Mohon tunggu...
Audy Jo
Audy Jo Mohon Tunggu... Lainnya - Dreamer

Audy Jo, Ceritadiri.com Buletin My World

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membakar Sampah

27 Juni 2023   14:03 Diperbarui: 27 Juni 2023   14:27 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tutup jendelanya! Gimana sih sudah malam, bakar sampah saja!" 

Anak-anak sudah tahu, kalau ada tetangga yang bakar sampah tidak sesuai waktu, saya suka ngomel. 

Pilihan Waktu Membakar Sampah

Masih beruntung juga, nah ada positifnya. Di jalan ini, tetangga hanya ada 3 rumah, jadi sama rumah saya jadi berempat. Kiri dan kanan rumah  jarang ada penghuninya. Kecuali rumah paling bawah,yang masih kenalan keluarga saya, penuh dengan penghuninya. Saya rasa rumah dijadikan tempat kost beberapa kepala rumah tangga. 

Dampak sesuai waktu bakar:

1. Kalau bakar sampah siang hari buat saya enggak masalah, karena udara memang sudah berpolusi. Maksudnya, bukan waktunya tidur, karena banyak kegiatan di luar rumah yang dilakukan, seperti pergi ke sekolah atau ke kantor.

2. Kalau pagi hari apalagi subuh, udara masih saya bilang bersih. dan malam hari waktunya untuk tidur rasanya perlu udara yang bersih untuk menemani tidur.

Hanya Daun Kering

Di rumah untuk bakar membakar sampah, juga dilakukan. biasanya sampah kering seperti rumput, daun kering dari pepohonan yang jatuh di jalanan umum depan rumah. Biasanya dibakar kalau sudah kering, jadi cepat menjadi bubuk.

Mau buang ke tempat sampah, enggak bisa kecuali bayar lebih untuk mengangkut kotoran sampah daun dan ranting. Jalan satu-satunya dibakar saja.

Sebetulnya pengin juga sih membakar sampah, kadang tukang sampah enggak ketahuan angkut sampahnya. Sampah yang sudah dirapihkan, kadang berantakkan sebelum diangkut. Jijik!

Kepenginnya membantu pemerintah gitu, biar enggak menumpuk sampahnya di tempat pembuangan sampah, TPS.

Peraturan Untukku dan Kamu

Toleransi tinggi diperlukan. Eng ing eng ... Nope! 

Hanya bisa mengomel dalam rumah. Kalau sudah keterlaluan, biasanya langsung tegur ke tetangga, dan memberikan solusi bakar siang hari, kalau bisa asap tidak tebal alias harus ada yang selalu stand by menjaga api bakaran.

DokPri
DokPri

Membuat peraturan, harus juga diaplikasikan ke orang rumah juga. Jadi tidak bisa membakar sampah sembarangan. 

Pilih-pilih Bakaran 

Sampai saat ini, sampah yang dibakar biasanya daun kering saja. 

Biasanya di musim kemarau, sewaktu pohon di depan rumah daunnya mulai menguning. Cie ... kayak di Eropa saja. Tetapi ya begitu kenyataannya. Pohon apa ya namanya. Saya juga kurang hapal.

"Mahoni!" jawab Ibunda, ketika saya menanyakannya.

Benarkah?

DokPri
DokPri

Saya sih tidak turun langsung membakar depan rumah, cuma memperhatikan waktu pembakaran, jangan sampai api mati sebelum tuntas. 

Asap tebal bisa terjadi ketika api padam dan masuk ke dalam rumah, khususnya kamar anak-anak. Apalagi kalau tiupan angin tidak bersahabat.

'nd

Kayaknya sudah tahu sama tahu, di antara tetangga. Sopan santun bakar membakar di lingkungan rumah. 

Daripada ngedumel, lebih baik langsung ditegur. 

Gimana? Sama enggak dengan yang saya lakukan?

Love, Audy

Source

Cuap-cuap Akoe, Ceritadiri.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun