Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Puncak El-Clasico, Momentum Barca Menuju Kejayaan

3 Maret 2019   08:59 Diperbarui: 3 Maret 2019   09:31 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

El-Clasico adalah laga yang paling ditunggu oleh seluruh pencinta Sepakbola diseluruh dunia, namun apa jadinya apabila pertarungan antara 2 pemain paling berkelas dan tak ternilai kemampuannya yakni antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sudah meninggalkan euforia serta atmosfir dari el-clasico.

Dimana sang mega bintang Real Madrid ini hijrah ke negeri menara Pisa dan berlabuh di puncak klub terbaik dan paling ditakuti di Italia yakni Juventus, kepindahan Ronaldo tentu menjadi pukulan besar bagi pendukung El-Real, dimana mereka tidak memiliki ikon yang bisa menandingi Messi dan menjadi momok bagi jantung pertahanan Blaugrana. 

Kepindahan Ronaldo setelah berlangsungnya Piala Dunia 2018, membuat Real Madrid kesusahan bukan main mencari sosok pengganti ikon paling terkenang, sosok pahlawan di bernabeu, gol tendangan saltonya yang seakan-akan membekukan dunia serta Gianluigi Buffon akan menjadi memori indah terkenang bagi Real Madrid, dimana CR7 mengangkat trofi UCL sebanyak 3 kali bersama El-Real dan mengantarkan Los Galacticos menjadi jawara liga Champions selama 1000 hari tak tergantikan dan mencatatkan rekor 13 kali jawara UCL. 

El-Clasico jilid pertama menjadi saksi bisu pertama bahwa kejayaan El-Real sudah memasuki era terakhir dan tampaknya kejayaan tim ibukota Spanyol ini tak lama lagi meredup, disusul dengan beberapa kali keseblasan ini terpleset dan tertinggal poin dari sang rival yakni Barca dalam perebutan peringkat pucuk pertama La-Liga. 

Ditinggalkan oleh sosok Ronaldo, sang motor serangan serta motivator semangat el-Real yang sangat energik dan membuat pertandingan seakan-akan pertarungan hidup mati dibantu juga dengan sang jenius dibalik laga Real Madrid yakni sang peracik strategi Zidane yang mampu mengantarkan Los Blancos 3 kali juara UCL secara berturut-turut. 

Apakah musim ini akan menjadi rutinitas El-Real lagi yang sudah mereka jalani selama 3 tahun berturut-turut, kendati terseok-seok dan dipermalukan Barca, pada akhirnya mereka tetap keluar sebagai harimau UCL.

Bagaikan sebuah singa yang sudah terluka namun bangkit dan menghancurkan seluruh mangsanya,bagaikan predator piala si kuping besar tersebut, musim lalu mereka dipermalukan di kandang sendiri oleh Barca dengan skor 3-0, namun mereka bangkit di UCL dan kembali membawa pulang trofi itu, yang dimana tidak ada yang menyangka bahwa El-Real akan kembali meraih jawara UCL.

Barcelona yang musim lalu bagaikan motor kencang tak terhenti justru keok di perdelapan final liga Champions, setelah ditendang keluar oleh AS ROma yang notabenennya tentunya El-Barca menang diatas kertas, kekalahan itu memukul Barca bagaikan dari atas puncak gunung sampai hancur berkeping-keping mendarat di tanah. 

Barcelona sudah memegang kendali leg pertama setelah berhasil mengalahkan Roma dengan skor memuaskan yakni 4-1, dimana Barca sudah diprediksi besar akan lolos semifinal liga Champions serta menghentikan rivalnya menguasai UCL, Real Madrid berjalan dengan pelan tapi pasti, kendati dikalahkan di liga Spanyol dan gagal meraih Copa del rey yang dimana keduanya dimenangkan oleh El-Barca, asuhan coach Zidane kembali berjaya meraih trofi si kuping besar tersebut. 

Liga Champions sudah menjadi acara tahunan Madrid selama 3 tahun berturut-turut,membawa pulang liga Champions yang menjadi hal mustahil serta mimpi semua klub mumpuni, bagaikan hanya sebuah rutinitas tahunan Madrid. 

Barcelona di sisi lain harus terpukul menerima julukan badut UCL,mereka memiliki langkah yang baik namun seringkali dikeokkan secara mengejutkan di perdelapan final, apakah tahun ini akan kembali seperti itu, mengingat bahwa Barcelona berhasil ditahan imbang Lyon yang disaksikan oleh seluruh fans tim kuda hitam tersebut dengan skor kacamata 0-0.

Mereka selalu gugur di perdelapan final yang dimana selalu Barca-lah yang diunggulkan namun mereka pun ditendang oleh tim yang lagi masa kebangkit-bangkitannya. Atletico Madrid,Juventus dan As Roma menjadi 3 tim yang berturut-turut menghadang Barca menghadapi semifinal, apa yang harus dibenahi Barca? 

Dalam sejarah El-Clasico Barcelona dalam 10 tahun terakhir ini selalu menjadi sisi yang lebih dominan daripada Real Madrid namun apabila kita berbicara soal trofi UCL,Real Madrid bisa berbicara banyak,kendati kalah di El-Clasico tapi merekalah yang dikenal di Eropa sebagai jawara dari Spanyol. 

Musim 2015 dimana euforia Barcelona kembali menjuarai liga Champions namun tidak ada yang menyangka bahwa 3 tahun berikutnya El-Real akan menambah pundi-pundi trofinya dengan membawa trofi itu dan pengharagaan duodecima yang mustahil bagi semua tim dan akan selalu menjadi mimpi bagi seluruh tim besar lainnya. 

Real Madrid dalam bidang Liga Champions seakan tidak terkejar lagi, kini mereka ditinggalkan CR7 dan Zidane dua heroik di Bernabeu,akankah mereka bisa bangkit lagi dari masa seperti ini? dan tak disangka kembali menjawarai UCL?, kendati sempat keok menelan 2 kekalahan di penyisihan grup,Los-Blancos tetap keluar sebagai jawara grup dan melawan Ajax di 16 besar. 

Tidak boleh diremehkan kemampuan El-Real mengingat tahun lalu mereka bisa memukul mundur tim sekelas Juventus,Bayern dan Liverpool serta kembali lagi menjawarai UCL kendati sempat terseok dan justru keluar dari grup dengan status runner up,Barca yang dengan baik menggasak Chelsea lewat 2 gol nutmeg dari Messi yang mempermalukan Courtouis yang kini menjadi kiper anyar El-Real. 

Barcelona mengalahkan Chelsea dengan agregat 4-1 di 16 besar dan akhirnya harus tertunduk malu dikalahkan Roma lewat prestasi epic comeback yang akan selalu dikenang publik Roma,kecintaan Franceso Totti dan diyakini Roma merupakan klub paling fanatik bola begitu juga dengan Italia. 

El-Clasico jilid pertama berhasil disapu bersih oleh Barcelona, laga tersebut seperti bukan El-Clasico dimana Barca bemain sangat fantastis sedangkan Real Madrid terpuruk dengan dihancurkannya mereka dihadapan beribu-ribu puluan publik Fc Barcelona menyaksikan para pahlawannya mewarnai El-Clasico dan memberi pembelajaran berharga bagi Courtouis dalam El-Clasico perdananya. 

Luis Suarez mencetak hattrick, Coutinho dan Vidal mencetak gol El-Clasico mereka, dan Barca pun terbang menuju puncak klasemen. Laga tersebut tercipta sebuah sejarah yang unik, selain kemenangan pesta gol Barca, laga tersebut untuk pertama kalinya selama sewindu ini  kita tidak menyaksikan persaingan antara Messi dan Ronaldo, bukan karena cidera melainkan CR7 yang sudah memilih berlabuh membela Juventus setelah 8 tahun bersama El-Real (dari 2010 bergabung).

El-Clasico jilid kedua kali ini bukan berasal dari ranah La-Liga melainkan Copa Del Rey yang menjadi rutinitas kemenangan bagi Barcelona yang seringskali serta paling rajin membawa pulang trofi ini, kendati sering dicemooh hanya berhasil membawa pulang liga tarkam, turnamen ini tidak boleh diremehkan karena tim sekelas El-Real saja tidak berhasil menembus final ajang ini setelah terakhir kali menjawarainya pada tahun 2014 mengalahkan Barcelona.

Blaugrana menjadi pelanggan setia trofi ini, kali ini kembali bersua menghadapi Real Madrid setelah terakhir kali mereka bertarung di final Copa Del Rey pada tahun 2014 dimana Bale keluar sebagai aktor kemenangan lewat sprint ala flashnya mengalahkan Marc Bartra dan memperdaya Pinto. 

El-Clasico semifinal mempertemukan 2 raksasa Spanyol yakni Barcelona dan Real Madrid. Leg pertama, Real Madrid yang datang ke markas besar Barcelona yakni Campnou dibayang-bayangi oleh rasa ketakutan dan memori buruk kelam dimana mereka dibantai habis-habisan dengan skor 5-1, meskipun Barcelona bermain tanpa megabintangnya yakni Lionel Messi. 

Sapuan bersih itu tampaknya bisa diatasi oleh entrenador Solari berbeda dengan yang dirasakan oleh Loppetegui, meskipun baru menurunkan Messi di babak kedua setelah dikagetkan oleh gol cepat Lucas Vasques pada awal pertandingan, Marlon berhasil menunjukkan kualitasnya sebagai pemain muda dan masa depan dengan mencetak gol kegawang kosong setelah Keylor navas tampil baik terpaksa harus mengambil bola dari sarangnya.

Tampaknya memori indah 5-1 tidak terulang lagi dan tampanya El-Real semakin diprediksi akan menguasai laga di Bernabeu karena unggul gol tandang, tanpa disangka kendati beberapa kali Vinicius sang pemain muda membuat Semedo dan Pique kocar-kacir menjaganya.

Barcelona justru berhasil menggilas Real Madrid kendati secara serangan, permainan Los Galacticos lebih sering mengancam gawang Ter Stergen, namun dengan gemilang kiper muda Jerman ini berhasil mengatasi tembakan Benzema yang nyaris merobek gawang begitu juga dengan percobaan beberapa kali Vinicius menusuk pertahanan Barca dan bertubi-tubi permainan Real skaligus sundulan yang berhasil ditepis spiderman Barca ini.

Suarez lagi-lagi menjadi mimpi buruk kiper Real Madrid, setelah Courtouis berhasil dihancurkan oleh hattrick sang pistolero yang namanya agak turun setelah tampil kurang maksimal sebagai bomber Barca yang gagal mencetak gol di babak 16 besar, nama Suarez memang kerap turun akibat performanya sebagai striker yang terkadang memiliki peluang emas namun gagal ia konversikan menjadi gol, itulah sulitnya menjadi orang pertama dalam serangan dimana konektivitas gol dan produktifitas mencetak angka adalah hal yang paling diperhitungkan. 

Suarez berhasil mencwetak brace dan satu gol lagi dari kaki bek Real Madrid yakni Varane yang mencoba menghalau bola dari umpan krossing datar presisi Dembele yang justru disambut Varane menjadi gol kedua dan menjauhkan Barca dari kejaran Madrid yang dipermalukan di markas mereka.

Bernabeu seakan-akan sudah menjadi latih tanding Barca, bukan main Blaugrana kerap kali mempermalukan Real Madrid dikandang mereka sendiri, mulai dari 6-2 suatu pembantaian di era terbaik Guardiola bersama El-Barca, kehebatan yang tidak memantulkannya pada hasil tapi sepanjang permainan Barcelona mempermainkan Real Madrid diribuan pendukungnya. 

Barcelona juga pernah menggilas habis Real Madrid dengan skor 4-0 dan 3-0 di Bernabeu, stadion ini menjadi saksi bahwa tampaknya Real Madrid boleh berbangga meraih UCL tetapi apabila berhadapan dengan Barcelona status juara UCL terbanyak tidak menjadi jaminan bahwa kemenangan akan mudah jatuh ke pihak Real Madrid.

Digilas dan dicukur, apakah memori kelam ini kembali menghantui Madrid di jornada ke 26 La-liga ini?.

El-Clasico jilid pertama berakhir dengan skor 5-1 versi La-Liga.

Tampaknya pada awal pertandingan kedua tim tampak saling serang terbukti ada peluang dari Lionel Messi yang hampir saja mencetak gol namun sayang posisi untuk melakukan sangatlah sulit karena berada tepat samping gawang dan untuk mengukur sudut sangatlah sulit. 

Courtouis juga dengan sigap melangkah maju dan menghadang sisi tembak Messi yang terpaksa menggantung bola pelan setelah berhasil melewati Ramos, sayang bola hanya melewati bagian samping gawang.

Modrid juga memiliki peluang namun tendangannya diblok oleh Gerrard Pique yang bermain sangat baik dalam El-Clasico ke 4 musim ini. Meskipun beberapa kali direpotkan oleh Vinicius yang menjadi motor serangan dan kerap kali diberikan bola kepadanya mengingat bahwa sebenarnya pemain muda ini memiliki olah bola yang sangat baik namun belum bisa menceploskan bola ke gawang Blaugrana karena finishingnya yang masih harus dipoles. 

Beberapa kali mempermainkan Pique dan mengumpan si kulit bundar ke area kotak penalti namun beberapa kali juga Clement lenglet serta Busquets yang membantu menghalau bola dari udara karena postur mereka yang sangat baik.

Secara serangan Real Madrid lebih rajing menyerang namun mereka tidak masuk dalam istilah ontarget melainkan hanya proses saja, sedangkan Barcelona beberapa kali mengancam lewat tendangan Suarez yang bebas tanpa kawalan dan permainan Dembele bagaikan sayap bayangan dengan taktiknya bersama Messi dimana la-pulga kerap kali mengumpan Dembele yang berada pada posisi bebas berlari menusuk dari samping dan memberikan bola kepada Suarez yang sudah menyiapkan kekuatannya namun Real Madrid senantiasa berhasil mengatasi serangan tersebut.

Seperti biasa secara penguasaan bola Barcelona lah yang berada di atas kertas, 54% berbanding 46%. Sehingga pada menit ke 26, Rakitic yang bekerja sama dengan Sergio Roberto dari sisi samping sektor kanan, berawal dari umpan terobosan sang pahlawan dibalik kemenangan comeback Barca 6-1 pada musim 2016-2017 melawan PSG. 

Sergio Roberto sang jebolan La-Masia memberikan umpan yang sangat baik menembus sektor kanan dan tidak disangka Rakitic sang pemain yang tergolong underrated (sering diremehkan padahal sangat berbahaya), berhasil meraih bola mengalahkan Sergio Ramos dan menchip bola melewati Courtouis yang mencoba menghadang, gol Rakitic sang rocket mirip dengan peluang Messi hanya saja Rakitic memiliki posisi shoot dan ruang yang lebih baik berbeda yang dialami Messi. 

Setelah gol Rakitic, intensitas serangan Madrid semakin dipertambahkan namun El-Barca tetap tenang melakukan permainan possesion yang tenang, kendati sampai babak pertama selesai, Barcelona tetap memberikan serangan yang seakan-akan mereka juga tidak mau dikurung kebarisan dalam pertahanan yang terkurung oleh entrenador serangan Madrid yang tampaknya kurang sosok finisher yakini CR7 yang sudah meninggalkan Los-Blancos. Ter-Stergen lagi-lagi tampil sangat magis dan kembali mencetak clean sheet dalam 2 El-Clasico berturut-turut dalam sepekan.

Ter Stergen tampaknya menunjukkan bahwa dirinya layak dijadikan kiper utama timnas Jerman menggantikan Neuer yang kelak lagi akan dimakan usia, dengan penimpang gemilangnya dalam 2 el-clasico berturut-turut menjadi mimpi buruk Benzema dan Vinicius serta kini Gareth Bale. 

Dalam El-Clasico kali ini serangan Real Madrid benar-benar dipatahkan oleh garis pertahanan Barca yang tampak senantiasa tenang menghadapi permainan tipikal Madrid, mereka sepertinya sudah menghafal mati serangan El-Real setelah mereka juga menerima tekanan berturut-turut di ajang Copa Del Rey.

Serangan Madrid sangat terbaca dan tidak ada yang benar-benar sampai membahayakan gawang Barca, namun tetap Ter-Stergen harus diacungi jempol karena mampu menahan tembakan Madrid yang putus asa mulai menembak jauh, begitu pula dengan Lenglet dan Piqe yang rela sampai mati-matian menjaga gawang. 

Sergio Roberto dan Jordi Alba juga sangat baik dalam bek sayap yang selalu menjadi opsi pilihan serangan Barca yang kerap kali membantu mereka menyerang. Vidal juga tampil baik meskipun baru masuk pada menit ke 70, Coutinho dan Semedo juga bermain dalam ajang ini menggantikan Arthur dan Busquets. 

Kemenangan Barca di kandang Real Madrid ini telah menyapu bersih 2 el-Clasico la-liga dengan agregat 6-1 serta memantapkan posisi mereka di puncak klasemen, dengan torehan total poin 60 tak terkejar dari peringkat 2 Atletico Madrid 55 dan Real Madrid di pos ketiga dengan torehan total poin 48.

Kemenangan ini juga menjadi penentu El-Clasico dimana Barca berhasil memenangkan 1 pertandingan lebih banyak daripada Real Madrid dengan total kemenangan di El-Clasico ke 96 sedangkan Real Madrid 95. 

Kendati secara jumlah gol Real Madrid tetap lebih banyak tentunya kemenangan ini seakan-akan mengangkat martabat karena lebih banyak memenangkan laga di El-Clasico, akankah ini menjadi awal treble kembali dari Barca dan kebangkitan kejayaan treble dan tidak menjadi badut UCL lagi layak dilihat?.

Namun secara permainan Valverde tampaknya harus lebih banyak belajar lagi dari sang entrenador Pep Guardiola, intensitas serangan harus lebih ditingkatkan bukan sekedar bergantung pada sang playmaker Messi, namun tidak usah diragukan lagi kemampuan Barca tanpa Messi dimana mereka mampu mencukur Real Madrid di El-Clasico jilid pertama dengan skor 5-1. 

Layak ditunggu akankah ini menjadi momentum indah bagi Barca untuk meraih treble dan bagaimanakah Real Madrid bangkit menuju jalur kejayaan mereka kembali, layak ditunggu.

Salam olahraga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun