Mohon tunggu...
Atyka Nujjiya Yufada
Atyka Nujjiya Yufada Mohon Tunggu... Atlet - mahasiswi

hobi badminton kalo kalah lomba sakit hati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Konseling BK ditengah Kekurangan Guru: Tantangan Dan Solusi di SMA PGRI 2 Jombang

22 Desember 2024   19:37 Diperbarui: 25 Desember 2024   12:52 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Visi layanan bimbingan dan konseling adalah terciptanya layanan yang profesional untuk mendukung perkembangan peserta didik atau konseli menjadi individu yang unggul dalam keimanan, ilmu pengetahuan, teknologi, tangguh, mandiri, dan bertanggung jawab.

b. Misi

1. Memberikan layanan bimbingan dan konseling yang mampu mendorong kemandirian peserta didik atau konseli dengan pendekatan humanis dan multikultural.

2. Membangun kerja sama dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, dunia usaha dan industri, serta pihak lain untuk mendukung penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling.

3. Mengembangkan kualitas guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui program pengembangan profesional secara berkelanjutan.

Dampak Kekurangan Guru BK tentunya berpengaruh cukup besar terhadap layanan yang diberikan. Kekurangan jumlah guru BK menjadi tantangan utama dalam pelaksanaan program BK di SMA PGRI 2 Jombang. Idealnya, rasio guru BK dengan siswa adalah 1:150, tetapi di sekolah ini rasio tersebut kurang dapat terpenuhi. Akibatnya, waktu yang dapat diberikan kepada setiap siswa menjadi terbatas, terutama untuk menangani kasus yang kompleks.

Kekurangan jumlah guru Bimbingan dan Konseling (BK) di Indonesia saat ini menjadi isu yang signifikan dalam sistem pendidikan. Berdasarkan data terbaru, kebutuhan ideal untuk guru BK di seluruh Indonesia mencapai 300 ribu, sedangkan jumlah yang tersedia saat ini hanya 58 ribu. Hal ini mengakibatkan kekurangan sekitar 242 ribu guru BK.

PB AKBKIN mengatakan sesuai dengan peraturan yang ada, satu guru BK seharusnya mengelola tidak lebih dari 150 siswa. Dengan total siswa di Indonesia yang mencapai 45 juta, perhitungan menunjukkan bahwa Indonesia memerlukan lebih banyak guru BK untuk memenuhi standar tersebut.

Selain hal itu, kurangnya sosialisasi mengenai fungsi BK membuat siswa ragu untuk memanfaatkan layanan yang ada. Tentunya sebagai pihak sekolah yang berkomitmen untuk mendukung kesejahteraan siswa dan keberhasilan pendidikan secara holistik, SMA PGRI 2 Jombang menyadari bahwa kekurangan jumlah Guru Bimbingan Konseling (BK) adalah tantangan yang perlu segera diatasi. Berbagai solusi inovatif dapat diterapkan untuk mengoptimalkan peran Guru BK dalam menghadapi beban yang berat dan meningkatkan kualitas layanan konseling. Berikut beberapa Solusi dari guru BK SMA PGRI 2 Jombang yang dapat diterapkan, yaitu:

  1. Optimalisasi Jadwal Layanan Konseling

Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan jadwal layanan konseling agar lebih efisien. Sebagai langkah konkret,  dapat dilakukan dengan membuat jadwal layanan yang lebih terstruktur, di mana Guru BK dapat menjadwalkan sesi konseling dengan lebih teratur dan fokus pada kelompok siswa tertentu yang membutuhkan perhatian lebih. Dengan memanfaatkan waktu secara maksimal, dan juga mengatur sesi konseling secara lebih efektif dan mengurangi waktu yang terbuang. Misalnya, kami dapat memisahkan sesi konseling individual dan kelompok agar lebih tertata, serta memastikan bahwa sesi konseling tidak saling tumpang tindih dengan kegiatan lain di sekolah.

  1. Pemanfaatan Teknologi dalam Proses Bimbingan

Di era digital ini, pemanfaatan teknologi dapat menjadi solusi penting dalam mengatasi kekurangan Guru BK. Dengan adanya berbagai platform komunikasi daring, kami akan mengadakan sesi konseling online atau menyediakan forum konsultasi bagi siswa yang membutuhkan bantuan. Teknologi seperti aplikasi konseling, video call, atau chatbot konseling dapat digunakan untuk menjangkau siswa yang mungkin kesulitan untuk bertemu secara langsung. Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk mengelola data siswa, memantau perkembangan mereka, serta memberikan materi konseling yang dapat diakses secara mandiri oleh siswa, seperti artikel atau video edukatif tentang kesehatan mental dan keterampilan sosial.

  1. Pelibatan Wali Kelas dalam Proses Konseling

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun