Saking merdunya, kita tak terasa jika Salat Tarawih sudah saju jam-an. Meski tidak tahu artinya, namun mendengarkan bacaan Alquran beliau kita seperti digiring ke sebuah alam bawah sadar. Apalagi jika menemukan ayat bertajuk siksaan, neraka dan dosa, sang imam terisak-isak lalu jamaah dengan spontan ikut tersengguk. Air mata pun menetes membasahi sajadah.
Saya berpindah tempat dua kali. Dan saya menemukan suasana yang sama. Jamaah di samping saya menangis. Hati pun terketuk, bendungan air mata tak bisa ditahan. Memang susah ingin menangis di dalam salat, bagi saya Salat Tarawih di Masjid Agung Sunda Kelapa bisa membantu.
Ketika hendak pulang, seorang ibu-ibu menghampiri saya di tempat sandal. Wajahnya tampak sedu sedan. Lalu dia berkata dengan penuh hati, ‘Imamnya bagus sekali, ya. Doanya luar biasa. Ibu tadi nangis. Sedih banget’. Sungguh, masjid ini bisa memberikan efek sedih kepada para jamaahnya melalui kemerduan suara imam. Subhanallah...
Salam Tarawih Keliling
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H