Mohon tunggu...
Auda Zaschkya
Auda Zaschkya Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan. Pernah jadi wartawati.

Realita adalah Inspirasiku Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Konstruksi Sosial dan Media Massa, Legalkan Patriarki?

24 April 2021   01:40 Diperbarui: 24 April 2021   01:57 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasusnya jelas dia diperkosa, kok malah ditanya perasaannya? Kenapa harus ditanya lagi kronologis kejadiannya? Apakah harus dijelaskan, si laki-laki memasuki kamar saya, lalu dia membuka pakaiannya, dan meniduri saya? Tidak, kan? Makanya, pertanyaan-pertanyaan seperti itu, tak perlu ditanyakan. Seharusnya ada pertanyaan lain dong. Misalnya, "Usaha apa saja yang sudah dilakukan untuk menjerat pelaku?" atau "Setelah kasus ini terungkap, apa yang akan dilakukan si korban terkait pendidikannya?"

Sebagai orang yang pernah berada di lingkup media, saya paham fungsi-fungsi pers. Tapi yang saya lihat, belum ada perubahan yang berarti, terkait pemberitaan soal perempuan korban perkosaan. Kita memang harus memberikan informasi kepada masyarakat. Namun, bukannya malah mengorek hal-hal yang tidak penting. Hal-hal tidak penting, memang disukai masyarakat kita, yang tak semuanya berpendidikan tinggi dan belum mampu berpikir kritis.

Tugas kita sebagai media, mendidik pembaca, lewat pemberian  pertanyaan-pertanyaan yang mendorong korban perkosaan untuk bangkit. Jangan malah mengungkapkan kesedihannya. Lalu membiarkannya terpojok dan jadi santapan pembaca yang haus akan sensasi. Reporter, memiliki tanggungjawab untuk mengedukasi pembaca lewat tulisannya. Jadi, perhatikan pemilihan kata-katanya. Jangan sampai, korban pemerkosaan, mendapat stigma dari masyarakat. Ingat! Dia korban.

-

Kasus-kasus di atas, merupakan realita yang terjadi di masyarakat kita. Maka dari itu, kita harus memberikan angin baru kepada pembaca dan masyarakat luas agar dapat memahami perempuan.

Media massa harus berubah. Jadilah media yang memandang perempuan dan laki-laki adalah makhluk setara. Toh, perempuan ini makhluk hidup, makhluk soial yang memiliki hak sama dengan laki-laki. 

Perempuan bukan objek seksual. Laki-laki dan perempuan, tak sepatutnya dibeda-bedakan porsinya dalam pemberitaan media. Kita setara. Yang membedakan hanya organ reproduksinya saja. (Auda Zaschkya)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun