Mohon tunggu...
AUDIA HAYUNING
AUDIA HAYUNING Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Membaca dan Menonton merupakan hobi saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Efektivitas Sistem Drainase Hijau Bioretensi dalam Mengurangi Risiko Banjir di Perkotaan

21 Oktober 2024   01:01 Diperbarui: 21 Oktober 2024   03:17 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.1 Bagian Sistem Bioretensi

Pada saat ini, perkembangan manusia yang sangat pesat menyebabkan jumlah penduduk di suatu wilayah menjadi tidak terkontrol sehingga mengakibatkan kurangnya ruang terbuka hijau karena banyaknya pemukiman, perkantoran, dan area industri. 

Pengalihfungsian suatu tata guna lahan yang sebelumnya berguna sebagai daerah resapan air hujan menjadi suatu wilayah perkotaan mengakibatkan aliran air alami terganggu dan tidak adanya cadangan air tanah. Akibatnya daerah tersebut mengalami banjir karena drainase yang ada tidak bisa menampung debit air.

Banjir merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh kota-kota di seluruh dunia, terutama akibat urbanisasi yang cepat dan perubahan iklim. Sistem drainase konvensional sering kali tidak mampu menangani volume air hujan yang besar, menyebabkan genangan dan kerusakan infrastruktur. 

Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru yang lebih efektif dan berkelanjutan. Sistem drainase hijau, termasuk teknik bioretensi, menawarkan solusi dengan memanfaatkan proses alami untuk mengelola air hujan.

Bioretensi adalah metode pengelolaan air hujan yang menggunakan media tanam dan vegetasi untuk menyerap, menyaring, dan menampung air hujan sebelum mencapai saluran drainase utama. 

Prinsip dasar dari teknik ini adalah memanfaatkan keberadaan vegetasi, tanah, dan lapisan perlindungan lainnya untuk menciptakan area yang mampu menahan dan mengolah air hujan secara alami. Sistem ini dirancang untuk memperlambat aliran permukaan dan meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah.

Beberapa komponen penting dari sistem bioretensi meliputi:

  • Media Tanam : Campuran tanah yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan tanaman sekaligus meningkatkan kemampuan infiltrasi.
  • Vegetasi : Tanaman yang dipilih berdasarkan kemampuannya untuk menyerap air dan menyaring polutan.
  • Struktur Penampung : Bak atau cekungan yang dirancang untuk menampung air hujan sementara waktu.


Agar pengelolaan air hujan di bioretensi dapat dioptimalkan, maka proses yang terjadi perlu dipahami. Proses utama yang ada pada bioretensi untuk air hujan lokal diawali dengan intersepsi, yaitu proses tertangkapnya air hujan oleh daun tanaman serta lapisan penutup, sehingga memperlambat atau mengurangi terjadinya aliran permukaan. 

Proses kedua adalah infiltrasi. Ini adalah proses utama yang ada di bioretensi, baik yang mempunyai saluran underdrain maupun yang tidak. Pengendapan akan terjadi akibat aliran lambat yang ada di bioretention, akibatnya partikel yang ada di air akan tertinggal di permukaan bioretensi. 

Absorpsi adalah proses penahanan air di ruang antara partikel tanah yang kemudian akan diserap oleh akar tanaman. Proses selanjutnya adalah evapotranspirasi yang terjadi di bioretensi dan akan mengubah sebagian air limpasan menjadi uap air. 

Terakhir, absorsi yang terjadi adalah proses penyerapan kandungan kimia seperti metal dan nitrat yang terlarut di air oleh humus dan tanah (Winogradoff, 2001)

Hujan awal yang turun akan mencuci jalan sehingga aliran permukaannya akan membawa partikel sedimen, kandungan kimia dan oli yang tertetes di muka jalan, dan mengalir masuk kedalam bioretensi. Aliran permukaan dari hujan awal ini akan menjalani proses permunian yang ada di bioretensi. 

Jika hujan masih turun terus sehingga kapasitas tampungan bioretensi sudah terlampaui air kan mengalir langsung ke sistem saluran drainase melalui pelimpah yang telah disediakan. Hujan awal sudah mencuci permukaan jalan sehingga kualitas air limpasan permukaan dari hujan berikutnya diharapkan sudah baik dan boleh mengalir langsung ke badan air.

Gambar 1.2 Proses Sistem Bioretensi
Gambar 1.2 Proses Sistem Bioretensi

                                                                                                

Selain mengurangi risiko banjir, sistem bioretensi juga memberikan manfaat tambahan bagi lingkungan:

  • Peningkatan Kualitas Air
  • Penelitian menunjukkan bahwa sistem bioretensi dapat menghilangkan hingga 90% Total Suspended Solids (TSS) dari limpasan air hujan
  • Konservasi Keanekaragaman Hayati
  • Area bioretensi dapat menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, mendukung keanekaragaman hayati di lingkungan perkotaan
  • Estetika Lingkungan
  • Penerapan tanaman hias dalam desain bioretensi meningkatkan estetika ruang public

Disamping dari manfaat yang ada pada sistem bioretensi, sistem ini tetap perlu diperhatikan mengenai beberapa hal untuk meminimalisir kegagalan pada sistem.

  • Tidak cocok diterapkan di daerah industri yang beresiko menimbulkan pencemaran tanah yang tinggi (karena berpotensi untuk mencemari air tanah)
  • Tidak cocok untuk daerah yang memiliki :
  • Muka air tanah yang dangkal
  • Lapisan permukaan yang tidak stabil (gampang tererosi)
  • Kemiringan curam (> 20%)
  • Mengakibatkan penggenangan air yang berpotensi untuk menjadi habitat vektor pembawa penyaki

Bioretention dapat dikategorikan sebagai cara pengolahan dengan teknik Low Impact Development, yaitu cara untuk mengurangi dampak negatif akibat pembangunan. Oleh karena itu, sangat sesuai untuk dipergunakan sebagai suatu sistem untuk mengatasi masalah banjir pada daerah perkotaan. Bioretention merupakan sistem penanganan limpasan air hujan yang tergolong sangat sederhana dan melibatkan peran serta masyarakat. Penerapan sistem ini perlu didorong lebih lanjut melalui kebijakan publik dan kesadaran masyarakat akan pentingnya infrastruktur hijau.

Sumber Bacaan :

ARDIYANA, M. (2016). STUDI PENERAPAN ECODRAIN PADA SISTEM DRAINASE PERKOTAAN (STUDI KASUS DI PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG). In M. ARDIYANA, STUDI PENERAPAN ECODRAIN PADA SISTEM DRAINASE PERKOTAAN (STUDI KASUS DI PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG). Malang: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158820/1/MITA%20ARDIYANA.pdf.

Brookshire, B. (2021). Stores and malls buy into ponds and rain gardens for flood control. In B. Brookshire, Stores and malls buy into ponds and rain gardens for flood control. Stores and malls buy into ponds and rain gardens for flood control (snexplores.org).

DICKY NURHIKMAH, N. E. (2016). Pemilihan Metode Sistem Drainase Berkelanjutan Dalam Rangka Mitigasi Bencana Banjir Di Kota Bandung. In N. E. DICKY NURHIKMAH, Pemilihan Metode Sistem Drainase Berkelanjutan Dalam Rangka Mitigasi Bencana Banjir Di Kota Bandung. Bandung.

Janah, S. Z. (n.d.). Pengolahan Drainase dengan Green Infrastructure. In P. D. Infrastructure, Pengolahan Drainase dengan Green Infrastructure. https://www.bing.com/ck/a?!&&p=230593768ea38f83JmltdHM9MTcyOTM4MjQwMCZpZ3VpZD0xNTUwOTFjNS1hZDM0LTYyODMtMDBhZS04MjQ1YWM2ZTYzMDAmaW5zaWQ9NTIwOQ&ptn=3&ver=2&hsh=3&fclid=155091c5-ad34-6283-00ae-8245ac6e6300&psq=PENGOLAHAN+DRAINASE+DENGAN+GREEN+INFRASTRUCTURE&.

Kartini Halief, R. D. (2011). Pengembangan Teknik Bioretntion Dalam Mengatasi Limpasan Air Hujan. In R. D. Kartini Halief, Pengembangan Teknik Bioretntion Dalam Mengatasi Limpasan Air Hujan. Depok: 143963179.pdf (core.ac.uk).

UMA, B. (2024). Menerapkan Keseimbangan Alam: Teknik Bio-retensi dalam Pengendalian Air Hujan. In B. UMA, Menerapkan Keseimbangan Alam: Teknik Bio-retensi dalam Pengendalian Air Hujan. Medan: https://bpmpp.uma.ac.id/2024/02/27/menerapkan-keseimbangan-alam-teknik-bio-retensi-dalam-pengendalian-air-hujan/.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun