Judul : Ikan Adalah Pertapa
Penulis : Ko Hyeong Ryeol
Penerjemah : Kim Young Soo dan Nenden Lilis Aisyah
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Tahun Terbit : 2023
Tebal : xxiii + 259 halaman
Buku Ikan Adalah Pertapa merupakan kumpulan puisi dwi bahasa, yaitu bahasa Korea dan bahasa Indonesia. Antologi puisi ini memuat 60 buah puisi karya Ko Hyeong Ryeol dari antologi dalam bahasa Korea, yaitu " " jika dalam bahasa Indonesia berjudul Pada Saat Merenung Hal-Hal yang Kuno pada tahun 2020 yang merupakan kumpulan puisi ke-11 yang menandai peringatan 40 tahun debutnya. Buku tersebut berisikan 98 puisi yang penuh dengan keraguan dan kesiasian kehidupan.
Penyair Ko Hyeong Ryeol sendiri lahir pada tanggal 8 November 1954 di pantai utara kota Sokcho, Provinsi Gangwon, Korea Selatan. Pada tahun 1979, ia memulai debutnya di dunia sastra melalui puisi "Chuangtzu " di majalah sastra Hyundaemoonhak. Lalu, mulai menerbitkan buku kumpulan puisi pertamanya pada musim semi tahun 1985, dengan judul Perkebunan Semangka Puncak Daechong. Selanjutnya, menerbitkan kumpulan puisi berjudul Bunga Embun Beku, Budha Salju, kumpulan puisi ekologi lingkungan alam Bagaimana Kabarnya Kota Seoul, serta Aku Tidak Berada di Candi Erdene Zuu, serta Pada Saat Merenung Hal-Hal yang Kuno. Penyair Ko juga pernah menerbitkan kumpulan puisi Anak Kembar Samudera bersama penyair Vietnam Mai Van Phan. Selain itu, penyair Ko menerbitkan kumpulan puisi di berbagai negeri lainnya, seperti Pagi Hari Ini di Vladivostok, Melintasi Tubuh Kristal di Jepang, Grasshoppers' Eyes di Amerika Serikat. Ia tidak hanya menerbitkan kumpulan puisinya sendiri, tetapi penyair Ko merancang antologi sebelas penyair Asia berjudul Betapa Jelasnya Makhluk yang Kecil.
Kumpulan puisi dalam buku Ikan Adalah Pertapa menampilkan empat bagian yang terdiri dari lima belas puisi di setiap bagiannya. Bagian pertama yaitu Bagai Kenangan Milik Cahaya yang Sangat Dekat, bagian kedua yaitu Biseondae dan Puisi Prosais Setelah Makan Mi Dingin, bagian ketiga yaitu Gerombolan Manusia Debu, dan terkahir bagian empat yaitu Ada Kenyataan Belum Terbongkar. Puisi Ko Hyung-ryeol, yang mengeksplorasi makna kehidupan dan mencari sumber kehidupan, selalu memperluas cakupan imajinasi dan ditulis dengan bahasa yang tajam dan padat.
Salah satu keutamaan puisi Ko Hyeong Ryeol terletak pada penggunaan bahasa yang elegan dan padu. Setiap puisi mampu menggambarkan perasaan dan pengalaman manusia secara mendalam dan menjangkau ruang emosi yang beragam. Dalam buku ini, penyair membuka dunia pemikiran metafisik, ia berusaha mencari hakikat, keberadaan dunia, realitas dari isu yang diangkatnya dengan refleksi puitis yang ringan namun serius dan imajinasi tanpa batas. Penyair dalam puisi-puisinya tersebut memperlihatkan bahwa penyair memimpikan dunia yang ideal di luar realitas irasional yang penuh dengan kecemasan dan rasa sakit, seperti dalam kutipan puisinya yang berjudul Pertarungan dengan Jiwa.
"Jika mimpi mereka benar-benar tiba di bawah tebing ini