Mohon tunggu...
Atiya Mahmud Hana
Atiya Mahmud Hana Mohon Tunggu... Pengajar Bahasa Inggris -

Magister Pendidikan Bahasa Inggris (M.Pd) dari Universitas Negeri Semarang yang mempunyai kecintaan tinggi terhadap dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Atiya dan Athiya

19 Desember 2012   04:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:23 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh: Atiya Mahmud Hana

Pernah kah Anda berfikir akan menemukan sebuah nama yang sama persis dengan nama yang Anda punya? Meskipun nama Anda terdiri dari dua, tiga, empat, bahkan lima suku kata?

Yah, sebagian orang akan dengan mudah menemukan nama yang sama persis dengan nama yang mereka punya. Tapi tak sedikit pula yang tidak dapat menemukannya. Itu dapat diasumsikan nama yang telah diberikan oleh orang tua memang unik.

Atiya Mahmud Hana, nama indah nan penuh makna itu merupakan kado terindah yang orang tua berikan kepada saya kira-kira 22 tahun silam. Tak pernah berfikir akan ada orang yang mempunyai nama mirip atau bahkan sama dengan yang saya punya.

Beberapa kali memang saya temukan nama Atiya, Mahmud, atau Hana, namun tidak sama persis dengan tiga suku kata dengan nama lengkap yang saya punya. Ini beberapa nama yang pernah saya temukan: Umi Atiya, Hana Tsuraya, dan Nur Aini Hana Pratiwi.

Suatu ketika saya tersentak, terkejut, bahkan hampir tidak percaya ketika mendapat sebuah pesan di Facebook dari seseorang yang belum saya kenal sebelumnya. Isi pesannya seperti ini:

“Assalamu'alaikum

dear Atiya

I was surprised when I read your article ("Wirausaha ala Mahasiswa"), wooooww..... I read my own name (in different spelling), the first thing popped up in my mind "Do your parents have the same reference as my parents?"
and I am impressed about your article in "Kompas" ("Efek Domino Ujian Nasional"), it is truly "subarashii".

Wassalam,

Athiya MH.”

Membutuhkan waktu beberapa menit untuk memahami pesan itu. Akhirnya sedikit agak paham ketika ada permintaan teman dengan nama “Athiya Mahmud Hanna”. Ternyata ada seseorang yang mempunyai nama yang hampir sama dengan apa nama saya. Sama persis tiga suku kata, hanya berbeda dua huruf “h” dan “n”. Athiya tahu saya ketika membaca artikel saya yang dimuat di suara merdeka tanggal 3 September 2011 yang berjudul “Wirausaha ala Mahasiswa.”

Percakapan antara Atiya dan Athiya berlanjut melalui Facebook. Keduanya selalu menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Baru pertengahan Oktober lalu Atiya merengkuh gelar sarjana pendidikan dari UNISSULA dan asli dari Demak, sedangkan Athiya masih menempuh pendidikan S2 di ITB dan beliau asli dari Jepara. Suatu saat beliau mengirim pesan seperti ini:

“I thought that your parents admire the person that have our name, rector of 'Ain Asy Syam University, Egypt, as my parents do.”

Setelah menerima pesan tersebut, saya baru tahu ternyata nama saya merupakan nama mantan rektor ‘Ain Asy Syam University, Mesir. Dan yang lebih hebat lagi, beliau merupakan penulis terkenal pada masanya. Subhanallah.

Yah, karena begitu ingin tahu mengenai sejarah nama saya, hal itu saya coba tanyakan ke bapak ketika sampai di rumah. Bapak mulai bercerita, ternyata ada anak dari teman sejawat ketika bekerja di SMAN 2 Demak yang memiliki nama mirip dengan yang saya punya. Namun, orang tua kita tidak pernah janjian dalam pemberian nama. Bapak saya pun tidak melakukan plagiat meskipun saya lebih muda tiga tahun dari Mas Athiya. Semua terjadi secara kebetulan.

Untuk memperat jalinan silaturahmi, saya mencoba meminta nomor HP milik bapak dari Mas Athiya agar dapat berkomunikasi dengan bapak saya. Akhirnya nomor sudah didapat dan sudah tersimpan di HP bapak saya.

Sampai akhirnya, sore hari selepas pulang dari PPL, saya duduk di teras bersama bapak sambil mencoba menelfon Pak Masruf, bapak dari Mas Athiya. Setelah beberapa kali tidak ada jawaban, akhirnya diangkat juga, terjadilah pembicaraan antara bapak dari Atiya dan bapak dari Mas Athiya. Trenyuh hati ini mendengar pembicaraan beliau berdua.

Alhamdulilah, melalui surat kabar dan Facebook, jalinan silaturahmi antara bapak saya dan bapak dari Mas Athiya dapat terjalin kembali setelah beberapa tahun sempat terputus. Dunia ini ternyata hanya selebar daun kelor. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Allahu Akbar!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun