Mohon tunggu...
Atok Syihabuddin
Atok Syihabuddin Mohon Tunggu... Dosen - Pecinta Ekonomi Islam

Selalu belajar, mengajar, sharing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jawaban Kontan atas Keraguan

27 Juli 2022   21:24 Diperbarui: 27 Juli 2022   22:06 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku berdiskusi kecil dengan istri. Zaman sekarang semua orang tidak lagi mengendarai binatang. Zaman modern ini orang-orang mengendarai mesin untuk bepergian ke mana-mana. Kalaupun bukan mesin yang jelas mobilitas manusia moderen tidak lagi menunggangi binatang. 

Karena ayat dan ajaran doa yang sampai kepada kita itu berkenaan dengan mengendarai binatang, maka kita pun berdoa mengendarai mesin dengan doa mengendarai binatang. "Apa ini masih relevan, kan kalau mesin 100% dikendalikan oleh manusia...?" Tanyaku kepada istri untuk membuka diskusi dan mencoba kritis.

"Mesin jg ciptaan manusia, tapi pengendalian mesin kan juga bukan 100% oleh manusia, buktinya ada mesin mobil yg tiba-tiba mogok." Jawab istriku

"Mesin mogok itu ya human error. Kalaupun tidak 100% dikendalikan oleh manusia, tapi 99% mesin berjalan itu ya karena dikendalikan dan di create oleh manusia." Sanggahku. Aku berargumen bahwa kalimat Wa maa kunna lahu muqriniiin yg artinya kami tidak mampu menguasainya itu cocoknya hanya untuk binatang saja, tidak coco untuk mesin. 

Binatang adalah makhluk hidup. Dia mungkin ada kehendak lain yang bertabrakan dengan kehendak makhluk hidup yang menungganginya. Sementara mesin adalah benda mati yang tidak memiliki kehendak sendiri. Pengendalian mesin murni dipegang oleh manusia. Maka ayat itu kurang relevan untuk mesin.

Adu argumen yang sedikit memanas di atas mobil yang sedang melaju di jalan tol berakhir dengan saling diam. Anak-anak sudah tidur nyenyak. Mungkin mereka lelah bernyanyi. Atau mungkin pula mereka lelah melihat kami yang saling beradu argumen. Akhirnya diskusi itu terputus dan beralih kepada ngobrol santai.

Rencananya, kami sekeluarga menginap semalam di rumah Lamongan. Dan besoknya kami kembali ke Sidoarjo. Setiap ke rumah Lamongan mengunjungi orang tua, kami sekeluarga bisa dipastikan selalu menginap satu malam. Setibanya di Lamongan, Kami sudah lupa dengan isi diskusi yang kami lakukan di mobil beralih kepada bercengkrama dan ngobrol santai dengan ayah dan ibu. 

Sore hari kami sekeluarga dan ibu jalan-jalan dan bersilaturahim ke kerabat yang ada di sebelah kecamatan. Pulangnya sudah cukup malam. Sebetulnya masih belum terlalu malam sih. Hanya saja melebihi expektasi. Targetnya, sebelum maghrib sudah sampai rumah. Ternyata sampai isya.

Paginya, seperti biasa aku manasin mesin mobil. Dan.....

Grobyak....!!!

Mobilku menabrak dipan besi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun