Mohon tunggu...
Atira Nada Raiqah
Atira Nada Raiqah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya

INFP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerja Sama ASEAN dan Jepang dalam Mengurangi Kesenjangan Ekonomi di Negara ASEAN

8 Oktober 2022   20:45 Diperbarui: 8 Oktober 2022   20:57 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berdasarkan survei yang telah dilakukan untuk pertanyaan pertama, alasan ASEAN menjadikan Jepang sebagai negara pendonor bantuan dalam mengurangi kesenjangan ekonomi di negara-negara ASEAN, jawaban terbanyak yaitu 13 dari 30 responden memilih karena Jepang memberikan andil yang cukup besar bagi pembangunan ASEAN melalui ODA (bantuan resmi bagi pembangunan, tingkat antar pemerintah) yang dipusatkan pada konsolidasi prasarana ekonomi-sosial serta pendidikan sumber daya manusia. 

ODA adalah bantuan dari pemerintah Jepang dan merupakan kebijakan Menteri Hayako Ikeda (1960-1964) yang telah memberikan bantuan yang cukup besar terutama di ASEAN di bidang pembangunan infrastruktur. 30-80% target regional ODA diberikan untuk wilayah Asia. 

Pada tahun 2001, bantuan yang paling besar dari ODA Jepang didapatkan oleh negara-negara ASEAN. Besarnya bantuan dari Jepang, menjadikannya sebagai negara donor bilateral yang paling besar di dunia serta satu-satunya bantuan asing di dalam sejarah yang mampu menggantikan level tertinggi Amerika (Rachmawati, 2017). Bantuan ODA Jepang sangat penting untuk mengurangi kesenjangan ekonomi di negara-negara ASEAN. Dilihat dari target regional ODA Jepang, ASEAN dapat memanfaatkan hal tersebut dengan menjalin kerjasama yang baik dan kuat dengan Jepang untuk meminimalisir terjadinya kendala kerjasama terkait dengan ODA Jepang untuk ASEAN.

Beralih ke pertanyaan kedua, dalam survei yang dilakukan mengenai faktor politik yang mendorong Jepang bekerja sama dengan ASEAN, sebanyak 31 responden memilih jawaban sesuai dengan pengetahuan yang diketahui. 

Adapun 11 responden memilih ingin menciptakan pasar yang stabil bagi produk Jepang di ASEAN serta memastikan ketersediaan bahan baku Jepang, 8 responden memilih Jepang berusaha mencapai stabilitas politik dan pemerataan pembangunan di kawasan agar kepentingan ekonomi Jepang tetap terjaga, 9 responden memilih bahwa sebagai bentuk kepentingan Jepang untuk memimpin ekonomi di Asia Tenggara (dan Asia Timur) serta sebagai upaya mengimbangi perekonomian China, dan 3 responden memilih upaya Jepang untuk menghadapi resistensi beberapa negara di ASEAN yang menentang penetrasi ekonomi Jepang karena masih memandangnya sebagai negara penjajah. 

Adapun yang menjadi faktor pendorong politik Jepang dalam menjalin kerjasama dengan ASEAN adalah Jepang harus dapat meratakan kebutuhan guna mempertahankan stabilitas ekonomi agar dapat menstabilisasi pembangunan infrastruktur negeri. Hal ini dikemukakan oleh Nanto Sriyanto, Peneliti Pusat Penelitian Politik. Dengan begitu, kerjasama yang dilakukan oleh Jepang dengan ASEAN diharapkan dapat berlangsung lama, sehingga dapat membantu dalam mempertahankan tatanan ASEAN dalam internasional.

Masuk ke dalam pertanyaan ketiga dari survei yang dilakukan oleh kelompok peneliti mengenai keefektifan kerja sama antara ASEAN dan Jepang dalam mengurangi kesenjangan ekonomi, 27 dari 31 responden berpikir bahwa kerja sama ini sudah efektif, sedangkan 4 responden lainnya berpikir kerja sama ini belum efektif. 

Terkait keefektifannya sendiri, kelompok peneliti juga mengajukan pertanyaan terpisah terkait dampak yang paling signifikan dari kerja sama ASEAN dan Jepang ini, dimana 12 dari 30 responden mengungkapkan bahwa dampak yang paling signifikan adalah terbantunya negara-negara ASEAN dalam menstabilkan perekonomiannya. 

Selanjutnya, 8 dari 30 responden berpendapat bahwa dampak yang paling signifikan ini terjadi lebih spesifik, dimana negara-negara ASEAN menjadi lebih terbantu untuk berkembang dengan investasi yang diterima dari Jepang. Kemudian, 8 dari 30 responden lainnya berpendapat bahwa dampak yang paling signifikan dari kerja sama ini justru terjadi dalam peningkatan ekspor barang dan jasa dari negara-negara ASEAN ke Jepang. 

Secara spesifik, penulis ingin menambahkan beberapa pendapat terkait jawaban-jawaban ini. Penulis melihat bahwa untuk menjabarkan dampak dari kerja sama ASEAN dan Jepang secara jelas, maka diperlukan suatu contoh dari kerja sama ini sendiri. Untuk itu, penulis mengambil contoh ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) sebagai sebuah perjanjian kerja sama perdagangan, investasi, dan pergerakan manusia atau Movement of Natural Persons (MNP) antara ASEAN dan Jepang. 

Melalui AJCEP, negara-negara anggota ASEAN dan Jepang berusaha untuk meningkatkan integrasi ekonominya dengan melakukan liberalisasi dan fasilitasi bagi kegiatan investasi serta perdagangan barang dan jasa, membuka kawasan perdagangan bebas, dan juga memperkuat daya saing ASEAN dan Jepang di pasar global (Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, 2022). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun