Guna kelangsungan pembangunan Monpera, maka diadakan perubahan Panitia Pembangunan Monopera. Selaku ketua panitia pembangunan Monpera H. Sainan Sagiman, serta dilakukan penyempurnaa badan hukum dalam bentuk Yayasan Pembangunan Monpera Sumsel. Pekerjaan tahap pertama dalam masa jabatan panitia yang lama, yaitu pembuatan perencanaa, pembebasan lokasi tanah, dan penanaman pondasi bangunan. Pada masa jabatan panitia pembangunan Monpera Sumbagsel yang baru melaksanakan pekerjaan tahap kedua yaitu konstruksi beton, setelah itu disusul pekerjaan tahap ketiga, pembuatan plaza, pemagaran, jalan lingkungan, pertamanan serta pembenahan bagian dalam Monpera.
Untuk pembenahan ruang dalam bangunan Monpera, agar memenuhi persyaratan sebagaimana layaknya sebuah monumen perjuangan, maka diadakan kerjasama dengan Drs, H. Amni Yahya, pelukis putera daerah Sumatera Selatan menetap di Yogyakarta yang profesional dan berpengalaman dibidangnya. Pengisian tahap pertama ditetapkan enam tokoh pejuang kemerdeaan Sumatera Selatan, yaitu dr. A. K. Gani Gubernur Militer Daerah Istimewa Sumatera Selatan, drg, M. Isa Gubernur muda Sumsel, Mayor Jendral TNI Purn. H. Hasan Kasim Pimpinan BPKR pada awal proklamasi 17 agustus 1945, Letnan Jendral TNI Purn. H. Bambang Utoyo Komandan Divisi Garuda I, yang diabadikan patung-patungnya sebatas dada dibuat dari perunggu.Â
Untuk penyusunan sejarah perjuangan rakyat Sumbagsel, diadakan kerjasama dengan pihak Universitas Sriwijaya, Yayasan Bhakti Joang 45 Sumbagsel, Forum Komunikasi Sarjana Sriwijaya Jakarta, disamping itu penyusunan buku-buku sejarah yang bersifat perorangan.Â
Karena sudah dianggap layak Monpera Sumbagsel berfungsi ditengah-tengah masyarakat, maka tanggal 23 Februari 1988 diadakanlah persmian oleh Bapak Menkokesra Republik Indonesia, H. Alamsyah Ratu Prawiranegara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H