Mohon tunggu...
Atunk F. Karyadi
Atunk F. Karyadi Mohon Tunggu... Editor - Menulis yang manis dan mengedit yang pahit. Haaa

Suka yang klasik dalam kata, dan futuristik dalam kerja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Tips Menulis Cerpen dari Para Cerpenis Indonesia

20 Juni 2016   15:19 Diperbarui: 20 Juni 2016   20:42 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
disitat dari http://jogjastudent.com

"Umpamanya begal. Kalau ingin dijadikan tema cerpen, Anda jangan main hakim sendiri. Coba telusuri siapa sesungguhnya begal itu, apa motifnya, dan hal-hal terkait lainnya. Alhasil, penulis cerpen itu seperti wasit sepakbola. Dia menentukan mana garis tengah, pingir, seperti ada gawangnya. Kalau tidak adil bisa kacau, emosian asal bantai saja," ungkap Restoe Prawironegoro Ibrahim.

Sastrawan berpenampilan nyentrik ini telah menerbitkan kumpulan puisi, dan tahun ini sedang merampungkan dua kumpulan cerpen lainnya. Dia merupakan cerpenis sekaligus penyair yang tergabung dengan Komunitas Sastra Kalimalang, karya-karyanya sudah banyak dimuat di beberapa media massa.

4. Gaya Unik dari Kita Sendiri

Banyak di antara penulis pemula yang ingin tampil dengan gaya-gaya unik penulis besar yang dia idolakan. Padahal, sejatinya karya yang bagus, di samping tetap membaca karya sastrawan besar, ialah dengan gaya kita sendiri.

"Salah satu trik menulis cerpen ya kita menulis dengan bahasa yang unik, dari kita sendiri, jadi akan ada beda dengan yang lainnya. Mulai cara bicara, interaksi karakter, yang jarang kita temui baik di film, televisi, koran, buku atau majalah," papar J Angin.

Dia adalah seorang penulis, arsitek dan wirausaha. J Angin juga seorang penggila literatur, film, dan musik. Aktif di dunia tulis-menulis, jurnalisme sekolah dan kampus sejak SMP. Cerpennya yang berjudul "Infini" menjadi salah satu isi dalam buku Kumpulan Cerpen Kompas Pilihan 2009.Novel pertamanya Premortemtelah beredar di toko-toko buku.

5. Teruslah Membaca Cerpen

Terkadang kita merasa puas ketika sudah menghasilkan cerpen. Meskipun sudah berhasil menulis cerpen kita tetap membaca karya-karya sastra. Salah satunya bisa kita peroleh di setiap koran mingguan.

"Bagi saya, cerpen bagus regenerasi sekarang itu Berny Arnas. Asyik dibaca. Juga Beni Setia, dan Seno Gumira," ungkap Restoe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun