Mohon tunggu...
AT Wardhana
AT Wardhana Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa

Level Pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Konferensi Yalta: Kesepakatan Tiga Kekuatan Besar

4 November 2023   08:41 Diperbarui: 4 November 2023   08:45 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Big Three. Sumber: liputan6.com

Untuk permasalahan Polandia dan beberapa negara di Eropa Timur, para pemimpin tiga negara besar masih berusaha cari sepakat dalam Pertemuan Yalta.

Beberapa pemimpin itu khususnya Inggris dan Amerika Serikat mengharap pemerintah negara-negara di Eropa Timur harus diputuskan secara bebas, terkecuali yang telah memberikan dukungan dan disokong Uni Soviet.

Sepakat berkenaan beberapa negara di Eropa timur itu rupanya tidak berhasil. Bahkan juga saat sebelum Pertemuan Yalta berjalan, daerah Polandia dan Bulgaria sudah dikuasai Uni Soviet. Dengan begitu sama seperti yang dicemaskan oleh F. Roosevelt, semua kawasan Eropa Timur telah ada dalam kendali Uni Soviet.

Di Amerika Serikat sendiri terjadi pergantian pemimpin. Presiden Franklin Delano Roosevelt wafat pada 12 April 1945 dan diganti oleh Harry S. Truman yang berwatak lebih keras. Pada waktu diselenggarakan Pertemuan Postdam di tanggal 2 Agustus 1945, permasalahan Eropa Timur diungkit kembali oleh Truman.

Pertama Menteri Britania Raya (Clement Richard Attlee), Presiden Amerika Serikat (Harry S. Truman) dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet (Iosif Stalin) berjumpa untuk membahas hal Jerman di bulan Juli 1945 berkenaan apa yang bisa terjadi kepadanya sesudah Perang Dunia II.

Pertemuan Postdam dipandang sebagai asal muasal terjadinya perang dingin di antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Presiden Harry S. Truman menginginkan supaya diadakan pemilu bebas di semua negara di wilayah Eropa Timur. Tetapi kemauan itu ditampik oleh Stalin dengan mengatakan jika pemerintah yang dibuat lewat pemilu di Eropa Timur akan membuat pemerintah yang Anti-Uni Soviet.

Pemerintahan Amerika Serikat sebetulnya sudah berusaha menekan Uni Soviet dengan menghentikan kontribusi ekonominya saat sebelum Pertemuan Postdam dijalankan, tetapi rupanya tidak berhasil. Kebuntuan permasalahan Eropa Timur sesudah Pertemuan Postdam mengakibatkan Amerika Serikat mulai berlaku keras.

Pada Oktober 1945, Presiden Truman mengatakan jika pemerintahan AS tidak mengaku satu pemerintah yang dibuat dengan desakan tanpa dengar kemauan rakyatnya.

Dalam kemelut itu, Inggris memberikan dukungan Amerika Serikat. Ini tidak heran karena ada kesamaan ideologi antara keduanya membuat kedua negara itu sama-sama menolong. Dan yang paling muncul ialah jika pertemanan di antara Uni Soviet dengan AS dan Inggris memang diprediksi hanya sebentar.

Sama sesuai doktrin Komunis Internasional (Komintern), jika Komunisme bisa berdamai dengan Kapitalisme untuk menantang Fasisme, seterusnya Kembali seperti harapan sebelumnya. Maknanya memang Uni Soviet tidak menginginkan pertemanan yang terus-menerus dengan negara Kapitalis seperti AS dan Inggris.

Menteri Inggris, Winston Churchill pada kunjungannya ke Amerika Serikat mengatakan jika Uni Soviet tengah melebarkan Iron Curtain (tirai besi) di sejauh dataran Eropa dengan membagi Jerman dan Eropa dalam dua kubu yang berlawanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun