Pengangguran tenaga kerja terdidik hanya terjadi selama lulusan mengalami masa tunggu yang dikenal sebagai pengangguran friksional. Lama masa tunggu itu juga bervariasi menurut tingkat pendidikan.Â
Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi pendidikan angkatan kerja semakin lama menunggunya. Secara makro, pengangguran tenaga kerja terdidik merupakan suatu pemborosan.Â
Apabila di kaitkan dengan opportunity cost yang di korbankan oleh negara akibat dari menganggurnya angkatan kerja terdidik terutama yang berpendidikan tingi.Â
Namun dalam pandangan mikro, menganggur mempunyai tingkat utilitas yang lebih tinggi daripada menerima tawaran kerja yang tidak sesuai dengan aspirasinya.Â
Sedangkan jika dilihat dari segi ekonomis, pengangguran tenaga kerja terdidik mempunyai dampak ekonomis yang lebih besar daripada pengangguran tenaga kerja yang kurang terdidik.Â
Lapangan pekerjaan merupakan indikator keberhasilan penyelenggara pendidikan maka menyebarnya isu pengangguran terdidik menjadi sinyal yang cukup mengganggu bagi perencanaan di negara-negara berkembang pada umumnya, khususnya Indonesia.
Kesimpulan :
Dunia pendidikan berperan aktif dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara. Pendidikan meningkatkan produktivitas dan kreativitas tenaga kerja serta meningkatkan kewirausahaan dan teknologi. Di dalam dunia kerja, pada umumnya pendidikan tinggi sangat di butuhkan untuk menunjang kemajuan sebuah perusahaan.Â
Namun, pendidikan tinggi juga tidak menjamin seseorang untuk mendapatakan pekerjaan yang di inginkannya. Keahlian /skill juga sangat di butuhkan di dunia kerja, terutama bagi orang-orang yang berpendidikan rendah yang mencari pekerjaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H