Masih ingat fatir vs cintani? Sepupu kecenya aku? Iyes, kali ini ceritanya tentang ramadhan mereka. Dan meereka sama seperti kebanyakan anak muslim lainnya dalam menyambut puasa.semangat ibadahnya full.Â
Mulai dari terawih malam pertama. Jadi, begitu kami mau berangkat salat terawih, suara heng hengan itu kembali semarak.
"lon jak shit, lon jak cit (aku ikut juga)", kata mereka. Awalnya mamaknya ngak kasih izin mereka ikut. Karena pengalaman sering menunjukkan anak umur segitu, 4 rakaat aja salat selebihnya "main main", peugadoh mesjid.Â
Lelah mendengar heng hengan itu, mamaknya pun membuat perjanjian dengan mereka. "jeut jak, tapi bek karu hideh. Miseu fatir karu ayah ba puwoe miseu cintani karu mak ba puwoe, singoh goh bek jak le ( boleh, tapi kalau ribut di mesjid pulang dan besok jangan pergi lagi )" kata mamaknya.
Mereka mengangguk takjim. Dan yes, malam itu mereka pergi tarawih perdana.
Selama kami salat apa yang dilakukan cintani? Dia ikut gerakan kami sebanyak 4 rakaat selebihnya tidur, golek golek, sangak sangak sampek salat selesai. Tapi sesuai janji tidak karu karu. Apa yang dilakukan fatir? Wallahualam.
Salat selesai kami pulang sama sama. Begitu sampek ke rumah fatir udah stand by di beranda.
"mak, lon hana karu bunoe beuh. Singoh jak lom beuh ( mak, fatir tadi ngak ribut, jadi besok boleh pergi lagi ya)". Katanya jengir. Mamaknya mengiyakan dan masuk rumah.
Udah sekitar setengah sebelas kami sampe rumah, jadi ngak banyak cakap lagi dan langsung masuk kamar masing masing. Tapi sebelum berpisah lagi lagi fatir berpesan untuk kesekian kalinya.
"singgoh beungeh peubedoh lon wate sawo, sampek lon beudeh mak beuh (besok bangunin fatir ya, sampek bangun)", katanya.
"jeut".