Mohon tunggu...
Atra Apriandini
Atra Apriandini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menyukai aktivitas menulis sastra dan juga sejarah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Daun Sukun

20 Desember 2023   18:45 Diperbarui: 20 Desember 2023   18:56 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kadangkala, apa yang terlihat begitu mewah di mata kita belum tentu memiliki nilai yang sama dengan apa yang telah kita saksikan sebelumnya."

Angin berhembus kencang sore itu. Mendorong kawanan awan yang kemudian memilih singgah sejenak di desa kecil bernama Sidomukti. Anak-anak kecil nampak berlarian menuju tempat mengaji. Ada yang berjalan beriringan dengan teman-temannya, bersepeda dengan riuh gembira, juga ada yang dengan nyamannya diantar oleh kedua orang tuanya.

Manis sekali anak lelaki itu. Dipakainya baju muslim berkancing tujuh dengan peci hitam menutup rambutnya. Dia nampak elok duduk manis di jok belakang ketika ayahnya mengantar menuju surau tempatnya belajar mengaji.

"Uang jajan, Yah" Kata Raden sambil menengadahkan kedua telapak tangannya

Pak Agus kemudian terlihat merogoh dompet di saku celananya, kemudian mengambil beberapa lembar uang dari sana.

"Ini. Jangan lupa nanti kalau kamu jajan, ajak temen-temenmu yang lain juga. Ayah sudah kasih uang jajan lebih untuk kamu hari ini."

"Yeayyyy asikkkkk !!!!" Tanpa menjawab permintaan sang ayah, Raden justru memilih untuk berlari menghamburkan diri menuju teman-temannya yang sudah menunggunya di depan surau.

Melihat hal ini, Pak Agus hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai tanda bahwa ia kecewa atas perilaku yang dihadirkan oleh buah hatinya tadi.

"Raden, kamu dikasih uang banyak banget sama ayahmu" Kata Amiru ketika melihat Raden menghampirinya dengan beberapa lembar uang kertas di tangannya.

Raden tersenyum miring, "Woiya jelasss. Ayahku itu juragan beras paling terkenal di Sidomukti, jadi sudah jelas kalau ayah kasih aku uang jajan banyak kayak gini" Ujarnya sambil memamerkan uang miliknya kepada Amiru dan beberapa teman lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun