Sebagai pengguna media sosial, terutama Youtube, saya sering sekali melihat komentar bot yang berisi promosi judi online. Tentu ini sangat meresahkan sekali apalagi di Indonesia jumlah pengguna judi online kian bertambah. Hal ini tak lepas dari promosi "gacor" dari bandar judol tersebut. Padahal di Indonesia sendiri sudah ada hukum bahwa segala bentuk judi itu dilarang apalagi promosinya. Terus kenapa sih komentar-komentar "haram" tersebut tetap bertebaran meski sudah sering di-report? Â Mari kita lihat selengkapnya.
Pendahuluan
Akhir-Akhir ini pengguna Youtube di Indonesia diresahkan oleh komentar-komentar judol yang beredar. Komentar-komentar tersebut tentu tidak membagikan link, tetapi menggunakan nama bandar judi tersebut. Di sini saya menyensor nama-nama bandar tersebut karena secara tidak langsung akan mempromosikan judi. Terus gimana sih cara kerjanya?
Jadi, bandar judi menggunakan bot sebagai media promosi. Bot yang dimaksud tentunya akun-akun palsu yang dibuat secara otomatis oleh suatu pihak. Bot itu sendiri sebenarnya bisa dikendalikan lewat satu komputer tapi bisa juga menggunakan banyak hp.
Tentunya ketika bandar judi ingin menyebarluaskan situs mereka, merka juga harus melewati sistem deteksi Youtube. Namun sayangnya, deteksi Youtube kurang berhasil menangkal akun-akun tersebut sehingga terjadilah fenomena komentar judol.Â
Sebelumnya, ada kasus yang sempat viral mengenai donasi judol di streamer game. Mereka justru senang karena jumlahnya yang biasanya tinggi sehingga mereka sampai-sampai berteriak "gacor" atau nama situs judi tersebut.Â
Lalu ada juga beberapa youtuber terkenal yang channelnya di-hack atau dijual oleh pihak gelap untuk dijadikan konten promosi judi. Saya masih ingat ketika akun youtube DPR RI kena hack sampai ada live judol segala.
Segala upaya dilakukan oleh Kominfo, dengan memblokir ribuan situs judi. namun sayangnya tidak membuahkan hasil, karena nyatanya situs judi masih banyak ditemukan di internet dan bisa diakses dengan bebas meski internet terbatas.
Namun meski upaya yang dilakukan sangatlah masif, tetap saja para bandar judi masih belum puas. Mereka malah menyebarkan komentar-komentar judol sebagai media promosi di Youtube.
Dampaknya
Segala bentuk judi termasuk online juga berbahaya loh, malah lebih berbahaya lagi. Misal bisa kecanduan untuk bermain judi terus-menerus, bisa menyebabkan depresi, melakukan tindak kriminal, terikat masalah finansial, kesehatan mental yang terpengaruh, potensi hukuman pidana, dan lain sebagainya.
Cara mengatasinya
Terus gimana dong cara mengatasinya? Sebenarnya bisa sih diatasi dengan cara melaporkan akun tersebut. Caranya klik  titik tiga dibawah komentar. Setelah itu pilih laporkan, terus pilih alasan yang menurut anda masuk akal. Misalnya Spam atau misinformasi karena menyesatkan orang. Lalu nanti komentar dan akunya akan dikirim ke Youtube untuk diperiksa lebih lanjut.
Kalau untuk Youtuber, bisa banget pakai software SpammerPurge yang bisa didownload di GitHub. Tapi tentunya tidak bisa mencegah hal tersebut untuk terulang kembali. Setidaknya kita bisa memeriksa semua komentar-komentar yang berpotensi mempromosikan judi dan menghapus komentar tersebut dari youtube.
Ingat! Meski hal tersebut dapat dilakukan, tetapi tentunya pihak bandar judi juga akan tetap berusaha untuk bisa menggaet orang-orang yang berpotensi menjadi korban sehingga kemungkinan besar akan lebih banyak komentar promosi "gacor" seperti ini lagi.
Kesimpulan
Walaupun kita sudah teredukasi tentang bahaya judi, tapi masih banyak yang mengadu nasibnya di dunia judi ini. Bahkan sampai merampok uang hanya ingin memenangkan judi. Banyaknya pengguna judi online tentu tak terlepas dari faktor lingkungan, edukasi dan ekonomi masyarakatnya. Semoga kedepannya pengguna judi online Indonesia dapat menurun dan promosi judi online juga akan menurun dan kita yang tidak jadi korbannya.
Salam sehat selalu!
Btw ini tulisan pertama gua di Kompasiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI