Mohon tunggu...
Riga Sanjaya
Riga Sanjaya Mohon Tunggu... -

Cerita-cerita dari bilik kepala.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takdir [Bagian 3]

30 Januari 2014   16:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:19 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

bagian 1

bagian 2

Entah berapa lama aku memandangi sosok yang tengah tertidur itu. Perasaanku sedikit miris. Sepertinya luka-luka yang diderita Firman cukup parah. Aku bangkit dan mendekati Firman. Tanganku terulur hendak membelai rambutnya. Tepat pada saat itu Firman berbalik. Aku terhenyak. Dia bukan Firman!

Dia bukan Firman anakku!

Melihat aku tampak terperanjat, buru-buru Midah bangkit dari ranjang dan mendekatiku. Aku masih gemetaran. Kenyataan kembali mengguncangku. Dia bukan anakku!

“Dah...lihat Dah, dia bukan Firman, Dah. Mana anakku, Dah? Mana?” Sekuat tenaga aku menahan keinginan untuk menjerit. Midah mengalihkan pandangannya ke arah tubuh di atas ranjang.

“Mak...kulitnya putih. Dia...dia bukan Firman. Kalau dia bukan Firman, artinya Firman sudah....”

Midah tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Berdua kami berpelukan saling menangis. Rasanya pilu sekali. harapan yang sempat tumbuh sekarang seperti tanaman tersiram air panas. Melayu dan seperti lumpuh. Kami tenggelam dalam duka, tak menyadari keadaan sekitar. Kami baru tersadar saat perawat muda tadi menegur.

“Eh, eh...kenapa pada nangis? Kalian mengganggu istirahat pasien. Saya harus minta kalian keluar.” Dia berkata tegas. Kuangkat kepalaku, menatap sosok di ranjang yang sekarang telah terbangun.

“Kak Suster, dia itu bukan Firman. Dia orang lain.” Midah menuding ke arah ranjang. Aku kembali terisak.

“Ah, sesuai KTP yang kami temukan di dompetnya, namanya Firman Awwaddin, asal Langsa. Polisi juga bisa menghubungi keluarganya setelah memeriksa ponsel yang ada di kantong celana Firman. ” Perawat itu meneliti catatannya.

“Pasti ada kesalahan, Kak. Ibu ini mamak kandungnya. Dia nggak mungkin salah. Anaknya si Firman itu kulitnya coklat, bukan putih kayak dia.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun