Masalah kebebasan dan usaha-usaha pembentukan identitas bangsa
Pada masa ini antara abad 18-20, tema-tema Islam memang cenderung kurang diangkat, dimana kebanyakan para sastrawan lebih banyak menggelai masalah tradisi, Nasionalisme, dan identitas kebangsaan. Maka kita tidak bisa sangat tegas dengan membatasi sastra Islam seperti pada fase awal. Ada ruang yang lebih terbuka yang memberikan tempat pada karya-karya sastra yang tidak bersumber dari surah dan Hadist namun lebih pada pengalaman umat muslim dalam menjalani kehidupannya.
Dengan melihat perkembangan sastra islam di melayu sejak awal kedatangannya sampai masuk fase modern, tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di dunia arab. Hanya saja perbauran yang terjadi di Nusantara lebih disebabkan oleh gejolak politik dan sosial dalam negeri sebagai bangsa yang terjajah. Sehingga semangat emansipasi dan nasionalisme terasa lebih kuat menyeruak di banding dakwah islamiah yang semula banyak diusung, namun begitu keahdiran peangruh islam dalam penulisan sastra nusantara telah menambah khasanah kekayaan budaya bangsa dan masih kuat berpengaruh hingga kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H