”Mit ... Mbak Vita tahu kalau Mita berbohong, karena Mak udah cerita kok ....”
”Iya, Mbak ... sebenarnya Mita hanya ingin kalau ulang tahun Mita nanti dapat dirayakan bersama teman-teman sekelas Mita, seperti ulang tahun yang pernah Mbak Vita dan Mas Diktus rayakan. Tetapi mungkin Mak nggak ngerti dengan keinginan Mita, ya, Mbak?”
”Bukan begitu, Mit. Kamu bersabar saja suatu hari kamu pasti dapat merayakan hari ulang tahunmu bersama teman sekelasmu. Kamu harus banyak berbuat baik, ya .... Suatu hari keinginanmu pasti akan terwujud.”
”Mana mungkin Mbak, Mak sudah nggak percaya lagi sama Mita.”
”Kamu percaya saja.”
****
Satu tahun kemudian ... Minggu, 5 Desember 1999.
”Selamat ulang tahun, Mbak Mita.”
”Selamat ulang tahun, Mbak Mita.”
”Iya, terima kasih ....”
Ibu telah berhasil mewujudkan harapan saya. Beliau membuatkan pesta dan merayakan ulang tahun saya yang ke-11 dengan mengundang teman-teman sekelas saya, tetangga, dan sanak saudara. Ibu membelikan kue tart dan juga mengundang guru serta Romo Darsono untuk memberikan pemberkahan di hari ulang tahun saya. Sungguh kebahagiaan yang tidak pernah terpikirkan oleh saya, ternyata Ibu sesungguhnya mengerti harapan saya. Harapan yang saya pikir sebelumnya tidak pernah tercapai, yang sesungguhnya selama ini telah diwujudkan oleh Ibu melalui kasih sayangnya. Selama ini saya tidak pernah menghargai perhatian ibu.