Â
3. Pembelajaran (Findings)
Â
Supervisi akademik menjadi landasan penting untuk memastikan bahwa proses pembelajaran di sekolah benar-benar mengutamakan kesejahteraan dan perkembangan setiap murid, serta pengembangan kompetensi diri setiap pendidik. Dalam hubungan antar-guru, peran seorang coach menjadi kunci untuk membimbing coachee dalam menemukan kekuatan pribadinya dalam konteks pembelajaran. Pendekatan komunikasi melalui proses coaching menjadi sebuah wadah dialog emansipatif, tercipta dalam ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan.
Â
Paradigma berpikir coaching memberikan kerangka kerja yang menekankan fokus pada pengembangan coachee, sikap terbuka, kesadaran diri yang kuat, serta kemampuan untuk melihat peluang baru dan masa depan. Prinsip coaching yang melibatkan kemitraan, proses kreatif, dan maksimalisasi potensi menjadi landasan untuk mencapai hasil yang optimal. Kompetensi Inti Coaching, seperti kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan kemampuan mengajukan pertanyaan berbobot, menjadi keterampilan yang sangat penting dalam membangun hubungan coach-coachee yang efektif.
Â
Percakapan Berbasis Coaching dengan Alur TIRTA, yang melibatkan perencanaan, pemecahan masalah, refleksi, dan kalibrasi, menjadi metode yang menyeluruh untuk membimbing coachee menuju pertumbuhan dan pengembangan diri. Umpan Balik berbasis Coaching, baik melalui pertanyaan reflektif maupun data yang valid, menjadi instrumen yang sangat berharga dalam memberikan dukungan konstruktif.
Â
Supervisi akademik, sebagai serangkaian aktivitas, bertujuan memberikan dampak langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam pelaksanaannya, dua paradigma utama menjadi pilar utama, yaitu pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu. Dengan demikian, supervisi akademik bukan hanya evaluasi, tetapi sebuah proses pemberdayaan yang memperkuat kemampuan setiap pendidik untuk mencapai prestasi maksimal dan memaksimalkan potensi pembelajaran di sekolah.
Â