Toleransi tinggi diperlukan. Eng ing eng ... Nope!Â
Hanya bisa mengomel dalam rumah. Kalau sudah keterlaluan, biasanya langsung tegur ke tetangga, dan memberikan solusi bakar siang hari, kalau bisa asap tidak tebal alias harus ada yang selalu stand by menjaga api bakaran.
Membuat peraturan, harus juga diaplikasikan ke orang rumah juga. Jadi tidak bisa membakar sampah sembarangan.Â
Pilih-pilih BakaranÂ
Sampai saat ini, sampah yang dibakar biasanya daun kering saja.Â
Biasanya di musim kemarau, sewaktu pohon di depan rumah daunnya mulai menguning. Cie ... kayak di Eropa saja. Tetapi ya begitu kenyataannya. Pohon apa ya namanya. Saya juga kurang hapal.
"Mahoni!" jawab Ibunda, ketika saya menanyakannya.
Benarkah?
Saya sih tidak turun langsung membakar depan rumah, cuma memperhatikan waktu pembakaran, jangan sampai api mati sebelum tuntas.Â
Asap tebal bisa terjadi ketika api padam dan masuk ke dalam rumah, khususnya kamar anak-anak. Apalagi kalau tiupan angin tidak bersahabat.