Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Generasi Emas Argentina dan Karier Sempurna Lionel Messi

22 Desember 2022   09:56 Diperbarui: 22 Desember 2022   10:12 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyaknya tekanan dan tingginya ekspektasi bagi timnas Argentina pun tidak menghalangi Lionel Messi dan kawan-kawan dalam perhelatan Piala Dunia kali ini. Masuk dalam grup C bersama Polandia,Meksiko dan Arab Saudi tentunya Argentina diharapkan untuk menyapu bersih setiap laga dalam babak penyisihan untuk menunjukkan dominasi mereka sebagai jawara Copa America dan mempertahankan rekor 36 laga tak terkalahkan. 

22 November 2022 menjadi hari yang tak akan bisa dilupakan bagi anak asuh Lionel Scaloni. Tim yang hadir dengan banyaknya ekspektasi ini pun berhasil dikandaskan secara mengejutkan oleh Arab Saudi, tim favorit tersebut berhasil diguncang dan dipaksa bertahan pada posisi juru kunci grup tersebut. Dunia pun tak ada habisnya mentertawakan kekalahan Argentina ini dengan euforia yang luarbiasa. Albiceleste menjadi bahan guyonan dunia pada saat itu bahkan keraguan terhadap kekuatan mereka menjadi bertambah drastis akibat kekalahan tersebut. 

Banyak yang meyakini bahwa Argentina akan menjadi tim besar pertama yang dipulangkan apalagi setelah melihat performa Guillermo Ochoa bersama Meksiko sulit rasanya untuk melihat Argentina bisa memenangkan pertandingan kedua mereka. Lionel Messi dikritik habis-habisan oleh seluruh media, bahkan ada seorang pundit yang menganggap bahwa dirinya sudah tidak ditakuti oleh pemain bertahan dan untuk merebut bola darinya sudah menjadi hal yang biasa.

Argentina ditaklukkan dengan skor 2-1 oleh Arab Saudi meskipun pada babak pertama mereka berhasil unggul terlebih dahulu bahkan memegang kendali jalannya pertandingan. Albiceleste berhasil ditaklukkan oleh high-line defence dari Arab Saudi, tercatat ada 4 gol yang dianulir bagi mereka akibat terjebak posisi offside. Awal yang memilukan bagi mereka yang memiliki beban berat pada pundak mereka masing-masing apalagi Piala Dunia kali ini digadang-gadang sebagai ajang terakhir Lionel Messi.

Jiwa kepemimpinan La-Pulga hadir setelah kekalahan menyakitkan ini. Lionel Messi berbicara pada media bahwa timnya tidak akan mengecewakan para pendukungnya yang berbondong-bondong meramaikan Qatar. Argentina adalah tim yang memiliki mentalitas juara dan siap mengerahkan segala kemampuan yang dimilikinya, bahkan partner Messi didepan yakni Lautaro Martinez mengatakan bahwa setiap pertandingan yang akan dijalankan tim Tanggo adalah laga final. Argentina  tidak main-main dalam perkataan mereka. 

Scaloni berhasil membayar kesalahannya pada pertandingan kedua, sepertinya kehilangan Lo Celso berdampak cukup besar bagi Argentina tetapi banyak cara untuk melapisi kekosongan lini tengah yang ditinggalkan punggawa Villareal tersebut. Scaloni melihat profil semua pemainnya dengan teliti dan memutuskan untuk mempercayakan Alexis Mac Allister dan Enzo Fernandez untuk mengisi lini tengah Argentina. Memainkan Paredes, Alejandro Gomez dan DePaul secara bersamaan bukanlah hal yang tepat, karena tipe 3 pemain ini bertabrakan, sehingga akhirnya berdampak kekalahan karena kurangnya kreatifitas dalam menyerang.

Masuknya Mac Allister dan Enzo Fernandez juga tidak secepat yang dibayangkan, kedua pemain ini baru rutin mengisi starting lineup pada laga menghadapi Polandia. Pada saat menghadapi Meksiko dengan banyaknya tekanan yang menghantui mereka, Lionel Messi berhasil tampil sebagai pahlawan utama mereka, gol pertama yang diciptakannya benar-benar menunjukkan kualitas dan klevelnya tersendiri dibandingkan pemain lain. Setelah 63 menit kesulitan menerobos pertahanan Meksiko, Argentina akhirnya ditolong oleh momen magis dan brilian seorang Messi kemudian keunggulan Albiceleste digandakan oleh Enzo Fernandez yang masuk sebagai pengganti pada menit ke 87. 

Sejak kekalahan melawan Arab Saudi dan kemenangan menghadapi Meksiko, pola permainan Argentina semakin kuat. Visi bermain mereka sangat jelas setelah Mac Allister dan Enzo Fernandez menjadi starter, bisa ditarik kesimpulan bahwa Scaloni ini adalah contoh pelatih yang baik. Dia mau belajar dari kesalahannya, mengalahkan ego demi kemajuan sebuah tim. Faktanya tidak semua pelatih bisa seperti dirinya, berkat taktik dan kecerdasannya lah Argentina bisa sampai sejauh ini. 

Saat pola permainan sudah jelas maka Argentina sudah tak terkalahkan lagi sehingga akhirnya bisa menjadi jawara. Kekalahan menghadapi Arab saudi menjadi pil pahit yang berarti bagi keseblasan tim Tanggo. Perjuangan mereka menjadi jawara dunia pun tidak mudah. 

(Sumber Foto: Goal.com)
(Sumber Foto: Goal.com)

Argentina yang sulit mempertahankan keunggulan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun