Anak dan orang tua memiliki harapan dan impian saat mendaftarkan anaknya di suatu lembaga bimbingan belajar. Namun lembaga itu juga memiliki tujuan, tentu saja sebagai perusahaan yaitu mendapatkan profit sebanyak-banyaknya. Ini bukan hal yang salah namun jika tujuan bisnis ini menjadi tujuan utama dan mengesampingkan tujuan anak dan orang tua maka mungkin ini dapat dikatakan tipu daya. Perlu diketahui bahwa pendaftaran dan pembayaran di awal, sedangkan konsultasi pemilihan jurusan jelang akhir periode kegiatan belajar dan mengajar (KBM).
Kenyataannya banyak guru yang sekadar mengajarkan ilmu namun melupakan fungsi utamanya yaitu sebagai pendidik dan motivator.
Boleh saja mengubah pilihan anak, namun itu dilakukan jika guru (yang sering juga menjadi konselor) telah berjuang maksimal membangkitkan semangat, tekad, daya juang dan mengajarkan pelajaran hingga ke jantungnya bukan hanya kulitnya saja.
Ingat! Apabila di SBMPTN tersedia dua pilihan maka nomor satu adalah impian anak yang tidak boleh diganggu siapapun kecuali oleh Tuhan! Nomor dua barulah pilihan berdasarkan nilai yang diraih anak, dan ini pun setelah dilakukan usaha maksimal oleh guru, orang tua, dan siswa. Salah pilih jurusan, apalagi jika tidak sesuai kata hati, tentu tak ada keikhlasan menjalaninya kan? apalagi kebahagiaan?
Konselor Adalah Pembakar Semangat!
Penyadaran akan potensi yang dimiliki anak adalah tugas utama konselor. Konselor harus mau, mampu dan berjuang meledakkan semangat, tekad dan sikap pejuang tangguh dalam diri anak. Konselor adalah guru, dan juga orang tua serta orang terdekat siswa.
~ Ditulis berdasarkan pengalaman dan pengamatan ~
Every child deserves a champion, an adult who never give up on them, who understands the power of connection, and insists that they become the best that they can possibly be. ~ Rita Pierson
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H