Pengantar
Ketika membayangkan seorang gembala agung yang berwajah penuh kasih dengan tatapan yang teduh menenangkan jiwa dan selalu siap siaga menjaga domba-domba gembalaannya dari segala ancaman, yang terbayang adalah Yesus sang Gembala Agung. Kalimat pada kitab Yehezkiel 34:16 yang berbunyi “Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya” adalah deskripsi yang sangat jelas untuk seorang gembala dan semua itu ada pada diri Yesus sang Gembala Agung. Untuk menjadi sama dengan Gembala Agung tentu saja membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh.
Salah satu Keberhasilan dalam pengembalaan (pastoral) dalam sebuah gereja sangat bergantung pada kemampuan seorang gembala menjalankan fungsinya dan keahliannya dalam memimpin serta kepiawaiannya dalam menyusun strategi, yang tentu saja tanpa mengabaikan peranan Roh Kudus. Hal lainnya yang paling penting dan harus dimiliki oleh seorang gembala adalah panggilan sebagai pelayan Tuhan. Panggilan adalah kekuatan yang dahsyat bagi seorang gembala untuk tetap kokoh dalam menjalankan fungsinya. Panggilan pelayanan menjadi seorang gembala jemaat adalah berasal dari Allah sendiri. Karenanya Allah sendirilah yang akan memberikan kekuatan, mengingat pekerjaaan sebagai gembala tidaklah mudah.
Panggilan pelayanan dan kemampuan memimpin yang dimiliki oleh seorang gembala jemaat tidaklah cukup, tanpa didukung oleh kepribadian personal yang baik. Gembala Agung kita Yesus Kristus adalah teladan bagi setiap gembala jemaat, keahlianNya memimpin dan melahirkan pemimpin, kepribadianNya yang penuh kasih tidak diragukan lagi dan kecakapanNya mengajar sangatlah menginspirasi, begitu juga dengan teladan hidupNya bagi kita semua.
Untuk menjadi sama atau paling tidak mirip dengan-Nya perlulah kita bercermin pada firman Tuhan yang telah dengan jelas memberikan petunjuk itu. Paulus menulis dalam suratnya, 1-2 Timotius dan Titus yang akan menolong kita memahami bagaimana karakterik seorang gembala yang sesuai dengan Firman Tuhan. Surat Timotius dan Titus dikategorikan sebagai surat pengembalaan yang dalam perkembangannya dikenal dengan pastoral.
Kita akan melihat karakteristik seorang gembala jemaat yang benar dan berdampak bagi jemaat yang dipimpinnya. Karakteristik ini menunjukan kualitas yang diperlukan seorang gembala jemaat dalam membimbing jemaatnya kepada pengenalan yang lebih lagi kepada Tuhan. Bimo Setyo Utomo mengungkapkan bahwa seorang pemimpin memang haruslah memiliki kualitas diri yang lebih tinggi atau unggul dari orang-orang lain, sehingga ia dapat memiliki otoritas atas orang lain dalam suatu komunitas untuk membawa mereka mencapai suatu tujuan yang positif.1
Pembahasan
Surat Pertama Timotius Yang Berisikan Nasehat Penggembalaan
Paulus adalah penulis surat ini, yang ditujukan kepada Timotius anak didiknya sebagai penerima mula-mula. Isi surat-surat ini lebih bersifat praktis karena langsung berkaitan dengan bagaimana cara mengatasi segala sesuatu yang terjadi, yang dapat dilakukan oleh seorang gembala sidang dalam menyelesaikan berbagai persoalan dalam penggembalaan jemaat dari pada bersifat teologis.2
Selain berisikan nasehat-nasehat praktis dalam pelayanan penggembalaan jemaat isi kitab-kitab ini juga apologis atau pembelaan terhadap ajaran kebenaran Firman Tuhan terhadap ajaran- ajaran sesat yang mulai bermunculan, dan cara hidup jemaat saat itu yang telah menyimpang dan tidak terartur. Paulus juga memberikan nasehat-nasehat yang isinya mengenai karakteristik atau cara hidup seorang gembala jemaat yang benar (1 Timotius 3:1-7). Seperti yang diungkapan oleh Yohosua dan Roberth, untuk memudahkan pemahaman mengenai karakteristik seorang gembala jemaat, maka akan dibagi menjadi empat segmen/bagian3 yaitu :
1.Karakteristik seorang gembala jemaat dalam hal kepribadian :
-Dapat menahan diri
-Bijaksana
-Bukan peminum
-Bukan hamba uang
-Bukan pemarah
Untuk membangun kepribadian yang matang seperti karakteristik di atas membutuhkan pertolongan Roh Kudus, kerja keras dan latihan dalam kehidupan sehari-hari dengan konsitensi sebagai syarat mutlak.
2.Karakteristik seorang gembala jemaat dalam hal kehidupan dalam berkeluarga :
-Suami dari satu istri (beristri satu)
-Suka memberi tumpangan
-Kepala keluarga yang baik
Kehidupan keluarga seorang gembala jemaat selalu menjadi sorotan dan teladan bagi jemaat yang dipimpinnya, karena itu kehidupan keluarga seorang gembala jemaat haruslah dijaga dengan mempraktekkan firman Tuhan dan menjadi teladan bagi anggota keluarga lainnya setiap hari. Kehancuran keluarga gembala jemaat sangat berpengaruh terhadap jiwa-jiwa yang dipimpinnya yang sering kali juga membawa kehancuran bagi jemaat yang dipimpinnya.
3.Karakteristik seorang gembala jemaat dalam kehidupannya di tengah masyarakat :
-Sopan
-Pendamai
-Peramah
-Mempunyai nama baik atau menjaga nama baik
Kepribadiaan yang baik, keluarga yang baik pastilah membawa dampak yang baik bagi masyarakat sekitar dan ini akan menarik jiwa-jiwa pada pengenalan akan Kristus. Penginjilan yang efektif adalah melalui tindakan dan bukan hanya ucapan belaka.
4.Karakteristik seorang gembala jemaat dalam kerohanian sebagai pelayan Tuhan :
-Cakap mengajar orang lain
-Tak bercacat
-Bukan seorang yang baru bertobat
Seorang gembala jemaat yang memiliki kerinduan untuk menjadi seperti Gembala Agung yaitu Yesus Kristus haruslah senantiasa hidup dekat dengan Gembala Agungnya, terus membekali dirinya dengan hal-hal baru yang membangun atau meningkatkan kualitas atau nilai diri melalui pembelajaran, karena salah satu tugas penilik adalah mengajar. Kekudusan bersifat progresif atau terus-menerus tentunya harus menjadi gaya hidup karenanya seorang gembala harus menjaga kekudusannya agar dia didapati tidak bercacat.
Surat Paulus kepada Titus Yang Berisikan Nasehat Penggembalaan
Paulus adalah penulis Surat Titus , yang ditujukan kepada Titus sebagai penerima mula-mula. Pasal Surat Titus ini tidaklah sebanyak Surat Timotius, Surat Titus berisi 3 pasal. Isi Surat Titus mengenai karakteristik gembala jemaat kurang lebih sama dengan Surat Timotius yaitu bersifat lebih bersifat praktis dari teologi dan berisikan nasehat-nasehat praktis dalam pelayanan penggembalaan jemaat dan apologis atau pembelaan terhadap ajaran kebenaran Firman Tuhan terhadap bahayanya ajaran- ajaran sesat.
Kesimpulan
Paulus telah menuliskan karakteristik atau syarat-syarat seorang gembala jemaat dengan sangat jelas, karakteristik ini lebih bersifat moral dari pada akademis. Ketika gembala jemaat membangun dirinya dengan nilai-nilai moral yang sesuai dengan standar alkitab pastilah menjadi gembala yang dapat memimpin domba-domba gembalaannya dengan baik hingga sampai pada tujuan yaitu perjumpaan dengan Tuhan Yesus.
Sinergi antara tugas penggembalaan seperti yang terdapat dalam kitab Yehezkiel 34:16 yang berbunyi “Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya” dengan karakteristik moral yang terdapat dalam kitab Timotius dan Titus serta keahliaannya dalam memimpin dengan strategis tentulah menjadikan seorang gembala jemaat yang kalau terus diasah akan menjadi seperti Gembala Agung kita Yesus Kristus.
1Bimo Setyo Utomo, “Karakteristik Kepemimpinan Hamba Yesus Kristus Menurut Filipi 2:5-8,” DIEGESIS: Jurnal Teologi Kharismatika 3, no. 2 (2020): 107–119.
Natanael Winanto, Antinius Missa, Juan Ananta Tan, “ Surat-Surat Pastoral Sebagai Petunjuk Praktis Penggembalaan Untuk Jemaat : QUAERENS, Vol.2, No.1, Juli 2020 QUAERENS, Vol.2, No.1, Juli 2020 DOI: 10.46362/quaerens.v2i1.14 : 45
3Yohosua Ohodo, Roberth Ruland Marini, “Kualifikasi Pemimpin Jemaat Menurut 1 Timotius 3:1-7 Bagi Gembala Sidang Gpdi Wilayah Keerom Timur” Jurnal Teologi Kharismata Volume 3, No. 2 (2021): 119, 122-125.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H