Mohon tunggu...
Jie Laksono
Jie Laksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - What is grief if not love perseverance?

Ketika kata lebih nyaman diungkapkan lewat tulisan ketimbang lisan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Memahami Thanos: Malthuanism dan The Great Filter

18 Mei 2019   17:04 Diperbarui: 18 Mei 2019   17:10 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari berapa titik maksimal kuantitas bumi bisa menampung manusia, kita juga perlu melihat bagaimana kualitas kehidupan pada titik tersebut. Tetapi pertanyaan yang terbesar adalah apa yang terjadi ketika kita sudah mencapai titik maksimal populasi bumi tersebut? Atau dengan begini, apa yang dilakukan Thanos dapat dibenarkan, atas dasar for the greater good? Atau ada cara lain? 

sumber : UNEP Global Environmental Alert Service / One Planet, How Many People? (PDF) 
sumber : UNEP Global Environmental Alert Service / One Planet, How Many People? (PDF) 

Disinilah kemudian mungkin dapat dijelaskan dalam the great filter.

The Great Filter adalah tantangan yang akan dijumpai oleh setiap spesies yang bila tidak bisa dilewati akan mengeliminasi spesies tersebut[4], apakah manusia sebagai spesies sudah melewati The Great Filter tersebut? Bila diimajinasikan, kehidupan dapat terlihat seperti bertangga. Anak tangga pertama adalah benda mati yang perlu dirakit sendiri menjadi pola replikasi diri yang stabil dan tangguh serta bisa berubah dan berkembang. Anak tangga kedua adalah dimana kehidupan awal menjadi lebih kompleks, mampu membangun struktur yang lebih rumit dan menggunakan energy yang tersedia jauh lebih efisien.

Anak tangga ketiga adalah sel-sel ini bergabung menjadi makhluk multiseluler yang bisa melakukan variasi yang menakjubkan dan memiliki kompleksitas yang lebih tinggi. Anak tangga selanjutnya adalah spesies tersebut mampu mengembangkan otak besar, sehingga memungkinkan penggunaan alat, budaya dan berbagai pengetahuan yang menciptakan kompleksitas yang lebih tinggi lagi.

Spesies ini kemudian menjadi bentuk kehidupan yang dominan di planetnya sesuai kebutuhannya, manusia ada pada titik ini. Karena spesies terus berkembang populasinya dan planet memiliki keterbatasan sumber daya alam, maka secara logis anak tangga berikutnya adalah kemampuan untuk mengkolonisasi planet lain.

Sangat mungkin ini adalah prinsip universal dari berbagai peradaban, tidak hanya peradaban manusia di bumi. Ada sekitar 500 milyar planet di Bima Sakti dan sekitar 2 persennya mirip bumi, banyak yang usianya milyaran tahun lebih tua dari bumi, tapi hingga kini kita belum bisa menemukan peradaban lain selain manusia di bumi.

Kembali pada pertanyaan apakah manusia sebagai spesies sudah melewati The Great Filter tersebut? Menurut saya, bisa iya dan bisa tidak, bisa jadi ada beberapa The Great Filter di beberapa anak tangga kehidupan yang disebutkan di atas. Akan tetapi melihat bagaimana kita belum mampu untuk menemukan peradaban lain, kemungkinan besar kita akan menghadapi The Great Filter selanjutnya, yaitu peningkatan populasi spesies di planetnya hingga tingkat maksimum dan kemampuan spesies tersebut mengkolonisasi planet lain sebagai jawaban dari meledaknya populasi tersebut.

Populasi penduduk bumi saat ini adalah sekitar 7,6 milyar, dengan kemajuan teknologi kesehatan saat ini, mungkin tidak sampai 4 generasi setelah kita, manusia sebagai spesies harus memiliki kemampuan untuk mengkolonisasi planet lain atau mungkin berakhirnya manusia sebagai spesies. Pada akhirnya, Thanos adalah fiksi, infinity stone adalah fiksi, akan tetapi permasalahan peledakan populasi dan keterbatasan sumber daya di bumi sebagai planet kita adalah permasalahan nyata. Dan tidak perlu memusnahkan setengah populasi manusia demi keberlangsungan planet, seperti yang dilakukan Thanos.

 

[1] A. Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Jogjakarta: Kanisius. Hal.228-231

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun