawa masalah besar terhadap nilai-nilai budaya Melayu Tamiang. seperti yang terlihat yakni tradisi pertemuan kekeluargaan yang dulu kental mulai tergantikan oleh pola hidup yang lebih individualistik, seiring dengan pengaruh budaya Jawa yang lebih realistis.
Perubahan lain juga dapat dilihat dalam cara generasi muda Tamiang mengonsumsi budaya. Mereka lebih cenderung mengadopsi tren dan gaya hidup yang dipopulerkan melalui media sosial dan teknologi modern. Contohnya, tradisi lisan yang dulu dominan dalam menyampaikan cerita dan nilai-nilai budaya mulai digantikan oleh konten digital, seperti video dan podcast, yang lebih mendunia.
Selain itu, meskipun teknologi memberikan akses cepat ke informasi global, dampaknya tidak selalu positif. Banyak generasi muda yang kehilangan minat pada kearifan lokal dan seni tradisional, seperti tarian dan musik Melayu Tamiang. Mereka lebih memilih mengonsumsi hiburan global yang sering kali tidak mencerminkan identitas budaya mereka.
Kesadaran Suku Tamiang terkait keterbukaan mereka dalam modernisasi ternyata juga memiliki dampak negatif yang mungkin tidak akan pernah mereka duga sebelumnya. Namun meskipun dengan adanya pergeseran budaya tersebut, beberapa budaya seperti upacara adat masih terlestarikan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H