Dalam hal ini memberikan pendidikan pemahaman tentang multikultural. Pendidikan multikultural yang saya maksud di sini bukan hanya diartikan sempit sebagai suatu mata pelajaran di sekolah, ataupun suatu kurikulum. Lebih dari itu pendidikan multikultural di sini adalah pendidikan yang harus diberikan tidak hanya di sekolah, tetapi haruslah diperhatikan dan dipraktekkan oleh orang tua, keluarga, masyarakat, sekolah, hingga pemerintah.
Seorang individu, pada mulanya mendapatkan pelajaran dari keluarga terutama orang tuanya. Orang tua memiliki peran yang besar dalam memberikan pendidikan terhadap anak. Orang tua diibaratkan merupakan sekolah pertama bagi anak dalam kehidupannya. Sebuah peribahasa mengatakan "buah jatuh tak jauh dari pohonnya".Â
Hal itu dapat diartikan bahwa seorang anak merupakan cermin yang memantulkan apa-apa yang sudah ia dapatkan dari orang tuanya. Kebanyakan anak mengahabiskan sebagaian besar waktunya Bersama keluarga mereka. Dalam hal ini, keluarga merupakan tempat yang strategis dalam memberikan pendidikan multikultural sejak dini terhadap anak.
Diperlukan pula kondisi masyarakat yang mendukung tumbuh kembang anak untuk menciptakanya sebagai individu dengan pemahaman multikultural. Selain keluarga sebagai sekolah, lingkungan masyarakat dimana ia tinggal pun memiliki peran dalam membentuk dirinya.Â
Seorang anak akan melihat kemudian belajar dari lingkungan sekitarnya. Misalkan seorang anak bermain dengan tetangganya yang suka berkata kotor, maka kemungkinan besar ia akan menirukannya. Maka dari itu, diperlukan kesadaran dalam masyarakat untuk memberikan pemahaman multikultural.Â
Pemberian pemahaman di sini bukanlah seperti peran orang tua yang memberikan pengetahuan dengan menasehati, melarang, dan sebagainya. Tetapi masayarakat tempat anak tinggal haruslah memberikan gambaran dan contoh nyata penerapan multikultural sehingga seorang anak akan belajar di dalamnya.
Lebih lanjut, dalam sekolah baik itu swasta atapun negeri pemberian pemahaman pendidikan multikultural sama-sama pentingnya untuk diberikan. Â Di beberapa negara, misalnya Amerika Serikat, banyak sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum Pendidikan berbasis multikultural. Untuk mencapai itu diperlukan kolaborasi antara pihak guru, sekolah, dan pemerintah dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang sesuai dengan prinsip multikultural. Seorang guru diharapkan mampu memberikan pemahaman dan mampu menuntun muridnya agar memiliki pandangan yang positif dan terbuka terhadap perbedaan. Sekolah dan pemerintah sama-sama memiliki peran dalam membuat kebijakan yang tanpa merugikan suatu kelompok dan menjunjung kesetaraan.
Di bagian akhir, saya ingin mengatakan bahwa pendidikan multikultural adalah cara yang tepat dilakukan untuk meningkatkan rasa toleransi dan keterbukaan. Pendidikan multikultural terhadap anak sejak usia dini menjadi sangat penting, dikarenakan anak-anak merupakan generasi penerus yang dapat dengan mudah kita bentuk. Tentunya kita berharap bahwa generasi penerus memiliki rasa toleransi dan keterbukaan, bukanhya memiliki sikap yang egois, tertutup terhadap perbedaan, atau bahkan rasis.
Â
Daftar Pustaka
Â
- Baidhawi, Zakiyuddin. 2005. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta: Erlangga, 2005.
- Ibrahim, Rustam. 2013. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: Pengertian, Prinsip, dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam. ADDIN, Vol. 7, No. 1, Februari 2013
- Sudasana, I Ketut. 2017. MEMBENTUK KARAKTER ANAKSEBAGAI GENERASI PENERUS BANGSAMELALUI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. PURWADITA VOLUME 1 Â No.1, MARET 2017