Mohon tunggu...
Nurul AtsnaQonita
Nurul AtsnaQonita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi , UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Kimia Bahan Alam Saffron (Crocus sativus) sebagai Upaya Meningkatkan Kesehatan Tubuh

1 November 2021   07:00 Diperbarui: 1 November 2021   07:12 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Alternatif obat dari bahan alam menjadi solusi yang baik, karena didalamnya sudah banyak terkandung manfaat murni tanpa perlu adanya tambahan bahan kimia yang membahayakan kesehatan dan lingkungan. Salah satu bahan alam yang kaya akan manfaat dan mampu meningkatkan kesehatan tubuh serta mencegah dan mengobati berbagai penyakit, yaitu saffron.

Saffron (Crocus sativus) tanaman herbal yang berasal dari Iran dengan genus Iridaceous dan bunga yang berwarna ungu yang dianggap sebagai salah satu tanaman penting dalam bidang medis. 

Bunga Saffron terdiri dari 6 kelopak bunga, 3 benang sari berwarna kuning dan 3 putik bunga. Kandungannya yang lebih dari 150 komponen kimia, dimana tiga komponen utamanya adalah crocins (crocetin), picrocrocin (perantara safranal) dan safranal. Selain ketiga komponen tersebut, saffron juga mengandung komponen lain, seperti karotenoid, karbohidrat, raw fiber, protein, lemak, antosianin, flavonoid, vitamin (riboflavin dan tiamin), mineral dan elemen lain yang dianggap sebagai elemen bernutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan (Ismail, 2020).  

Banyaknya komponen pada saffron menjadikan tanaman ini sebagai obat tradisional murni tanpa banyak campuran bahan kimia. Penelitian menyebutkan bahwa saffron memiliki manajemen kesehatan melalui aktivitas antioksidan, antimikrobial, hepatoprotektif, anti tumor dan aktivitas penangkapan radikal hidroksil.

Pemanfaatan saffron sebagai alternatif obat alami dan mampu meningkatkan kesehatan tubuh sudah banyak diteliti, diantaranya  crocetin pada saffron untuk pengobatan kanker paru-paru, ekstrak saffron yang mengandung trans-crocin-4, safranal dan crocetin dapat menghambat kanker payudara, (Ummah, 2018). Di China, saffron menjadi obat mujarab dari berbagai penyakit karena produknya yang sangat berharga dalam pembangunan berkelanjutan di daerah produksi rempah-rempah (Mzabri, 2019). 

Bahkan saffron ini disebut sebagai pengobatan 90 penyakit yang telah terungkap dalam rentang waktu 4000 tahun dan digunakan secara luas sebagai tanaman obat untuk memperbaiki kesehatan manusia terutama di Asia (Afifah, 2020). Di Indonesia saffron sudah mulai dikonsumsi oleh banyak orang sebagai pengobatan beberapa penyakit, diantaranya pengobatan Pre Menstrual Syndrome (PMS), anticemas, insomnia, antihipertensi , antidepresan, dan antikanker. Saffron bisa dikonsumsi dengan tidak lebih dari 10 helai putik saffron dalam sehari, karena jika lebih akan merasakan efek terlalu bahagia. Satu kali minum maksimal 5 helai putik saffron dalam 500 mL air dan diminum saat warna air berubah menjadi kuning keemasan.

Secara umum penggunaan bahan alam sebagai upaya meningkatakan kesehatan tubuh sekaligus alternatif obat alami dalam bidang kesehatan dapat menjadi solusi terbaik, karena selain melindungi lingkungan dari limbah bahan kimia juga menjadi tujuan penerapan Sustainable Development atau pembangunan berkelanjutan. Kesehatan menjadi prioritas ke-2 dalam Sustainable Development setelah tidak adanya kelaparan dan peningkatan gizi. Hampir semua Sustainable Development secara langsung atau tidak langsung berkontribusi pada kesehatan. 

Komponen atau substansi kimia bahan alam dalam saffron diproses menjadi produk dan bahan baku untuk pengobatan dan pencegahan penyakit, serta dapat meningkatkan kesehatan tubuh. Upaya pemanfaatan kimia bahan alam saffron ini mampu meningkatkan kesehatan tubuh dan dapat membawa target Sustainable Development  kesehatan pada tahun 2030. Tentunya dibutuhkan peran dan dukungan yang besar dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan kesehatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah. (2020). Saffron (Crocus sativus L): Kandungan dan Aktivitas Farmakologinya. Majalah Farmasetika. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Bappenas. 2021. Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia http://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-3/ Diakses pada tanggal 31 Oktober 2021 pukul 20:15 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun