Membutuhkan waktu beberapa menit untuk memahami pesan itu. Akhirnya sedikit agak paham ketika ada permintaan teman dengan nama “Athiya Mahmud Hanna”. Ternyata ada seseorang yang mempunyai nama yang hampir sama dengan apa nama saya. Sama persis tiga suku kata, hanya berbeda dua huruf “h” dan “n”. Athiya tahu saya ketika membaca artikel saya yang dimuat di suara merdeka tanggal 3 September 2011 yang berjudul “Wirausaha ala Mahasiswa.”
Percakapan antara Atiya dan Athiya berlanjut melalui Facebook. Keduanya selalu menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Baru pertengahan Oktober lalu Atiya merengkuh gelar sarjana pendidikan dari UNISSULA dan asli dari Demak, sedangkan Athiya masih menempuh pendidikan S2 di ITB dan beliau asli dari Jepara. Suatu saat beliau mengirim pesan seperti ini:
“I thought that your parents admire the person that have our name, rector of 'Ain Asy Syam University, Egypt, as my parents do.”
Setelah menerima pesan tersebut, saya baru tahu ternyata nama saya merupakan nama mantan rektor ‘Ain Asy Syam University, Mesir. Dan yang lebih hebat lagi, beliau merupakan penulis terkenal pada masanya. Subhanallah.
Yah, karena begitu ingin tahu mengenai sejarah nama saya, hal itu saya coba tanyakan ke bapak ketika sampai di rumah. Bapak mulai bercerita, ternyata ada anak dari teman sejawat ketika bekerja di SMAN 2 Demak yang memiliki nama mirip dengan yang saya punya. Namun, orang tua kita tidak pernah janjian dalam pemberian nama. Bapak saya pun tidak melakukan plagiat meskipun saya lebih muda tiga tahun dari Mas Athiya. Semua terjadi secara kebetulan.
Untuk memperat jalinan silaturahmi, saya mencoba meminta nomor HP milik bapak dari Mas Athiya agar dapat berkomunikasi dengan bapak saya. Akhirnya nomor sudah didapat dan sudah tersimpan di HP bapak saya.
Sampai akhirnya, sore hari selepas pulang dari PPL, saya duduk di teras bersama bapak sambil mencoba menelfon Pak Masruf, bapak dari Mas Athiya. Setelah beberapa kali tidak ada jawaban, akhirnya diangkat juga, terjadilah pembicaraan antara bapak dari Atiya dan bapak dari Mas Athiya. Trenyuh hati ini mendengar pembicaraan beliau berdua.
Alhamdulilah, melalui surat kabar dan Facebook, jalinan silaturahmi antara bapak saya dan bapak dari Mas Athiya dapat terjalin kembali setelah beberapa tahun sempat terputus. Dunia ini ternyata hanya selebar daun kelor. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Allahu Akbar!!