Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gerbong "Catenaccio" Siap Hancurkan Barca dan Real Madrid

18 Maret 2018   19:23 Diperbarui: 18 Maret 2018   19:51 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: TheTeleghraph

Hasil drawing babak 8 besar UCL musim 2017-2018 mempertemukan klub panglima Italia yakni As Roma dan raja singa Spanyol yakni El-Barca yang sudah kehausan gelar karena gelar UCL kerap kali direbut musuh bebuyutannya terus-menerus membuat publik El-Barca tertekan dan siap membawa trofi telinga lebar kembali ke CampNou. Kedua kita dipertemukan dengan pertandingan david melawan goliath yakni pemimpin pucuk klasemen Jerman dengan kuda hitam yang berasal dari Spanyol yang siap membuat andalan der-panzer pupus seperti harapan the red devils.

Laga 8 besar juga membawa kita ke dejavu musim lalu dimana lagenda dibawah mistar Gianluigi Buffon harus menerima gawangnya disobek sebanyak 4 kali oleh andalan El-Matador yakni Real Madrid yang tampaknya sudah menjadikan Liga Champions sebagai eventnya dan dengan bangganya CR7 dan dkk menganggap bahwa UCL adalah kompetisi mereka dan darah mereka yang sudah menjadi semangat dan passion yang mengaliri keseblasan putih ini berlaga di UCL. Sedangkan itu Liverpool dan Man.City dipertemukan yakni derbi panas yang sudah biasa disaksikan rakyat Inggris.

Dalam 4 musim terakhir, El-Barca dan Real selalu keluar sebagai jawara terutama Los-Galacticos. Real Madrid memperjuangkan nyawanya disini mengingat Liga Champions adalah satu-satunya event dan gelar yang masih bisa digenggam oleh mereka dua gelar bergengsi lainnya sudah 90 % jatuh ketangan musuhnya yakni Blaugrana, yang selangkah lagi menjaga kestabilan dan langkah mereka di La-Liga serta melawan Sevilla di babak final CDR nanti. Real Madrid harus bertempur dengan Juventus yang sudah mengetahui mereka baik karena musim lalu bertempur di Cardiff.

Pertempuran di Cardiff tepatnya di babak kedua sepenuhnya dikendalikan oleh armada Zidane, CR7 mencetak lebih dari 100 gol dan meninggalkan Messi bersama squadnya yang dipermalukan Juventus yang dimana dibuat merana di Cardiff, gol indah Mandzukic menjadi satu-satunya yang bisa dinikmati Juventini,mereka dibuat tersesak dan tak bernafas lewat permainan cepat mereka. Megastar Asensio juga ikut membobol gawang Buffon yang sudah berpuluh-puluh tahun menghadapi tendangan dan menjaga garis mistar. 

Juve juga menjadi korban jayanya Tiki-Taka yang sedikit mirip reuni kejayaan 2009 bersama Pep-Guardiola, namun tampaknya pelatih debutan di Barca yakni Enrique mampu menggantikan sosok figur Guardiola bagi Cules, tampaknya Ernesto Valverde siap membawa glori tersebut musim ini meskipun dengan cara metode berbeda yang kebanyakan memainkan Tiki-Taka cara lain dan memainkan duo pemain tengah non-kreatif melainkan defender yang mampu mempertahankan gawang dan bola sehingga tidak kalah bertarung di lapangan tengah yakni Gomez dan Paulinho.

Real Madrid selalu ambruk dimana ketika El-Barca justru sibuk membantai lawannya. Menghadapi nyonya tua tidak selalu menjadi hal yang mudah bagi Madrid, mereka selalu justru tidak terlalu diunggulkan namun selalu berhasil membawa kesan dia adalah pemegang trofi UCL sejati kendati di liga domestik Real bagaikan harimau tampa taring. Sedangkan dalam 2 tahun terakhir Barcelona selalu dijadikan contoh kegagalan dan dianggap tidak semenakutkan lagi di Eropa mereka cuma dianggap jawara kampung dan pemegang trofi pungut.

Ernesto Valverde tenang saja ketika mengetahui Neymar pindah ke PSG dan Barca sedikit terburu-buru membeli Dembele yang tampil naik daun,dan sempat terpengaruhi karena cideranya. Ketemu As Roma yang bisa menaklukkan Chelsea di babak penyisihan grup ini sedikit unik,mengingat Barca jauh lebih kesulitan menghadapi tim seperti Chelsea dibandingkan As Roma, padahal tim tangguh Italia ini juga yang paling diwaspadai di Eropa dan juga calon kuat jawara dan siap memperlihatkan bukan hanya si nyonya yang tua saja itu yang bisa tembus minimal 4 besar Eropa.

Bek kiri Lucas Digne tahu betul klub ini. Barca pernah mencukur habis klub ini ke zona bontot dengan skor 6-1 dan menjadikan As Roma korban terbaik yang dihancurkan MSN tepatnya di musim 2015-2016 kala Barca lagi hebat-hebatnya namun tampa diduga mereka dikalahkan Atletico Madrid secara mengejutkan. Padahal musim itu membawa kita ke dejavu 2012 dimana Barca tampil konsisten dari babak penyisihan grup namun dikalahkan tim tangguh yang bermain lepas skaliber Chelsea dan Atletico,tampaknya AS Roma bisa masuk dalam kategori itu.

Roma adalah kota paling hebat di Eropa dan mereka memang sedikit mengetahui ketertinggalan mereka dari klub mahaperkasa seperti Barca tapi klub idola Totti ini siap menunjukkan bahwa passion bisa mengubah seluruh pemikiran dan paradigma sepakbola. Mereka punya Nainggolan tendangan super jebret, ada Edin Dzeko yang mampu membuat Umtiti dan Pique kehilangan akal dan juga El-Sharaawy yang punya kenangan manis kala Ac-Milan menundukkan Barca 2-0 meski dicomeback 4-0 pada tahun 2013 silam.

As Roma mampu menundukkan Shaktar Doneskt di babak 16 besar lewat gol tandang, di leg pertama mereka ditundukkan 2-1 namun mampu mencetak gol 1-0 yang membawa mereka menemui tiket 8 besar. As Roma merupakan monster bersama Francessco Totti,mereka dikenal tidak ada bosannya dalam mencari pemain muda, dan tampaknya mereka siap mengejutkan dunia seperti yang dilakukan Mourinho bersama Inter Milan di tahun 2010, Barca juga punya memori buruk dengan tim Italia seperti Inter, Roma harus menahan gembrokan Messi dkk.

2 Perwakilan Spanyol yang merupakan raja di negara mereka masing-masing harus bertemu dengan 5 kali jawara Liga Italia dan As Roma yang merupakan klub raksasa di Italia juga. As Roma juga memiliki kecendrungan unik bersama Barca dimana lini serangan mereka selalu tridente apalagi ketika masa pangeran Totti dan mereka disebut gladiator. Roma juga bukan tipe tim yang bermain sepakbola wanita dan cenderung bertahan passive,mereka selalu mengerti perasaan Romanitsi yang tak pernah mencari masalah dengan klub lain mereka damai namun ketika bertemu Lazio disitulah kisah permusuhan selalu muncul.

Di musim 2015-2016, pertandingan di CampNou, bek pertahanan rumah tangga As Roma dibuat kocar-kacir, disaat itu Barcelona menunjukkan klassnya dengan taktik umpan satu dua cepat tiki-taka yang sudah diupgrade dengan tridente MSN gladiator menyerang menara As Roma dengan menceploskan 6 gol, dan paling ikonik gol keduanya yang dicetak Messi yang dijuluki dan digadang-gadang gol kerja sama tim terbaik, pertandingan itu menjadi pertandingan yang ikonik bagi trio Messi,Suarez dan Neymar. 

Mereka juga pernah bertemu dalam ajang Joan Gamper 2015-2016, Barcelona pada saat itu dibandingkan saat ini cukup berbeda di masa itu, Messi bermain di kanan dengan umpan curvenya yang membuat Neymar mencetak gol pertama,gol kedua juga berasal dari kanan,dari kaki La-Pulga Suarez meliuk-liuk umpan ke Alvez kemudian ke Neymar yang mengoper kepada Messi yang lari menyambut bola dari kanan dan mencetak gol kesamping gawang Roma, gol ketiga dicetak oleh tendangan roket Rakitic.

Berbeda dengan sekarang, kepergian Neymar membantu dirinya untuk kehilangan dari bayangan Messi di Paris tetapi juga membantu El-Messiah lebih mengekploitasi bakatnya sebagai playmaker, tugas Messi kini berubah menjadi Xavi, Coutinho sebagai Neymar yang bisa melakukan berbagai trik samba karena dia juga berasal dari Brazil sedangkan yang bermain bersama Roberto dan penetrasi serta umpannya di kanan ada Dembele, Barcelona lebih luas mainnya karena mereka sudah bisa bermain 4-4-2 dan bisa memblok serangan balik dengan baik yang boleh dibilang senjata Roma nanti karena Blaugrana selalu lemah terhadap counter namun berbeda dengan sekarang.\

Mungkin As Roma bisa mencoba taktik Willian yang cukup berhasil melawan Barca di Stamford Bridge, dimana cukup menemukan space ruang menembak dimana mungkin Barca belum bisa menebak kota romantis ini bisa memainkan taktik yang dimainkan Chelsea. Berbeda dengan musim lalu dimana El-Barca bisa ditebak dan tak akan bertahan lama ketiga dibantai PSG 4-0 dan dihancurkan oleh seorang Dybala tampaknya musim ini mereka seperti tak punya kelemahan,permainan defensif mereka meningkat bersama Valverde yang dimana akan sangat sulit bagi Roma yang harus bertahan dengan rapi dan juga menyerang mati-matian melawan barikade Barca.

Secara pertemuan statistik,tentunya Barca akan kembali mengeluarkan magisnya dan filosofinya dengan bermain pelan bagai warrior dan asassin. Demi bisa kembali merebut UCL dan tidak menjadi badut lagi di Eropa dimana mereka hanya bisa bertahan 8 besar padahal mereka jauh lebih diunggulkan sedangkan rivalnya Real bisa menaklukkan berbagai jawara dari jawara negara utusan seperti Bayern maupun Juventus mengingat mereka selalu menjadi goliath di negaranya masing-masing. 

Selain Barcelona yang cukup menjadi momok,Real juga harus melewati hadangan Juventus dulu kemudian berpikir menghadapi Bayern Muenchen atau Manchester City yang diprediksi berat akan mengatasi lawannya masing-masing dan siap terbang ke tiket 4 besar ataupun final. Pertemuan partai puncak antara rival yang bermusuhan namun saling mengakui satu sama lain yakni Real dan Barcelona belum pernah terwujudkan,ini merupakan salah satu fakta unik dibalik rasa permusuhan ini.

Sungguh aneh dimana ketika salah satunya lolos bukannya saling mendukung agar harkat klub negara mereka terangkat Barca ataupun Real saling mendoakan agar gagal berjumpa dan mengangkat trofi kuping besar ini. Zidane harus bekerja keras mempersiapkan armadanya,kekalahan 3-0 di Bernabeu melawan Barca selalu menjadi momen menjatuhkan karena itu yang membuat lagenda Prancis ini dikritik dan dikira masanya telah tiba untuk meninggalkan armada Real dan kursi kepelatihan di Madrid.

Valverde sebagai seorang pelatih debutan sudah mendapat hati para Cules,kendati mereka sempat nyungsep di ajang Piala SuperSpanyol melawan Real Madrid yang lagi kejayaan dan glorinya berhasil memenangkan seluruh ajang bergengsi kecuali CDR. Real Madrid bisa treble namun Enrique mampu mempertahankan CDR,mau disimpan dimana lagi muka Barca mengingat itu adalah satu-satunya pride yang masih dipegang Barca sebagai ciri dari prestasi mereka. Lebih mudah bagi Real Madrid untuk treble ataupun sixtuple dibandingkan Barcelona menyamai prestasi mereka sendiri yakni 12 UCL,Back-To-Back dan klub seabad.

Mereka punya ciri,cara main,filosofi,cara cari pemain dan juga prestasi yang berbeda satu-sama lain. Modernisasi juga sudah mempengaruhi Sepakbola dimana dulu selain drama lapangan hijau mengejar bola mereka juga kerap kali terlibat insiden baku tinju dan saling memusuhi tampaknya zaman modern Sepakbola selain membawa camera replay,garis pembatas mereka juga mempengaruhi pikiran pemain bola yakni pertarungan sesungguhnya yakni mencetak gol bukan yang menang dalam adu mulut dilapangan.

Insiden sempat terjadi ketika Ramos mempermainkan Messi,dan beberapa adu mulut sempat terjadi namun tidak segila pada saat 6 tahun lalu yakni 2012,dimana David Villa dan Ozil bermasalah karena sara dan agama, sampai staff dan para official harus memperhentikannya. Pepe dan Messi juga kerap kali bermasalah ketika bek ganas ini sudah pusing mem-marking Messi sampai harus melanggar dan bahkan menginjak kakinya. Ramos dan Pique bagaikan pemimpin gangster yang selalu baku hantam dan memusuhi satu sama lain,namun ketika soal bela negara di Spanyol mereka bagaikan sodara.

Drama di sosmed juga tak ada hentinya, bukan cuma para warga Spanyol yang menyaksikan rivalitas ini,di Indonesia juga, bahkan negara ketertinggalan sepakbola seperti Nepal dan Bangladesh saja sangat mengapresiasi Sepakbola, bisa dilihat negara seperti India,Nepal dan Bangladesh bisa menguasai dunia Sepakbola karena atmosfir dan kesetiannya dalam menyaksikan Sepakbola, bisa dibilang suatu saat mereka akan menemuhi momen bolanya dan saya suka itu. 

Bayangkanlah final antara Messi melawan CR7. Ronaldo tampaknya masih belum terima ketika klubnya dulu dikalahkan oleh glori Barca 2009 yang merupakan dreamteam yang membuat gawang Edwin VanderSar jebol oleh tridente Messi,Ettoo dan Henry. Straiker Argentina dan Straiker Kamerun itu berhasil membuat Rio Ferdinand,Vidic dan Vandersar memungut bola digawang, sementara Ronaldo dan Rooney dimasukkan dikantong Puyol, serta Sir Alex Ferguson dibuat geram padahal dimasa itu Mu lebih diunggulkan meraih back-to-back pertama.

Barcelona tentunya sangat haus soal pertarungan di kancah eropa,mereka juga sangat on-fire musim ini,seluruh mitos dan takhayul dihancurkan, soal Barcelona yang akan selalu menjadi nyamuk ditepuk dihadapan Chelsea justru dibantai di Camp Nou. Barcelona akhirnya bisa menunjukkan bahwa dia juga bisa mengalahkan Chelsea dengan mudah. Messi juga berhasil menjadi orang kedua yang mencetak 100 gol di liga champions, gol ke 17 belasnya menjadi batas antara dia dan Ronaldo kala Barca menunjukkan Mu di final, dimana disitu dilihat pertemuan final antara Cr7 dan Messi.

Dembele juga berhasil membuktikan harganya dengan mencetak gol krusial melawan Chelsea,Messi juga berhasil membobol 2 gol ke gawang Coutouis dan mencetak 100 gol mengikuti Ronaldo yang sudah mencetak 100 gol lebih. Messi mencetak gol dengan cara trik dan atmosfir tertentu, menit ke 2 dan 63, sela kaki Coutouis menjadi saksi Messi menghancurkan The Blues dengan menyumbangkan 2 gol dan satu assistnya kepada gol pertama Ousmane Dembele di menit ke 27. Draw melawan As Roma, tampaknya Barca siap tampil all-out lagi.

Real Madrid juga yang berhasil mengajarkan bahwa seberapa banyak kau menghabisi uang,Real tetap jawaranya di Eropa kala mereka melumat PSG yang menjadi raja di Ligue 1 dengan 2 kali meraih kemenangan,dan CR7 tetap menunjukkan perkatannya bahwa UCL milik Real, dan Zidane masih bisa berhela nafas karena dia masih menujukkan kualitasnya sebagai pelatih. Real Madrid menang agregat 5-2 dan memenangkan 2 laga melawan PSG. 

Bisa dibayangkan final antara Barcelona melawan Real Madrid dimana, karir Zidane on the line, Barcelona yang merebut UCL dari Real Madrid yang seperti menjadi pemilik utama trofi itu, bayangkanlah final itu dimana semua harga diri dipertarukan. Real yang tidak mau berakhir o gelar serta Barca yang tidak mau menyaksikan Real Madrid angkat trofi ketiga kali berturut-turut bisa saja Liga Champions tidak diadakan lagi karena pemenangnya selalu Real Madrid. 

Kedua tim ini sebelumnya harus melewati hadangan kuda hitam Italia, As Roma dan juga king Italia tampaknya gerbong Cattenacio siap gagalkan dream match ini.
Barcelona 55% As Roma 45%
Bayern Muenchen 60% Sevilla 40%
Real Madrid 55% Juventus 45%
M.City 51% Liverpool 49%

Salam Olahraga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun