Ok, saya akui bahwa saya sangat terlambat kalau menulis tentang Thanos dan infinity war. Tapi sebagai pembelaan saya, siapa yang punya waktu untuk melihat film kalau setiap bulannya banyak sekali tagihan hanya untuk menyambung hidup dan sejujurnya saya juga tidak begitu tertarik dengan film bergenre "superhero", yang dulu saya pikir hanya untuk anak-anak saja. Sampai saya menonton dua film Marvel beberapa minggu lalu, Black Panther dan Infinity War.
Dua film dengan karakter villain yang luar biasa, Killimonger dan Thanos. Saya jatuh cinta dengan Killmonger karena dinamika hubungan antara dia dengan protagonist, T'challa. Killmonger berhasil merubah ideology dari T'challa sampai titik tertentu, yang kemudian saya artikan sebagai kuatnya Killmonger sebagai sebuah karakter. Tapi kita akan bahas Killmonger di lain waktu, karena sekarang kita akan bahas Thanos dan ideologinya.
Etika deontologis vs Utilitarianisme, itulah tema yang bisa diambil ketika kita melihat Infinity War. Utilitarianism adalah teori yang menganjurkan tindakan yang bertujuan memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan[1], tanpa peduli cara untuk mencapai tujuan tersebut. Etika deontologis adalah pandangan etika normatif yang menilai moralitas suatu tindakan berdasarkan kepatuhan pada peraturan[2], dengan kata lain tidak dapat dibenarkan perbuatan buruk walaupun dengan hasil baik sekalipun.
Tema tersebut terlihat disepanjang film, antara Peter Quill dan Gamora, Scarlet Witch dan Vision serta khususnya ideology dan perbuatan yang dilakukan Thanos. Sebagai Titan, Thanos melihat planetnya kelebihan populasi dan mulai kehabisan sumber daya untuk mencukupi seluruh populasi. Kemudian Thanos menganjurkan untuk pemusnahan setengah populasi planet secara random untuk menyelamatkan setengah yang lain dan keberlangsungan planet Titan.
Ide tersebut ditolak dan berakhir pada hancurnya Titan. Kemudian untuk menghindari hal yang sama terjadi di planet lain, Thanos mendedikasikan hidupnya untuk memusnahkan setengah populasi dari setiap planet yang dia invasi untuk mencegah kepunahan planet tersebut, seperti yang terjadi di planetnya sendiri.
Kejam, itu yang mungkin tergambarkan ketika kita melihat Thanos membunuh setengah dari populasi, tapi dengan maksud tujuan yang baik apakah perbuatan itu bisa dibenarkan. Di film End Game, dalam percakapan Thanos dengan Gamora, Thanos mengatakan bahwa setelah memusnahkan setengah populasi di planet yang dulu ditempati Gamora, penduduk dari planet tersebut tumbuh kembali dan kelaparan pun hilang. Selain itu juga di bumi, Steve Roger mengatakan kepada Natasha Romanov bahwa ia melihat sekelompok paus di sungai Hudson karena air yang lebih bersih, pasca jentikan Thanos.
Tetapi untungnya semua yang terjadi di atas hanya fiksi belaka, tidak ada kepunahan Titan, semua tidak terjadi di dunia nyata, or is it? Tidak terjadi di dunia nyata atau belum terjadi di dunia nyata? Di bumi kita? Kalaupun terjadi di dunia nyata, apakah perbuatan Thanos dapat dibenarkan?
Seperti yang kita ketahui bahwa populasi di bumi makin meningkat dan batas dari sumber daya esensial di bumi pun makin terlihat keterbatasannya. Menurut Thomas Robert Malthus, pencetus Maltuanism, bahwa pertumbuhan populasi berpotensi bersifat eksponensial sedangkan pertumbuhan makanan bersifat linear[3]. Oleh sebab itu, bumi memiliki batas kapasitas populasi yang dapat ditanggung.
Ada berbagai banyak penelitian yang menampilkan berbagai batas kapasitas maksimal populasi bumi (digambarkan gambar table di bawah). Dari 65 penelitian, 20 diantaranya menyebut bahwa batas kapasitas bumi adalah sekitar 8 Milyar orang, 14 penelitan menyebut angka batasnya sekitar 16 Milyar orang dan sisanya menyebut angka lain. Sedangkan sampai Juli 2018, jumlah populasi di bumi sekitar 7,5-7,6 Milyar orang.
Terlepas dari berapa titik maksimal kuantitas bumi bisa menampung manusia, kita juga perlu melihat bagaimana kualitas kehidupan pada titik tersebut. Tetapi pertanyaan yang terbesar adalah apa yang terjadi ketika kita sudah mencapai titik maksimal populasi bumi tersebut? Atau dengan begini, apa yang dilakukan Thanos dapat dibenarkan, atas dasar for the greater good? Atau ada cara lain?Â
Disinilah kemudian mungkin dapat dijelaskan dalam the great filter.
The Great Filter adalah tantangan yang akan dijumpai oleh setiap spesies yang bila tidak bisa dilewati akan mengeliminasi spesies tersebut[4], apakah manusia sebagai spesies sudah melewati The Great Filter tersebut? Bila diimajinasikan, kehidupan dapat terlihat seperti bertangga. Anak tangga pertama adalah benda mati yang perlu dirakit sendiri menjadi pola replikasi diri yang stabil dan tangguh serta bisa berubah dan berkembang. Anak tangga kedua adalah dimana kehidupan awal menjadi lebih kompleks, mampu membangun struktur yang lebih rumit dan menggunakan energy yang tersedia jauh lebih efisien.
Anak tangga ketiga adalah sel-sel ini bergabung menjadi makhluk multiseluler yang bisa melakukan variasi yang menakjubkan dan memiliki kompleksitas yang lebih tinggi. Anak tangga selanjutnya adalah spesies tersebut mampu mengembangkan otak besar, sehingga memungkinkan penggunaan alat, budaya dan berbagai pengetahuan yang menciptakan kompleksitas yang lebih tinggi lagi.
Spesies ini kemudian menjadi bentuk kehidupan yang dominan di planetnya sesuai kebutuhannya, manusia ada pada titik ini. Karena spesies terus berkembang populasinya dan planet memiliki keterbatasan sumber daya alam, maka secara logis anak tangga berikutnya adalah kemampuan untuk mengkolonisasi planet lain.
Sangat mungkin ini adalah prinsip universal dari berbagai peradaban, tidak hanya peradaban manusia di bumi. Ada sekitar 500 milyar planet di Bima Sakti dan sekitar 2 persennya mirip bumi, banyak yang usianya milyaran tahun lebih tua dari bumi, tapi hingga kini kita belum bisa menemukan peradaban lain selain manusia di bumi.
Kembali pada pertanyaan apakah manusia sebagai spesies sudah melewati The Great Filter tersebut? Menurut saya, bisa iya dan bisa tidak, bisa jadi ada beberapa The Great Filter di beberapa anak tangga kehidupan yang disebutkan di atas. Akan tetapi melihat bagaimana kita belum mampu untuk menemukan peradaban lain, kemungkinan besar kita akan menghadapi The Great Filter selanjutnya, yaitu peningkatan populasi spesies di planetnya hingga tingkat maksimum dan kemampuan spesies tersebut mengkolonisasi planet lain sebagai jawaban dari meledaknya populasi tersebut.
Populasi penduduk bumi saat ini adalah sekitar 7,6 milyar, dengan kemajuan teknologi kesehatan saat ini, mungkin tidak sampai 4 generasi setelah kita, manusia sebagai spesies harus memiliki kemampuan untuk mengkolonisasi planet lain atau mungkin berakhirnya manusia sebagai spesies. Pada akhirnya, Thanos adalah fiksi, infinity stone adalah fiksi, akan tetapi permasalahan peledakan populasi dan keterbatasan sumber daya di bumi sebagai planet kita adalah permasalahan nyata. Dan tidak perlu memusnahkan setengah populasi manusia demi keberlangsungan planet, seperti yang dilakukan Thanos.
Â
[1] A. Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Jogjakarta: Kanisius. Hal.228-231
[2] "Ethics-virtue", Stanford Encyclopedia of Philosophy
[3] "Malthus' Principle of Population". BRIA 26 2 The Debate Over World Population: Was Malthus Right?. 26. Constitutional Rights Foundation (CRF). Winter 2010
[4] Hanson, Robin (1998). "The Great Filter - Are We Almost Past It?" http://mason.gmu.edu/~rhanson/greatfilter.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H