Ikut komunitas mau dapat apa?" Dapat teman pastinya!Â
Siklus kehidupan manusia ketika masuk usia senja, saya rasa kembali mulai dari awal lagi. Ingin berteman lagi.Â
Bertambah umur, kegiatan mulai berkurang rasanya perlu ada suasana baru dalam kehidupan. Setelah anak-anak mulai dewasa, dan mereka sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing.Â
Sebagai seorang ibu kadang seperti masuk dalam alam antah barantah. Sepi! Suara celotehan yang biasanya ramai, sekarang diam, semua sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Meskipun anak-anak sudah dewasa, mereka tetap anak-anak bagi seorang ibu.
"Harus Terus Belajar dan Berpikir", Â kalimat yang sangat nempel di kepala. Saya harus cepat bergerak, takut cepat pikun!Â
Mulailah saya ikut komunitas yang bisa sejalan dengan visi misi saya, mencerdaskan para perempuan, mengajarkan ilmu yang saya dapat untuk para perempuan, juga lebih mendekat dengan Yang Maha Kuasa.
Berbagai komunitas perempuan saya masuki, mulai dari ikut komunitas penulis, penjual barang, Mommies di sekolah sampai ikut komunitas di gereja.Â
Selain masuk ke dalam komunitas itu, saya juga membuat komunitas saya sendiri. Baik melalui Facebook grup maupun Channel Telegram milik saya sendiri. Masih dengan visi dan misi, mencerdaskan para perempuan dan mengajarkan ilmu yang saya dapat.Â
Rasanya ada kesenangan tersendiri ketika saya bisa mengajar  komunitas dalam channel Telegram, secara gratis. Meskipun ada juga yang berbayar berbentuk kelas pengajaran. Tetapi pada garis besarnya, semua yang saya ketahui, akan saya bagikan.
Untuk menyeimbangkan kehidupan dunia, tentu perlu menambah komunitas yang urusannya ke "atas".Â
Mulai dari ikut komunitas kelompok kecil pertemanan di gereja, sampai sekarang ikut komunitas para pengerja gereja.Â
Untuk kelompok kecil, biasanya kami sebut COOL Comunity of Love. Cool ini bertujuan untuk lebih mempersempit jemaat yang biasanya beribadah di hari Minggu. Sehingga di Cool ini bisa mengenal lebih dekat, jadi seperti keluarga dalam gereja, Kalau ada masalah di sini kita bisa saling menguatkan, melalui doa juga perhatian yang lain.
Memang belum terlalu banyak, karena sejak pandemi semua berhenti, dan saya dan keluarga baru mulai lagi di tempat yang baru.Â
Kalau di tempat yang lama, dan sebelum pandemi, banyak komunitas yang diikuti. Mulai dari ikut komunitas sekolahan, dan gereja.
Untuk sekarang ini, komunitas yang dekat, seperti lingkungan tempat tinggal belum kembali saya ikuti, karena masih merasa was-was dengan adanya pandemi yang masih belum benar-benar hilang. Apalagi dengan kondisi komorbid yang saya miliki.
Kok mau banyak ikut komunitas?
Kembali lagi ke visi dan misi saya pribadi. lebih ke urusan perempuan. Jadi saya lebih mencari teman perempuan yang banyak. Â Ikut komunitas apa saja yang berhubungan dengan para perempuan mau belajar.Â
Semoga apa yang sedikit saya  lakukan bisa berdampak untuk para perempuan lain, khususnya para ibu-ibu yang kadang suka kesulitan mengatur waktu belajar. Karena itu saya sediakan sarana belajar melalui daring atau online yang disesuaikan dengan waktu para perempuan.
Tetap saja, sebagai perempuan banyak kendala yang harus dihadapi. Banyak belajar bersabar menghadapi satu dengan yang lain. Itulah nikmatnya berkomunitas, saling "menajamkan".
"Bertambah umur perlu menambah teman lebih banyak, sehingga banyak yang bisa "mengantar" ketika saatnya harus berpulang bertemu Bapa Di surga"
Love, Audy
Ceritadiri.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H