Mohon tunggu...
Audrey Fanany
Audrey Fanany Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penulis

I love writing, reading, watching movie/series, and drinking coffe ✩°。⋆⸜ 🎧✮

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Begini, Begitu (Oleh: Audrey Fanany XB/11)

28 Januari 2024   18:18 Diperbarui: 29 Januari 2024   11:05 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, gue tahu, Sa. Kalo gue jadi lo juga udah males," jawab Xavier berusaha menenangkan sekali lagi.

Louisa memang begitu. Dia anak yang gampang sekali emosi. Bahkan dengan hal sepele sekalipun. Xavier adalah satu-satunya orang yang selalu siap mendengarkan, menyemangati dan menenangkannya. Keluh kesah Louisa adalah makanan sehari-hari baginya. Tapi dia tetap sabar dengannya. Bagi Louisa, Xavier adalah safe place untuknya, orang yang ia anggap nyaman untuk mendengarkan segala ceritanya.

*Pukul 07.00 bel tanda masuk berbunyi

Terdengar keriuhan para siswa yang berusaha mengundurkan meja dan kursi ke sisi belakang kelas karena sisi depan kelas akan digunakan untuk latihan pentas P5. Kelas Louisa hari ini melakukan latihan di kelas sebab aula dipakai oleh kelas lain.

Louisa satu-satunya anak yang tidak bergerak sama sekali. Malas. Untuk bergerak pun malas. Ia hanya melihat teman-temannya yang sedang memindah meja dan kursi dengan tatapan kosong. Tidak peduli, dia sedang tak semangat, untuk apa membantu—pikirnya.

"Oke semua, hari ini kita full latihan dari pagi sampai nanti siang  ya! Ini latihan terakhir kita, guys, jadi harus serius ya! Nanti kalau bisa serius, kita mau ditraktir sama Bu Andri," ucap Kai, sang ketua yang mengatur latihan pentas P5 tersebut dengan sedikit bergurau.

 "Oh siap, kalau urusan ditraktir gue maju nomor satu," sahut Kenaz yang hobi jajan dengan semangat.

"Wah... gas kalau itu! Seharian latihan nggak berhenti juga mau gue!" Gabby menimpali.

Semua tertawa dengan gurauan tersebut. Kecuali... Louisa. Masih sama, ia hanya diam tanpa berekspresi apapun.

"Yaelah, kenapa sih lo? Datar banget ekspresi lo. Siapa tahu kita beneran ditraktir ya kan sama Bu Andri hahahaha... lo yakin nggak mau?" ujar Karyn yang duduk disampingnya sambil masih tertawa dengan lelucon sang ketua tadi.

"Nggak, makanan di kantin nggak ada yang spesial bagi gue," jawab Louisa dengan nada datar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun